Membuktikan Keberadaan Tuhan

Keberadaan Tuhan bisa di buktikan lewat empat macam dalil:
1. Dalil Fitri
2. Dalil Akli
3. Dalil Nakli
4. Dalil Shiddiqin (argumen orang bijak)

Dalil fitri
Setiap manusia merasakan akan kehadiran Tuhan Yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dsb dalam lubuk hatinya, hanya saja perasaan itu memiliki degradasi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada diantara mereka yang merasakan kehadiran Tuhan hanya sewaktu-waktu. Secara ringkas, perasaan kehadiran Tuhan dalam setiap diri manusia berbeda-beda.

Bukti keberadaan Tuhan lewat jalur fitri ini bisa kita pahami dari beberapa hal antara lain:

 Adanya Perasaan Ingin Tahu Dalam Diri Manusia.
Setiap manusia memiliki kecendrunganuntuk mengenal dan mengetahui hakikat sesuatu. Ia tidak puas melihat fenomena-fenomena dan kenyataan-kenyataan yang ada dialam ini dengan begitu saja akan tetapi ia berusaha terus untuk mengenali tentang realitas tersebut. Perasaan ini tidak hanya terbatas dimiliki orang-orang dewasa saja akan tetapi dimiliki oleh setiap lapisan manusia hanya saja volumenya yang berbeda.

Hakikat sesuatu yang ingin dia ketahui sebenarnya adalah Tuhan karena Tuhan adalah hakikat itu sendiri dan sumber dari segala pengetahuan.

 Perasaan Lemah.
Manusia bila dilihat dari sisi asal penciptaan ia terdiri dari berbagai unsur dan unsur-unsur itu satu sama lainnya saling membutuhkan, adanya saling membutuhkan ini menunjukkan adanya kelemahan, dan kelemahaan ini menunjukkan adanya keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu disadari atau tidak sering kali perasaan ini muncul dalam bentuk yang berbeda-beda misalnya ingin dilindungi, dikasihi, dipuja, dll. Yang pada intinya semua itu menunjukkan bahwa manusia itu lemah dan disana ada dzat yang Maha Perkasa dan Maha Sempurna sehingga ia bisa berlindung dan memohon perlindungan pertolongan kepada-Nya. Hal ini telah dilukiskan oleh Imam Ja’far As-shadiq a.s tatkala beliau ditanya tentang Tuhan:

“Imam bertanya padanya pernakah anda berlayar kelautan (sepertinya telah mengetahui bahwa cerita ini telah dialami oleh penanya) ia menjawab benar. Imam bertanya lagi pernahkah perahu anda tertimpa musibah ditengah lautan? Ia menjawab benar telah terjadi musibah itu dalam perjalananku. Imam bertanya: pernahkah anda sampai suatu batas dimana harapan anda telah putus dan anda melihat diri anda dalam jurang kematian? Ia menjawab : benar telah terjadi hal ini padaku. Imam bertanya : masihkah anda memiliki harapan untuk selamat? Ia menjawab : benar. Imam bertanya bukankah anda disana anda tidak mendapatkan sarana untuk bisa menyelamatkan diri anda, maka kepada siapa bergantung? Saat itu penanya mengetahui dan teringat keadaan yang pernah dialaminya seolah-olah ia melihat seseorang dimana hatinya telah bergantung kepadanya.

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an juga telah disinyialir:
Dan apabila manusia ditimpa mara bahaya ia menyeru Tuhannya” (QS.Yunus:12).
Dalam beberapa tafsir juga disebutkan bahwaorang-orang meyembah berhala tatkala mereka berlayar dengan menaiki perahu, patung-patung, berhala dan sesembahan mereka, mereka bawa bersama mereka akan tetapi anehnya tatkala mereka mendapati badai topan yang menempa perahu mereka, berhala-berhala yang mereka bawa tersebut mereka lemparkan kedalam lautan dan seraya berteriak “Ya Rob Wahai Tuhanku”

 Cinta Keindahan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia dalam lubuk hatinya memiliki kecendrungan untuk mencintai keindahan sebagai contoh kita bisa melihat kenyataan ini bahwa manusia pada umumnya lebih suka melihat tanaman-tanaman subur dan penuh kehijuaan dari pada tanah yang gersang dan kering serta tandus. Hal ini bila kita lihat dari kaca mata Tauhid dengan adanya kecendrungan manusi itu pada hakikatnya ia telah mengenal Tuhannya sebab tidak ada keindahan yang lebih indah selain daripada Tuhan. Dalam hadist nabi disebutkan bahwa:
Sesungguhnya Allah SWT Maha Indah dan ia mencintai keindahan”.

