Sejarah Kebudayaan Islam (Makalah)

BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Muhammad telah meninggalkan warisan rohani yang agung, yang telah menaungi dunia dan memberi arah kepada kebudayaan dunia selama dalam beberapa yang lalu. ia akan terus demikian sampai Tuhan menyempurnakan cahayaNya ke seluruh dunia.Warisan yang telah memberi pengaruh besar pada masa lampau itu. Dan akan demikian, bahkan lebih lagi pada masa yang akan datang,ialah karena ia telah membawa agama yang benar dan meletakkan dasar kebudayaan satu-satunya yang akan menjamin kebahagiaan dunia ini. Agama dan kebudayaan yang telah dibawa muhammad kepada umat manusia melalu wahyu Tuhan itu,sudah begitu berpadu sehingga tidak dapat lagi terpisahkan.

Kalau pun kebudayaan islam ini didasarkan kepada metode-metode ilmu pengetahuaan dan kemampuan rasio,hal ini sama seperti yang menjadi pegangan kebudayaan barat masa kita sekarang namun hubungan antara ketentuan-ketentuan agama dengan dasar kebudayaan itu erat sekali.Kebudayaan islam berbeda sekali dengan kebudayaan barat yang sekarang menguasai dunia.perbedaan kebudayaan ini,antara yang satu dengan yang lain sebenarnya prinsip sekali,yang sampai menyebabkan dasar keduanya itu satu sama lain saling bertolak belakang.

Sistem ekonomi dasar kebudayaan barat. Sebagai akibatnya,di Barat timbul pula aliran-aliran yang hendak membuat segala yang ada dimuka bumi ini tunduk kepada kehidupan dunia ekonomi. Begitu juga tidak sedikit orang yang ingin menempatkan sejarah umat manusia dari segi agamanya, seni, filsafat, cara berfikir dan pengetahuaannya dengan ukuran ekonomi.Pikiran ini tidak terbatas hanya pada sejarah dan penulisannya,bahkan beberarapa filsafat Barat telah pula membuat pola-pola atas dasar kemanfaatan materi ini semata-mata.Sungguh pun aliran-aliran demikian ini dalam pemikirannya sudah begitu tinggi dengan daya ciptanya yang besar sekali,namun perkembangan pikiran di Barat itu telah membatasinya pada batas-batas keuntungan materi.

Sebaliknya mengenai masalah rohani dalam pandangan kebudayaan Barat ini adalah masalah pribadi semata,orang tidak perlu memberikan perhatian bersama untuk itu.Oleh karenanya membiarkan masalah kepercayaan ini secara bebas di Barat merupakan suatu hal yang diagungkan.

Kisah kebudayaan Barat mencari kebahagiaan umat manusia,kebudayaan yang hendak menjadikan kehidupan ekonomi itu dengan tidak menganggap penting arti kepercayaan dalam kehidupan umum,dalam merambah jalan untuk umat manusia mencapai kebahagiaan seperti yang dicita-citakannya itu,menurut saya tidak akan mencapai tujuan. Bahkan tanggapan hidup yang demikian ini sudah sepatutnya bila akan menjerumuskan umat manusia ke dalam penderitaan berat seperti yang di alami pada abad-abad belakangan ini.

Sebaliknya paham sosialisme yang berpendapat bahwa perjuangan kelas yang harus disudahi dengan kekuasaan berada di tangan kaum buruh,merupakan salah satu keharusan alam.

B. RUMUSAN MASALAH
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan hal-hal sebagai berikut:
  1. Apa pengertian kebudayaan?
  2. Apa kebudayaan islam itu?
  3. Bagaimana perkembangan islam saat ini?

C. TUJUAN
Setelah mendiskusikan tema ini, kita dapat memperoleh beberapa tujuan sebagai berikut:
  1. Dapat mengetahui pengertian kebudayaan
  2. Dapat mengetahui sejarah terbentuknya kebudayaan islam
  3. Dapat membedakan kebudayaan lokal dengan kebudayaan islam
  4. Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari

D. MANFAAT
Manfaat dari penulisan makalah ini adalah:
  1. Dapat mengetahui pengertian kebudayaan kemudian memberitahukan informasi kepada orang lain.
  2. Dapat mengetahui sejarah terbentuknya kebudayaan islam pada masa kejayaan islam.
  3. Dapat membedakan kebudayaan lokal dengan kebudayaan islam.
  4. Dapat mengambil keputusan mengenai kebudayaan yang dapat kita laksanakan dalam kehidupan sehari-hari


BAB II PEMBAHASAN
A. KEBUDAYAAN ISLAM

Secara garis besar,defenisi kebudayaan islam dikelompokkan kedalam enam kelompok sesuai dengan tinjauan dan sudut pandang masing-masing membuat defenisi. Kelompok pertama menggunakan pendekatan deskriptif dengan menekankan pada sejumlah isi yang terkandung didalamnya seperti definisi yang dipakai oleh tailor bahwa kebudayaan itu adalah keseluruhan yang amat kompleks meliputi ilmu pengetahuaan, kepercayaan, seni, hukum, moral, adat istiadat dan berbagai kemampuan serta kebiasaan yang diterima manusia sebagai anggota masyarakat.