 Cinta Keadilan.
Pada perinsipnya bahwa setiap manusia besar maupun kecil tua maupun muda ingin diperlakukan oleh yang lainnya dengan adil dan bijaksana karena itu seorang anak kecil saja bila ia diperlakukan oleh orang tuanya dengan adil dan bijaksana maka ia akan memprotesnya, hal ini disebabkankarena fitrah dan hati kecilnya menolak untuk diperlakukan seperti itu telah mengenal Tuhan sebagai dzat yang Maha adil dan Bijaksana hanya saja volumenya yang berbeda-beda.
Baca Lengkap....

Pengertian Tarekat

Tarekat berasal dari kata 'thariqah' yang artinya 'jalan'. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah S.w.t. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.

Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat.
  1. Tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
  2. Tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.

Hubungan antara tarekat dengan wirid/zikir
Salah satu amalan tarekat adalah wirid/zikir yang dibaca secara teratur dengan disiplin tertentu. Wirid ini diberikan/didiktekan oleh Rasulullah kepada pendiri tarekat tersebut melalui yaqazah (pertemuan secara sadar/jaga). Fungsi wirid ini adalah sebagai penguat amalan batin pada para pengamal tarekat tersebut.

Macam-macam tarekat yang pernah ada.
• Tarekat Alawiyyah
• Tarekat Naqsyabandiah
• Tarekat Qodiriyah
• Tarekat Rifa'iyah
• Tarekat Samaniyah
• Tarekat Syattariyah
• Tarekat Tijaniyah
• Tarekat Shiddiqiyyah
• Tarekat Aurad Muhammadiyah
Baca Lengkap....

Definisi Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.

Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.

2. Peran Bahan Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya pewujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa) yang akan diproses/dibentuk kompetensinya, instrumental input (terdiri dari tujuan, materi berupa bahan ajar, media dan perangkat evaluasi) yang berfungsi sebagai perangkat yang akan memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan (environmental input), seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi.

Bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan demikian menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, hal tersebut karena bahan ajar merupakan materi yang akan disampaikan/disajikan. Tanpa bahan ajar mustahil pembelajaran akan terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan akan menentukan tercapai tidaknya tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, bahan ajar merupakan inti dari kurikulum yang berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Secara lebih rinci, peran bahan ajar bagi guru, siswa dan pihak terkait:

a. Peran bahan pembelajaran bagi guru
1) Wawasan bagi guru untuk pemahaman substansi secara komprehensif
2) Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
3) Mempermudah guru dalam mengorganisasikan pembelajaran di kelas
4) Mempermudah guru dalam penentuan metoda pembelajaran yang tepat serta sesuai kebutuhan siswa
5) Merupakan media pembelajaran
6) Mempermudah guru dalam merencanakan penilaian pembelajaran.

b. Peran bahan pembelajaran bagi siswa
1) Sebagai pegangan siswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi yang dicanangkan.
2) Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang disampaikan oleh guru di kelas.
3) Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan materi yang harus dikuasai.
4) Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi tertentu.
5) Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara mandiri.

c. Peran pembelajaran bagi pihak terkait
1) Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang dibutuhkan guru dan murid di sekolah.
2) Dapat meberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya.
3) Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa.
4) Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran.

3. Karakteristik Bahan Ajar
Suatu bahan pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang melekat pada bahan ajar yang disajikan (disusun) merupakan ciri khas yang membedakan antara bahan pembelajaran yang baik dengan bahan pembelajaran yang tidak baik.

Bahan pembelajaran yang baik memenuhi syarat substansial dan penyajian sebagai berikut:
a. Secara substansial bahan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Sesuai dengan visi dan misi sekolah
Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menunjukkan arah bagi pencapaian tujuan. Sedangkan misi merupakan gambaran tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini sekolah/madrasah. Visi dan misi sekolah dalam pencapaiannya diwujudkan melalui proses pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran dibanguna diantaranya karena adanya bahan pembelajaran. Oleh karena itu bahan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan visi, misi, karena bahan pembelajaran itu sendiri merupakan sarana materi yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah.

2) Sesuai dengan kurikulum
Kurikulum yang dimaksud adalah seperangkat program yang harus ditempuh siswa dalam penyelesaian pendidikannya. Paling tidak, secara sempit kurikulum meliputi aspek tujuan/kompetensi, indikator hasil materi, metoda dan penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar, dalam hal ini merupakan pengembangan materi pembelajaran hendaknya senantiasa sesuai dengan tujuan/kompetensi, materi dan indikator keberhasilan.

3) Menganut azas ilmiah
Ilmiah yang dimaksud adalah bahan ajar tersebt disusun dan disajikan secara sistematis (terurai dengan baik) metodologis (sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan).

4) Sesuai dengan kebutuhan siswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna dan dikuasai siswa. Dengan demikian bahan ajar disusun semata-mata untuk kepentingan siswa. Oleh karena itu, maka bahan ajar yang disusun hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat, latar sosial budaya dimana siswa itu berada.

b. Memenuhi kriteria penyajian, yang meliputi:
1) Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
Bahan pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki derajat keterbacaan yang tinggi, dalam arti bahasa yang disajikan menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar, photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan yang tinggi.

2) Penyajian format dan fisik bahan pembelajaran yang menarik
Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan dengan tata letak (layout), penggunaan model dan ukuran huruf, warna, gambar komposisi, kualitas dan ukuran kertas, penjilidan, dsb. Format dan fisik bahan ajar sebenarnya merupakan tanggung jawab penerbit (bila bahan ajar tersebut diterbitkan), tetapi sebaiknya penulis memiliki gagasan bagaimana format dan fisik bahan ajar yang diinginkan.
Baca Lengkap....

Definisi Diktat

1. Pengetian Diktat

Pengertian diktat menurut Kamus besar Indonesia Purwadarminta adalah pegangan yang dibuat guru berupa kutipan bentuk tulisan atau ketikan. Menurut Djuroto adalah buku pelajaran yang termasuk kelompok karangan ilmiah, yang dibuat bukan berdasar hasil penelitian, tetapi materi pelajaran dari suatu ilmu.

Diktat biasanya dibuat oleh dosen, guru atau widyaiswara untuk mata diklat tertentu. Bisa jadi dosen atau guru membuat buku pelajaran atau diktat yang diajarkan. Dalam bagian lain diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu diktat yang disusun secara sistematis dari yang mencakup tujuan dan uraian materi.

2. Prinsip-prinsip membuat diktat
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun diktat antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan. Prinsip relevansi antinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Prinsip konsistensi artinya keajekan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat menguasai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar, sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu dipelajarinya.

3. Ketentuan membuat diktat

Sampai saat ini belum ada aturan baku tentang pembuatan diktat yang khusus, namun mengingat diktat merupakan bagian kecil dari buku paket maka ketentuan pembuatan diktat hampir sama dengan pembuatan buku paket antara lain:
a. Persyaratan yang berkaitan dengan materi
  • Relevan dengan tujuan
  • Sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
  • Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
  • Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Sesuai dengan jenjang dan sasaran
  • Isi dan bahan mengacu pada kompetensi

b. Persyaratan dengan penyajian
  • Uraian teratur
  • Saling memperkuat dengan bahan lain
  • Menarik minat dan perhatian
  • Menantang dan merangsang peserta untuk mempelajarinya
  • Mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor
  • Hindari penyajian yang bertele-tele

c. Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
  • Menggunakan bahasa yang benar dan baik
  • Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta
  • Menggunakan istilah, kosakata, simbol yang mempermudah pemahaman
  • Menggunakan kata-kata terjemahan yang dibakukan.

d. Persyaratan yang berkaitan dengan ilustrasi
  • Relevan dengan bahan ajar yang dibuat
  • Tidak menggunakan kesinambungan antar kalimat, antar bagian dan antar paragraf
  • Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
  • Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