Kelompok kedua menggunakan pendekatan historis dengan menekankan pada warisan sosial dan tradisi kebudayaan seperti definisi yang dipakai oleh Park dan Burgess yang menyatakan bahwa kebudayaan suatu masyarakat adalah sejumlah totalitas dan organisasi dan warisan sosial yang diterima sebagai sesuatu yang bermakna yang dipengaruhi oleh watak dan sejarah hidup suatu bangsa. Dari berbagai tujuan dan sudut pandangan tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan sesuatu persoalan yang sangat luas.

Alquran memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia.Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Jadi secara umum kebudayaan islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa, dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid.islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang.

Kebudayaan ialah gabungan antara tenaga fikiran dengan tenaga fikiran dengan tenaga lahir manusia ataupun hasil daripada gabungan tenaga batin dan tenaga lahir manusia. Apa yang difikirkannya itu dilahirkan dalam bentuk sikap, maka hasil daripada gabungan inilah yang dikatakan kebudayaan. Jadi kalau begitu, seluruh kemajuan baik yang lahir ataupun yang batin walau dibidang apapun dianggap kebudayaan.Sebab hasil daripada daya pemikiran dan daya usaha tenaga lahir manusia akan tercetuslah soal-soal politik, pendidikan, ekonomi,seni, pembangunan dan kemajuan-kemajuan lainnya.

Agama islam adalah wahyu dari Allah SWT yang disampaikan kepada Rasulullah SAW yang mengandung peraturan-peraturan untuk jadi panduan hidup manusia agar selamat dunia dan akhirat.Agama islam bukanlah kebudayaan,sebab ia bukan hasil daripada tenaga fikiran dan tenaga lahir manusia.Tetapi islam mendorong berkebudayaan dalam berfikir, berekonomi, berpolitik, bergaul, bermasyarakat, berpendidikan, menyusun rumah tangga dan lain lain.jadi, sekali lagi dikatakan, agama islam itu bukan kebudayaan, tapi mendorong manusia berkebudayaan.

Seperti sudah kita lihat, keluhuran hidup Muhammad adalah hidup manusia yang sudah begitu tinggi sejauh yang pernah dicapai oleh umat manusia.Hidup yang penuh dengan teladan yang luhur dan indah bagi setiap insan yang sudah mendapat bimbingan hati nurani, yang hendak berusaha mencapai kodrat manusia yang lebih sempurna dengan jalan iman dan perbuatan yang baik.

Demikian juga sesudah masa kerasulannya, hidupnya penuh pengorbanan, untuk allah, untuk kebenaran, dan untuk itu pula allah telah mengutusnya. Suatu pengorbanan yang sudah berkali kali menghadapkan nyawanya kepada maut. Tetapi, bujukan masyarakatnya sendiri pun yang dalam gengsi dan keturunan ia sederajat dengan mereka yang baik dengan harta, kedudukan atau dengan godaan-godaan lain,mereka tidak dapat merintanginya.

Kehidupan insani yang begitu luhur dan cemerlan itu belum ada dalam kehidupan manusia lain yang pernah mencapainya, keluhuran yang sudah meliputi segala segi kehidupan apalagi yang kita lihat suatu kehidupan manusia yang sudah bersatu dengan kehidupan alam semesta sejak dunia ini berkembang sampai akhir zaman, berhubungan dengan pencipta alam dengan segala karunia dan pengamppunannya. Kalau tidak karena adanya kesunggguhan dan kejujuran Muhammad menyampaikan risalah Tuhan, niscaya kehidupan yang kita lihat ini lambat laun akan menghilangkan apa yang telah diajarkannya itu.

Pada masa awal perkembangan islam, sistem pendidikan dan pemikiran yang sistematis belu terselenggara karena ajaran islam tidak diturunkan sekaligus. Namun demikian isyarat al quran sudah cukup jelas meletakkan pondasi yang kokoh terhadap pengembangan ilmu dan pemikiran.

Dalam menggunakan teori yang dikembangkan oleh Harun nasution, dilihat dari segi perkembangannya, sejarah intelektual islam dapat dikelompokkan kedalam kedalam tiga masa yaitu masa klasik antara tahun 650-1250M. Masa pertengahan, tahun 1250-1800M.Dan masa modern yaitu sejak tahun 1800 sampai sekarang.