4. Bagian-bagian dari diktat

Diktat sama seperti buku yang terdiri dari tiga bagian yang mencakup:
a. Bagian awal yang berisi
Halaman cover berisi tentang ( judul, pengarang, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama departemen (biasanya digunakan untuk kalangan sendiri). Daftar isi yang memuat judul bab, sub bab, dan nomor halaman. Daftar lain seperti daftar gambar, daftar table, daftar lampiran

b. Bagian isi
Bagian ini berisi pokok-pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian penjelasan, proses operasioanal atau langkah-langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uraian dilengkapi dengan tabel, bagan, gambar dan ilustrasi lain.

c. Bagian akhir
Pada bagian akhir diktat berisikan: lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut, glosarium jika ada, kata/istilah yang menghubungkan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca. Kepustakaan, ada beberapa cara menuliskan kepustakaan, namun demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan
  • Tidak ketinggalan ninimal 5 tahun
  • Disusun denga urutan abjad

5. Sistematikan penulisan diktat

Penulisan diktat hendaknya didahului dengan penyususnan kerangka penulisan. Kerangka penulisan disusun berdasarkan konsep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan judul yang akan ditulis. Penulis diktat hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun, oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab atau unit, seetiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut sub bab ditulis dengan nomor huruf.

6. Pengetikan naskah diktat

Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, kertas yang digunakan adalah kertas HVS putih ukuran A4, kwarto atau folio. Bidang pengetikan berjarak 4 Cm dari tepi kiri dan 3 Cm dari tepi atas, 2,5 Cm tepi kanan dan 3 Cm dari bawah. Diktat ditulis dengan computer yang baku dengan jenis huruf time new roman besar huruf 12, spasi 1,5 pengetikan dengan menggunakan rata kanan, Awal alinea diketik pada ketukan ke enam dari batas kiri bidang pengetikan sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring, termasuk kata dalam bahasa inggris.

7. Ilustrasi dan perwajahan

Diktat walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada zaman komputer belum banyak dipergunakan, ilustrasi belum banyak digunakan, tetapi setelah komputer ada, banyak digunakan ilustrasi, ilustrasi biasa ditulis dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilustrasi seorang penulis diktat harus memperhatikan masalah-masalah : (1) format diktat agar enak dibaca, (2) tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca, (3) tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, dan (4) ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan dengan gambar, ilustrasi menarik jika berupa foto yang berwarna.

8. Petunjuk teknis penulisan diktat

a. Hal-hal yang harus diperhatikan
  • Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya.
  • Judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan tabel atau gambar.
  • Tepi kanan teks tidak harus rata, oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya.
  • Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halamam, kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
  • Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
  • Nama awal atau tengah dapat disingkat asalkan dilakukan secara konsisten.

b. Hal yang tidak boleh dilakukan
  • Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab.
  • Tidak boleh memotong table atau gambar.
  • Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada tabel kecuali terpaksa.
  • Tidak boleh memberi tanda apapaun sebagai tanda berakhirnya suatu bab.
  • Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas tabel pada akhir halaman.
  • Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan billet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan mengunakan komputer.
  • Tidak boleh menambah spasi antar kata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan.
  • Daftar rujukan todak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir.
Baca Lengkap....

Definisi Artikel

definisi-artikel

Artikel merupakan karya tulis yang dimuat dalam majalah ilmiah. Majalah ilmiah dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
(1) Majalah yang belum terdaftar secara nasional,
(2) Majalah yang sudah terdaftar di LIPI dan mempunyai ISSN (Internasional Standard Series Number),
(3) Terakreditasi secara nasional dari DIKTi;
(4) Terakreditasi secara internasional.

Artikel yang termuat dalam majalah tersebut semakin tinggi semakin besar angka kreditnya. Atikel bukan sekedar opini, tapi harus didukung oleh data dan atau teori-teori. Olah karena itu bahan tulisan artikel umumnya berasal dari ringkasan penelitian (summery) dan atau makalah.
Baca Lengkap....

Definisi Makalah

Makalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok utnuk membahas poko bahasan tertentu.

Makalah memiliki karakteritik sebagai berikut:
a. Merupakan hasil kajian litertur atau dan laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan ;
b. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang suatu permasalahan teoritik yang dikaji atau menerapkan suatu prosedur, prinsdip atau teori
c. Menunujukkan kemampuan pemahaman terhadao isi dari berbagai sumber yang dipergunakan
d. Kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintetis yang utuh.

Jenis makalah :
1. Makalah biasa (common paper)
2. Makalah posisi ( position paper)

Makalah biasa menunjukkan kemampuan seseorang terhadap permasalahan yang dibahas, makalah ini biasanya deskriptif. Pembuat makalah akan mengemkakan berbagai terri atau aliran atau pandanagan tenetang masalah yang dikaji, tetapi tidaka memihak pada salah satu teori, aliran atau pandangan dan tidak pula berargumentasi tentang pandangan,aliran atau pendapat tersebut. Dalam makalah posisi, penulis menunjukkan posisi teioritiknya dalam suatu kajian. Pada makalah ini penulis tidaka hanya mengemukakan penguasaan suatu teori, tapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di mana posisinya diantara teori-teori tersebut, edisertai dengan berbagai argumen, alsan dan teori yang mendukungnya. Dalam makalah posisi penulis sudah melakukan evaluasi, analisis dan sintesis.
Baca Lengkap....

Definisi Penelitian

definisi-penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala dan atau sosial.

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran perolehan makna tentang sesuatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami hakikat suatu keberadaan, fakta dan kejadian-kejadian, sebagai suatu kausalitas. Pemahaman bahwa adanya (eksisnya) segala sesuatu pasti ada sebab (asas kausalitas) dan sebab selalu melalui akibat (hukum kausalitas). Pandangan dalam mencari kebenarana pada dasarnya didasari oleh dua faham, yaitu:

(a) Rasionalisme
Dasar paham ini didasari oleh adanya suatu fakta bahwa manusia memiliki akal. Akal (ratio) merupakan sumber pengetahuan, sumber daya nalar dalam memahami segala sesuatu yang di permukaan bumi termasuk kehidupannya. Seringkali kejernihan dan ketajaman akal manusia tidak memerlukan pengalaman inderawi (sensual) tapi bukan merupakan hayalan. Rasional artinya dapat berfikir jernih dan logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penalaran yang dipergunakan dalam penarikan kesimpulan adalah deduksi. Deduksi berpangkal dari pendapat umum, teori, hukum, kaidah yang sudah diterima, untuk kemudian diterapkan untuk menganalisis kasus-kasus khusus. Silogisme yaitu penalaran deduksi, mulai dari satu pangkal pendapat (premis mayor), dalil, atau pernyataan yang sudah diakui kebenarannya, diturunkan menjadi menjadi pernyataan kedua (premis minor) yang lebih khusus, dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan. Misalnya :
Premis mayor : Manusia akan mati
Premis Minor : Hasan adalah manusia
Kesimpulan : Hasan akan mati

Premis Mayor : Awan hitam tanda akan hujan
Premis Minor : Bandung berawan hitan
Kesimpulan : di Bandung akan hujan

(b) Empirisme
Faham ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pengalaman-yang bersifat inderawi sangat penting. Kebenaran berasal dari pengalaman nyata (empiris), hasil observasi, pengamatan, dan eksperimen. Dasar dari faham empiris adalah induktif yaitu berpangkal dari sejumlah fakta, dikaji secara khusus untuk kemudian disusun penjelasan secara umum.

Pendekatan penelitian yang sering dipergunakan dalam dunia keilmuan termasuk pendidikan adalah perpaduan keduanya. Penelitian berawal dari permasalah yang ada di dunia nyata, untuk median dilakukan kajian secara mendalam berlandaskan teori yang sudah disusun dengan menggunakan metode tertentu. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasi, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk mengembangkan, merevisi, dan menemukan teori-teori baru.