B. NILAI-NILAI ISLAM DALAM BUDAYA INDONESIA
Di zaman modern, semangat dan pemahaman sebahagian generasi muda ummat islam khususnya mahasiswa PTU dalam mempelajari dan mengamalkan ajaran islam. Mereka berpandangan bahwa islam yang benar adalah segala sesuatu yang ditampilkan oleh nabi Muhammad SAW, secara utuh termasuk nilai-nilai budaya arabnya. Kita tahu islam itu dari beliau, dan yang mengingkari kerasulannya adalah kafir. Nabi Muhammad SAW, adalah seorang rasul allah dan harus di ingat bahwa beliau adalah orang arab.Dalam kajian budaya sudah tentu apa yang ditampilkan dalam perilaku kehidupannya terdapat nilai-nilai budaya lokal. Sedangkan nilai-nilai islam itu bersifat universal.

Dalam perkembangan dakwah islam di indonesia, para penyiar agama mendakwakan ajaran islam melalui bahasa budaya, sebagaimana dilakukan oleh para wali di tanah jawa. Karena kehebatan para Wali Allah dalam mengemas ajaran islam dengan bahasa budaya setempat, sehingga masyarakat tidak sadar bahwa nilai-nilai islam telah masuk dan menjadi tradisi dalam kehidupan sehari-hari mereka.


BAB III PENUTUP
A. KESIMPULAN

Kata agama dan kebudayaan merupakan dua kata yang seringkali bertumpang tindih, sehingga mengaburkan pemahaman kita terhadap keduanya. Banyak pandangan yang menyatakan agama merupakan bagian dari kebudayaan, tetapi tak sedikit pula yang menyatakan kebudayaan merupakan hasil dari agama. Hal ini seringkali membingungkan ketika kita harus meletakkan agama (islam) dalam konteks kehidupan kita sehari-hari.

B. SARAN
Dengan pemahaman di atas, kita dapat memulai untuk meletakkan islam dalam kehidupan keseharian kita. Kita pun dapat membangun kebudayaan islam dengan landasan konsep yang berasal dari islam pula.


DAFTAR PUSTAKA

Tim Dosen Pendidikan Agama Islam, 2009, Pendidikan Agama Islam, Makassar: UNM.
Baca Lengkap....

Mengapa Wanita Meneteskan Air Mata?

wanita-menangis
Seorang anak laki-laki kecil bertanya kepada ibunya, "Mengapa Ibu menangis?"

"Karena aku seorang wanita", kata sang ibu kepadanya.

"Aku tidak mengerti", kata anak itu.

Ibunya hanya memeluknya dan berkata, "Dan kau tak akan pernah mengerti."

Kemudian anak laki-laki itu bertanya kepada ayahnya, "Mengapa Ibu suka
menangis tanpa alasan?"

"Semua wanita menangis tanpa alasan", hanya itu yang dapat dikatakan oleh ayahnya.

Anak laki-laki kecil itu pun lalu tumbuh menjadi seorang laki-laki dewasa, tetap ingin tahu mengapa wanita menangis. Akhirnya ia menghubungi Tuhan, dan ia bertanya, “Tuhan, mengapa wanita begitu mudah menangis?”

Tuhan berkata: “Ketika Aku menciptakan seorang wanita, ia diharuskan untuk menjadi
seorang yang istimewa. Aku membuat bahunya cukup kuat untuk menopang dunia; namun, harus cukup lembut untuk memberikan kenyamanan.”

“Aku memberikannya kekuatan dari dalam untuk mampu melahirkan anak dan menerima penolakan yang seringkali datang dari anak-anaknya.”

“Aku memberinya kekerasan untuk membuatnya tetap tegar ketika orang-orang lain menyerah, dan mengasuh keluarganya dengan penderitaan dan kelelahan tanpa mengeluh.”

"Aku memberinya kepekaan untuk mencintai anak-anaknya dalam setiap keadaan, bahkan ketika anaknya bersikap sangat menyakiti hatinya.”

“Aku memberinya kekuatan untuk mendukung suaminya dalam kegagalannya dan melengkapi dengan tulang rusuk suaminya untuk melindungi hatinya.”

“Aku memberinya kebijaksanaan untuk mengetahui bahwa seorang suami yang baik takkan pernah menyakiti isterinya, tetapi kadang menguji kekuatannya dan ketetapan hatinya untuk berada disisi suaminya tanpa ragu.”

“Dan akhirnya, Aku memberinya air mata untuk diteteskan. Ini adalah khusus miliknya untuk digunakan kapan pun ia butuhkan.”

“Kau tahu: kecantikan seorang wanita bukanlah dari pakaian yang dikenakannya, sosok
yang ia tampilkan, atau bagaimana ia menyisir rambutnya.”

“Kecantikan seorang wanita harus dilihat dari matanya, karena itulah pintu hatinya. tempat dimana cinta itu ada.”
Baca Lengkap....

Mengganti Tombol Star di Windows 7


Pada tutorial sebelumnya, saya sudah membahas tentang cara Mengganti Logon Screen dengan Foto Sendiri. Kali ini saya akan kembali berbagi pengetahuan dengan sobat blogger. Judul tutorialnya adalah cara Mengganti Tombol Star di Windows 7 dengan Windows 7 Start Button Changer.

Langkah-langkahnya cukup singkat:
  1. Yang pertama Anda lakukan sudah pasti adalah mendownload Windows 7 Start Button Changer. Sudah pasti itu!!!
  2. Silahkan Extrack terlebih dahulu, dan klik ganda Windows 7 Start Button Changer v 2.0.jaririndu.blogspot.com.exe. Tampilannya seperti gambar di bawah ini.


  3. Klik Select & Change Star Button (Lihat nomor 1 pada gambar).
  4. Pilih tombol star di dalam folder SAMPEL yang sudah saya tersedia. Di sana ada 10 macam pilihan.
  5. Close kalau sudah dan selesai. Untuk kembali ke defaultnya, Klik Restore Original Explorer Backup (Klik nomor 2).


Tutorial untuk mengganti Tombol Star dengan Foto Anda sendiri, akan saya posting selanjutnya.

Sekian dan semoga bermanfaat!!!
Baca Lengkap....

Langkah-Langkah Dasar dalam Menulis

Menulis merupakan suatu proses kreatif. Sebagai suatu proses kreatif, menulis harus mengalami suatu proses yang secara sadar dilalui dan secara sadar pula dilihat hubungan satu dengan yang lain, sehingga berakhir pada suatu tujuan yang jelas. Sebagai suatu proses, menulis terdiri atas berbagai tahap sebagai berikut.

a. Tahap Prapenulisan
Tahap ini merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis dan mencakup beberapa langkah kegiatan antaranya:
1) Pemilihan dan Penetapan Topik
Memilih dan menetapkan topik suatu langkah awal yang penting, sebab tidak ada tulisan tanpa ada sesuatu yang hendak ditulis. Masalah pertama yang dihadapi penulis untuk merumuskan tema sebuah karangan adalah topik atau pokok pembicaraan (Keraf, 1993: 126). Dalam memilih dan menempatkan topik ini diperlukan adanya keterampilan atau pengetahuan atau kesungguhan.

Topik tulisan adalah masalah atau gagasan yang hendak disampaikan di dalam tulisan. Masalah atau gagasan itu dapat diperoleh atau digali melalui empat sumber, yaitu : (1) pengalaman, (2) pengamatan, (3) imajinasi, dan (4) pendapat dan keyakinan (Semi, 1990:134).

Hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalaam memilih topik adalah: (a) topik itu ada manfaatnya dan layak dibahas, (b) topik itu cukup menarik utamanya bagi penulis, (c) topik itu dikenal baik, (d) bahan yang diperlukan dapat diperoleh dan cukup memadai, (e) topik itu tidak terlalu luas dan tidak terlalu sempit (Akhadiah, 1998:86).

Setiap penulis harus betul-betul yakin bahwa topik yang dipilihnya harus cukup sempit dan terbatas, atau sangat khusus untuk digarap. Dengan pembatasan itu, penulis akan lebih mudah memilih hal-hal yang akan dikembangkan (Keraf, 1993:129).

2) Menentukan Tujuan Penulisan dan Bentuk Karangan
Tujuan penulisan diartikan sebagai pola yang mengendalikan tulisan secara menyeluruh (Akhadiah, 1998:89). Dengan menentukan tujuan penulisan, diketahui apa yang ingin dilakukan pada tahap penulisan, bahkan apa yang diperlukan, luas lingkup bahasan, pengorganisasian, dan mungkin juga sudut pandang yang digunakan. Secara eksplisit, tujuan penulisan dapat dinyatakan cara tesis atau dengan menyatakan maksud.

3) Bahan Penulisan
Bahan penulisan ialah semua informasi atau data yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan. Bahan tersebut mungkin berupa rincian, sejarah kasus, contoh, penjelasan, definisi, fakta, hubungan sebab-akibat, hasil pengujian hipotesis, angka-angka, diagram, gambar, dan sebagainya (Akhadiah, 1998:90).

Bahan-bahan dapat diperoleh dari berbagai sumber, dua sumber utama ialah pengalaman dan inferensi dari pengalaman. Pengalaman ialah keseluruhan pengetahuan yang diperoleh melalui pancaindra, inferensi ialah kesimpulan atau nilai-nilai yang ditarik dari pengalaman. Inferensi itu kemudian menjadi bagian dari pengalaman dan mungkin juga dijadikan sumber inferensi baru.Bahan yang diperoleh dari pengalaman didapatkan melalui pengalaman langsung atau melalui bacaan

4) Menyusun Kerangka Karangan
Sebuah karangan mengandung rencana kerja, memuat ketentuan pokok bagaimana suatu topik harus diperinci dan dikembangkan. Karangan menjamin suatu penyusunan yang logis dan teratur, serta memungkinkan seorang penulis membedakan gagasan utama dari gagasan tambahan.

Kerangka karangan dapat berbentuk catatan sederhana, tetapi dapat juga berbentuk mendetail dan digarap dengan sangat cermat. Secara singkat Keraf (1993:132) mendefinisikan kerangka karangan sebagai suatu rencana kerja yang memuat garis-garis besar dari suatu karangan yang akan digarap.

b. Tahap Penulisan
Pada tahap ini dibahas setiap butir yang ada di dalam karangan yang disusun. Ini berarti digunakan bahan-bahan yang sudah diklasifikasikan menurut keperluan sendiri. Kadang pada tahap ini, disadari bahwa masih diperlukan bahan lain.
1) Isi Karangan
Bagian isi karangan merupakan inti dari karangan itu sendiri. Keraf (1993:134) membagi isi karangan yakni pendahuluan, tubuh karangan, dan kesimpulan.

2) Kosakta atau Pilihan Kata
Achmadi (1990:34) mendefinisikan pilihan kata adalah seleksi kata-kata untuk mengespresikan ide atau gagasan atau perasaan. Dengan memilih kata persyaratan pokok yang harus diperlukan yaitu ketepatan dan kesesuaian.

Persyaratan ketepatan menyangkut makna, aspek logika kata-kata; kata-kata yang dipilih harus secara tepat mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan. Persyaratan kesesuaian menyangkut kecocokan antara kata-kata yang dipakai dengan kesempatan/situasi dan keadaan pembaca. Jadi, menyangkut aspek sosial kata-kata.

3) Kalimat Efektif
Kalimat yang mengandung gagasan haruslah yang memenuhi syarat gramatikal. Memerlukan persyaratan efektiviats artinya, kalimat itu harus memenuhi sasaran, mampu menimbulkan pengaruh, meninggalkan pesan, atau menerbitkan selera pembaca.

4) Paragraf
Akhadiah (1998:33) memberikan batasan paragraf tersusun dari beberapa buah kalimat, yang berhubungan satu dengan yang lain sehingga merupakan kesatuan utuh untuk menyampaikan suatu maksud.

Paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan ke dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama, atau kalimat topik, kalimat penjelas, sampai pada kalimat penutup. Himpunan kalimat ini saling bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah karangan.

c. Tahap Revisi
Tahap ini merupakan tahap yang paling akhir dalam penulisan. Jika bahan seluruh tulisan sudah selesai, tulisan tersebut perlu dibaca kemabali. Hasil bacaan perlu diperbaiki, dikurangi, atau mungkin juga diperluas.

Pada tahap ini, biasanya yang diteliti secara menyeluruh mengenai logika, sistematika, ejaan, tanda baca, pilihan kata, kalimat, paragraf, pengetikan, daftar pustaka, dan sebagainya.
Baca Lengkap....

Tujuan dan Kegunaan Menulis

Tujuan dan Kegunaan Menulis

Mengetahui tujuan menulis sangat penting, karena menulis merupakan pekerjaan yang memerlukan waktu dan pemikiran dan bukan suatu permainan atau rekreasi. Sebagai suatu pekerjaan, harus dilakukan dengan dorongan yang kuat.

Dorongan yang kuat muncul karena adanya tujuan yang jelas. Keraf (1993: 34) mengemukakan bahwa tujuan menulis adalah untuk mengungkapkan fakta-fakta, perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca.

Secara umum Semi (1990:19) membagi tujuan menulis sebagai berikut:
  1. Memberikan arahan, yakni memberikan petunjuk kepada orang lain dalam mengerjakan sesuatu, misalnya petunjuk cara menggunakan mesin, merangkai bunga, dan sebagainya.
  2. Menjelaskan sesuatu, yakni memberikan uraian atau penjelasan tentang suatu hal yang harus diketahui orang lain, misalnya menjelaskan mengenai manfaat lari bagi kesehatan jantung.
  3. Menceritakan kejadian, yakni memberikan informasi tentang sesuatu yang berlangsung di suatu tempat pada suatu waktu, misalnya menceritakan tentang perjuangan Sultan Hasanuddin.
  4. Meringkaskan, yakni membuat rangkuman suatu tulisan sehingga menjadi lebih singkat, misalnya dari 150 halaman menjadi 10 halaman, maupun ide pokoknya tidak hilang.
  5. Meyakinkan, yakni tulisan berusaha meyakinkan orang lain agar setuju atau sependapat dengannya. Barangkali tujuan menulis yang paling umum digunakan adalah tujuan meyakinkan ini.
Menulis adalah alat yang sangat ampuh dalam belajart yang dengan sendirinya memainkan peranan yang sangat penting dalam dunia pendidikan.

Dilihat dari sudut pandang tersebut, Fachruddin (1994:3) mengemukakan kegunaan menulis secara rinci sebagai berikut.
  1. Menulis monolog menemukan kembali apa yang pernah diketahui. Menulis mengenai suatu topik merangsang pemikiran pembaca mengenai topik tersebut dan membantu kita membangkitkan pengetahuan dan pengalaman yang tersimpan dalam bawah sadar.
  2. Menulis menghasilkan ide-ide baru. Tindakan menulis merangsang pikiran untuk mencari pertalian, dan menarik persamaan (analogi) yang tidak akan pernah terjadi seandainya tidak dimulai menulis.
  3. Menulis membantu mengorganisasikan pikiran dan menempatkannya dalam suatu bentuk yang berdiri sendiri, hanya karena menulis.
  4. Menulis menjadikan pikiran sesorang siap untuk dilihat dan dievaluasi; dapat dibuat jarak dengan ide sendiri dan dilihatnya lebih objektif pada waktu ditulis.
  5. Menulis membatu diserap dan dikuasai informasi baru, akan dipahami banyak lebih baik dengan disampaikan lebih lama jika ditulis hal itu.
  6. Menulis membantu menyelesaikan masalah dengan memperjelas unsur-unsurnya dan menempatkannya dalam suatu konteks visual sehingga dapat diuji.
  7. Menulis tentang suatu topik menjadikan seorang pelajar aktif.
Baca Lengkap....

Bentuk-Bentuk Menulis

Secara umum tulisan dapat dikembangkan dalam empat bentuk atau jenis. Keempat bentuk tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.

a. Narasi
Narasi merupakan bentuk percakapan atau tulisan yang bertujuan menyampaikan atau menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu (Semi, 1990:128).

Narasi memerlukan atau berdasarkan konflik. Suatu konflik antara gagasan dengan kenyataan atau keadaan yang ada dalam lingkungan kehidupan saat peristiwa itu terjadi. Peristiwa tersebut, mungkin pernah terjadi, tetapi sudah dibumbui atau ditambah-tambah (fiktif), dan mungkin pula hasil khayalan (imajinasi) penulis saja.

b. Ekposisi
Ekposisi adalah tulisan yang bertujuan menjelaskan aatau memberikan informasi tentang sesuatu. Sebagai sebuah tulisan yang bermaksud memberikan penjelasan informasi, maka eksposisi dapat menggunakan susunan atau organisasi ide dalam bentuk susunan kronologis, ruang atau logis. Jadi, jenis tulisan ini mengutamakan fakta apa adanya. Tulisan seperti ini menitikberatkan pada apa, siapa, di mana, dan kapan suatu keadaan atau peristiwa yang dilukiskan. Sebagai ekposisi yang baik yang bertujuan memberikan tambahan pengertian dan pengetahuan mestilah memiliki syarat akurat, jelas, dan singkat.

c. Deskripsi
Deskripsi adalah tulisan yang tujuannya memberikan perincian tentang objek sehingga dapat memberi pengaruh pada sensitivitas dan imajinasi pembaca atau pendengar bagaikan ikit melihat, mendengar, merasakan, atau mengalami langsung objek tersebut (Fachruddin 1994:98). Medan (1998:153) menambahkan bahwa fakta-fakta yang ada bukan sebagai pendukung uraian tapi berupa urain itu sendiri. Bahasanya berupa bahasa laporan, tidak dimasuki unsure subjektif dan gayanya pun bersifat informatif.

Untuk menghasilkan tulisan deskriptif yang baik, penilis harus memahami secara rinci yang berkenaan dengan objek tulisan, sehingga dapat disajikan dengan hasilnya bagai potret kenyataannya yang sebenarnya. Nafian (1997:81) menambahkan bahwa membuat karangan deskripsi membutuhkan keterlibatan emosi (perasaan) pengarangnya. Biasanya tulisan deskripsi ini menyangkut penyampaian informasi tentang suatu keadaan, suatu benda (seperti alam, binatang, tumbuhan), atau tentang manusia. Dengan demikian, karya deskriptif ini bersifat memaparkan suatu benda, alam, atau manusia sebagaimana adanya. Dan bila unsure-unsurnya banyak berkecenderungan untuk disampaikan secara rinci pula.

d. Argumentasi
Argumentasi adalah tulisan yang bertujuan meyakinkan atau membujuk pembaca tentang kebenaran pendapat atau pernyataan penulis. Meyakinkan orang lain adalah dengan jalan memberi pembuktian, alas an, serta ulasan secara objektif dan meyakinkan. Penulis dalam hal ini dapat mengatakan atau mengajukan argumentasi dengan (1) contoh-contoh, (2) alanogi, dan (3) sebab-akibat, atau dengan pola deduktif induktif.

Menurut Nafiah (1997:101) karangan argumentasi atau persuasi ini yang paling sukar bila dibandingkan dengan jenis karangan lain, sebab pengarang mengemukakan argumentasi (alas an), bukti, atau contoh yang dapat meyakinkan sehingga pembaca terpengaruh dan membenarkan gagasan, pendapat, sikap, dan keyakinannya. Lebih dari itu, pembaca akan bertindak sesuai dengan apa yang dimaksud oleh pengarang.
Baca Lengkap....

Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bahasa merupakan komponen terpenting dalam kelanjutan hidup manusia. Manusia tidak akan melanjutkan hidup ini dengan baik dan teratur tanpa ada bahasa. Bisa dikatakan bahwa bahasa sebagai bagian dari kebutuhan primer, sebagai pengatur, bahkan bahasa sebagai senjata yang paling ampuh untuk membentengi diri dari sesuatu.

Segala aktifitas yang akan kita lakukan diatas muka bumi ini harus diawali dengan bahasa. Diera globalisasi saat ini seiring dengan lajunya perkembangan teknologi dan infomasi sangat mempengaruhi penggunaan bahasa sebagai media berkomunikasi, ada dua sisi yang mempengaruhi sistem komunikasi dibalik kecanggihan teknologi informasi yang juga bagian dari media komunikasi yang pertama adalah pengaruh positif dimana media teknologi informasi sangat memperlancar hubungan komunikasi antar sesama. Disisi yang lain majunya perkembangan teknologi informasi dalam tanda kutip sangat mencendrai kaida atau tata cara bahasa terutama bahasa kita yang tercinta ini Bahasa Indonesia.

B. Rumusan Masalah
Malasah yang nantinya akan dibahas dalam makalah ini adalah berkaitan dengan fungsi bahasa sebagaimana secara umum kita ketahui bahwa fungsi bahasa dibagi menjadi 4 bagian, yaitu: bahasa sebagai alat ekspresi diri, bahasa sebagai alat komunikasi, bahasa sebagai alat kontrol sosial, bahasa sebagai alat adaptasi dan integrasi diri. Kami akan membahas salah satu dari keempat fungsi bahasa yaitu bahasa sebagai alat komunikasi.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Bahasa Sebagai Alat Komunikasi

Sebelum kita melangkah lebih jauh, apa itu bahasa sebagai alat kounikasi? Bahasa adalah pikiran, perasaan, diwujudkan melalui ucapan yang diucapkan alat ucap manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia selalu hidup berkelompok dan membentuk lingkungan pergaulan yang tentunya mereka tinggal di dalamnya, bekerja dan mencari kebutuhan hidup. Dari sinilah bahasa itu berfungsi sebagai alat komunikasi.

Ada hal terpenting yang harus kita ketahui tentang bahasa, yaitu mengenai dengan variasi bahasa. Ada empat variasi bahasa yang perlu diketahui, yaitu:
  • Variasi bahasa yang pertama kita lihat berdasarkan penuturnya adalah variasi bahasa yang disebut idiolek yaitu variasi bahasa yang bersifat perseorangan membuat konsep idiolek, setiap orang mempunyai variasi bahasanya atau idioleknya masing-masing. Variasi ini berkenaan dengan warna suara, pilihan kata gaya bahasa, dan suasana kalimat. Tetapi yang paling dominan adalah mengenai dengan warnai suara, sehingga jika cukup akrab dengan seseorang hanya dengan mendengarkan cuaranya tanpa harus melihat orangnya.
  • Variasi kedua berdasarkan penuturnya adalah disebut dialek yaitu variasi bahasa dari kelompok penutur yang jumlahnya relatif berada pada suatu tempat atau wilayah tertentu, karena dialek ini berdasarkan atau tempat tinggal penuturnya maka dialek ini lazim disebut dialek daerah regional atau dialek geografis. Para penutur dalam suatu dialek. Meskipun mereka mempunyai idioleknya masing-masing namun memiliki kesamaan diri yang menandai bahwa mereka berada pada suatu dialek yang berada dengan kelompok yang berada.
  • Variasi bahasa yang ketiga berdasarkan penuturnya disebut kronoleg atau dialek yakni variasi yang digunakan oleh kelompok sosial pada masa tertentu bentuk variasi bahasa yang digunakan sangat berbeda, baik dari segi lafal, ejaan morfologi, maupun sintaksis dan yang paling nampak adalah biasanya dari segi leksikon.
  • Variasi bahasa yang keempat, berdasarkan penuturnya disebut sosiolek atau dialek sosial, yaitu variasi bahasa yang berkenaan dengan status, golongan, dan kelas sosial para penuturnya. Dalam sosio linguistik biasanya variasi inilah yang banyak dibicarakan karena variasi ini menyangkut semua masalah pribadi pada penuturnya seperti usia, pendidikan, pekerjaan tingkat kebangsawan, tingkat sosial ekonomi.

B. Hakikat Komunikasi
Salah satu fungfi bahasa seperti yang telah kita bicarakan sebelumnya adalah sebagai alat komunikasi. Tentunya timnul pertanyaan apakah sebenarnya fungsi itu? Dalam webster S New Collegiate Dictionary (1981:228), dikatakan bahwa komunikasi adalah proses pertukaran informasi antara individual melalui simbol, tanda atau tingkah laku yang umum. Kalau disimak batasan di atas, maka kita dapatkan tiga komponen yang harus ada dalam proses komunikasi, yaitu:
  • Pihak yang berkomunikasi, yakni pengirim dan penerima informasi yang dikomunikasikan yang lain disebut partisipan.
  • Informasi yang dikomunikasikan.
  • Alat yang digunakan dalamkomunikasi itu pihak yang terlibat dalam suatu proses komunikasi tentunya ada dua orang atau lebih yaitu pertama yang mengirim (sender) informasi, kedua adalah (receiver) informasi. Informasi yang disampaikan tentunya berupa suatu ide, gagasan, keterangan ataupun pesan. Sedangkan alat yang digunakan dapat berupa simbol atau lambang seperti bahasa, berupa tanda-tanda seperti rambu-rambu lalulintas, gambar atau petunjuk dan dapat juga berupa gerak-gerik anggota badan (kinestik).

Komunikasi adalah bagian dari dimensi sosial yang khusus membahas pola interaksi antar manusia dengan menggunakan ide atau gagasan lewat lambang atau bunyi ujaran. Hakikat sistem komunikasi menurut analogi dari person adalah suatu pola hubungan yang saling melengkapi antara sistem dalam sistem komunikasi. Sistem komunikasi juga tidak akan berjalan dengan baik manakala tidak menggunakan media tertentu. Sebagai alat komunikasi bahasa merupakan saluran perumusan maksud kita, melahirkan perasaan kita, dan memungkinkan kita dapat bekerja sama antar sesamaanggota masyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat, tentunya kita tidak bisa lepas dari komunikasi antara satu dengan yang lainnya. Rukun atau tidaknya, baik atau buruknya sebuah kehidupan bertetangga sangat ditentukan oleh sistem komunikasi yang bangun. Sering terjadi disekelilingi kita perang mulut (perkelahian), acuh tak acuh antar sesama. Hal ini terwujud disebabkan karena komunikasi yang tidak baik, bahasa-bahasa hasutan dan sebagainya.

Islam sebagai agama yang cinta perdamaian, tidak menginginkan hal ini terjadi, islam menganjurkan kepada sesama pemeluknya untuk selalu menjaga hubungan baik, menyambung terus tali persaudaraan dan seilaturahmi dengan cara membangun sistem komunikasi yang baik. Komunikasi yang baik dapat terwujud apabila bahasa yang digunakan adalah bahasa yang baik, benar, bisa dimengerti, dan tidak menyakiti perasaan orang lain.


BAB III
PENUITUP

A. Kesimpulan

Sekelumit penjelasan dari makalah kami ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, yaitu:
  • Komunikasi bisa berlangsung apabila terdapat unsur atau komponen yang mendukung berlangsungnya proses komunikasi yaitu pihak yang bekomunikasi, informasi atau pesan yang dikomunikasikan, dan alat yang dihunakan untuk dikomunikasikan.
  • Komunikasi bisa berlangsung dengan baik tergantung media yang digunakan terutama bahasa adalah media yang baik dapat dimengerti dan tidak menyinggung orang lain.

B. Saran
Kami menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaannya disebabkan karena keterbatasan poengetahuan kami, untuk itu saran, masukan dan kritik yang membangun sangat kami harapkan untuk dijadikan pedoman dalam rangka perbaikan dan kesempurnaan makalah ini dan mungkin untuk pembuatan tugas sejenis dimasa yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA
Chaer Abdul dan Agustina Leonie. 2004. Sosio Linguistik Perkenalan Awal. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Nurudin. 2004. Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Baca Lengkap....

Mengganti Logon Screen dengan Foto Sendiri

Tutorial kali ini saya ingin berbagi ilmu tentang cara mengganti Logon Screen pada Windows 7. Untuk menggantinya, kita hanya memerlukan software kecil dan tidak perlu diinstal. Namanya Tweaks Logon yang berukuran hanya 190Kb.

Silahkan download langsung dan ubah background Welcome dengan foto Anda sendiri atau gambar yang Anda sukai.

Caranya begini:
  1. Silahkan download dulu softwarenya!
  2. Filenya berbentuk RAR, jadi Extrack dulu. Klik ganda Tweaks_Logon_jaririndu.blogspot.com.exe. Tampilan defaultnya kan seperti ini:


  3. Klik Change Logon Screen (Nomor 1), lalu pilih gambar/foto Anda yang ingin dipasang sebagai Logon Screen.
  4. Setelah itu klik OK dan OK.
  5. Selesai.

Untuk melihat langsung hasilnya, klik Test (Nomor 2). Kalau ingin mengembalikan ke Defaultnya, klik saja Revert Default Logon Screen (Nomor 3).

KLIK GAMBAR UNTUK DOWNLOAD TWEAKS LOGON

Mengganti Logon Screen dengan Foto Sendiri2


Untuk mengganti Boot Screen pada Windows XP dengan Gambar Sendiri sudah saya posting sebelumnya di blog saya yang dulu. Klik di sini untuk melihatnya!

Semoga bermanfaat!!!
Baca Lengkap....