Penelitian ada beberapa jenis, antara lain:

(1) Penelitian survai
Ciri has dari penelitian survai adalah informasi atau data dikumpulkan dari responden yang jumlahnya cukup banyak dengan mempergunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Data dikumpulkan dari sampel yang dianggap representatif mewakili populasi. Survai biasanya dibedakan dengan jelas dari sensus. Sensus menggali/mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga, seringkali data diambil dari sebagian populasi, melalui tata cara tertentu, data pun diambil dengan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumul data, cara ini disebut dengan survai. karena data yang terkumpul cukup banyak, maka seringkali diolah dengan mempergunakan metode kuantitatif. Penelitian survai dapat digunakan dengan maksud (1) penjajagan/eksploratif; (2) deskriptif; (3) penjelasan/explanatory/confirmatory yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa; (4) evaluasi; (5) prediksi atau peramalan.

(2) Action Research atau Tindakan Kelas (PTK)
Tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran, pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu guru melakukan tindakan-tindakan secara sistemastis, terarah dalam sebuah proses sehingga ada perubahan dan perbaikan. Usaha yang dilakukan secara sistematik dan terarah tersebut, dengan mengkombinasikan presedur penelitian dan tindakan yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005).

(3) Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat dilakukan di laboratorium, kelas atau lapangan. Dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian, karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan kejelasan konsep dan variabel yang akan diukur. Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis, dan untuk melihat keefektifan suatu perlakuan lebih baik mempergunakan kelompok pembanding (control group). Misalnya bagaimana keefektifan cooperative learning bila dibandingkan dengan individual learning. Dua kelas yang hampir sama kemampuan siswanya (semi eksperimen) dijadi ujicoba, yang satu mempergunakan cooperative learing yang satu individual learning, lalu bandingkan hasil pretest dan postnya, manakah yang lebih baik.

(4) Grounded Research
Tujuan utama dari penelitian grounded research adalah menggali, menemukan teori-teori baru, dengan melakukan wawancara intensif dan mendalam atau berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Temuan-temuan di lapangan berupa data menjadi sumber teori, karena itu disebut grounded. Data yang diperoleh terus berkembang untuk memverifikasi (menjelaskan) teori-teori temuan. Penelitian ini banyak dilakukan oleh akhli sosial seperti antropologi dan sosiologi. Pendekatan grounded research adalah kualitatif.

(5) Analisis data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia baik hasil pengumpulan oleh suatu instansi, ataupun perekaman data oleh peneliti sebelumnya. Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi.

Keuntungan dari penelitian data sekunder (a) Murah; (b) Data dapat dikumpulkan/dan didapatkan dengan waktu yang relatif cepat; (c) Dapat belajar dan mengerti kejadian di waktu lampau; (d) Akan dapat meningkatkan pengetahuan melalui replikasi dan menambah jumlah sampel; (e) Dapat memahami perubahan peta pendidikan .

Kelemahan (a) Keakuratan data tidak terjamin, tergantung pada pengolahan dan hasil interpenterpretasi sebelumnya; (b) Data yang tersedia kadang tidak sesuai dengan kebutuhan; (c) Unit pengukuran yang berbeda; (d) Usang (out off date).

Penelitian merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan antara satu langkah dengan langkah berikutnya. Langkah yang dilakukan oleh peneliti harus runtut dan teratur (sistematis), tidak boleh lompat-lompat. Langkah dalam penelitian sebagai berikut.

1) Sumber masalah, identifikasi dan perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan fakta. Kesadaran adanya masalah dapat muncul dari membaca, mengamati kenyataan (observasi), dan dorongan dari suatu kebutuhan untuk meningkatkan mutu kehidupan termasuk bidang pendidikan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman seseroang dapat membantu memunculkan pokok-pokok pemikiran untuk memecahkan masalah. Kenyataan dalam masyarakat mengandung berbagai pokok bidang studi, penguasaan disiplin ilmu akan membantu seseorang untuk mengasah kepekaan terhadap suatu masalah yang relevan dengan disiplin bidang ilmu yang dikuasainya. Oleh karena itu pertimbangan mengidentifikasi masalah biasanya berdasarkan pertimbangan (1) latar belakang teori dari suatu disiplin ilmu; (2) realitas sosial; (3) minat pribadi. Bila ketiganya sudah dipadukan, maslah sudah teridentifikasi secara cermat, tepat, relevan, sesuai dengan minat, dan memungkinkan untuk dianalisis, maka masalah dapat drumuskan secara lebih operasional. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk:
a. Pertanyaan
b. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
c. Jelas cakupannya
d. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu

Ada tiga perspektif dalam mengukur suatu kelayakan masalah perlu untuk diteliti oleh seorang peneliti, yaitu :
a). Perspektif Keilmuan : berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu
b). Perspektif Metode Keilmuan : mengembangkan metode keilmuan.
c). Perspektif Kepentingan dan Kegunaannya : nilai praktis dari penelitian
d). Perspektif Teknis dan Situasional : mengembangkan cara atau teknik terstentu sesuai dengan situasi yang dihadapi

2) Penelaahan perpustakaan
Penelaahan perpustakaan sangat penting untuk membangun kerangka berfikir. Penelaahan pustaka dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Kaji pustaka ini berguna berguna untuk :
a). menjawab permasalahan secara teoritis
b). Menemukan variabel pernyebab masalah
c). Mengoperasionalkan variabel penelitian
d). Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis)
e). Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan

Setelah melakukan kajian pustaka, maka hiotesis atau jawaban sementara disusun. Hipotesis merupakan jawaban yang masih diragukan kebenarannya, karena itu akan dibuktikan dalam penelitian. Namun walapun demikian hipotesis merupakan hasil pemikiran yang matang berdasarkan pada teori dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kaji pustaka adalah:
  • Relevansi buku dengan judul penelitian. Buku-buku yang dibaca hendaknya mendukung untuk pemecahan masalah. Relevant tidak selalu berarti mempunyai judul yang sama dengan judul penelitian. Relevant di sini adalah bahwa buku-buku tersebut mengandung isi yang dapat menunjang teori-teori yang akan ditelaah atau dibangun.
  • Kekinian (off to date) buku hendaknya dicari yang terbaru, kecuali untuk penelitian sejarah.
  • Buku atau hasil penelitian itu dapat memberi arahan pada mengidentifikasi variabel penelitian dan operasionalisasinua, karena itu lacakan hasil penelitian sebelumnya sangat disarankan untuk dibaca dan jadi rujukan.

3) Menyusun rancangan penelitian
Menentukan rancangan penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan bagaimana masalah harus dijawab, melalui metode apa data dikumpulkan, siapa sumber informasi yang dapat digali dan bagaimana data diolah serta dianalisis agar dapat menjawab masalah penelitian.

Ada beberapa jenis metode penelitian :
a) Metoda historis, yaitu metoda penelitian lapangan yang menggunakan data-data masa silam.
b) Metoda deskriptif, yaitu metoda penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dilapangan hal-hal yang sedang terjadi.
c) Metoda eksperimental, yaitu metoda penelitian yang bermaksud mengetahui bagaimana akibat atau keefektifan suatu perlakuan terhadap suatu kasus.

4) Pemilihan dan pengembangan alat pengumpul data
Alat pengumpul data sangat tergantung kepada jenis penelitian. Kuesioner, pedoman wawancara, daftar cek (checklist), kamera, dan berbagai alat pengukuran lainnya merupakan sebagin dari alat penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner (daftar pertanyaan) dibuat berdasarkan variabel yang terkait dengan permasalah. Dalam penelitian kuantitatif, alat pengumpul data adalah peneliti, kadang-kadang dibantu oleh alat pedoman wawancara. Seringkali kita amembutuhkan alat lait sebagai perekam data seperti tape recorder, kamera, video, berbagai alat di laboratorium, dana alat pengukuran lainnya.

5) Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari fakta yang mengandung sejumlah informasi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi:
a) Data Primer, data yang diambil langsung dari responden atau target pengamatan. Data diperoleh dari hasil wawancara, angket, kuesioner, tes dan observasi. Responden dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu, dan data yang dikumpulkan telah disesuaikan dengan tujuan pengamatan. Data primer dapat menggali informasi lebih luas, dapat berupa fakta, sikap, motivasi atau prilaku. Pengolahan data pun lebih beragam, dapat mempergunakan metode statistik baik parametrik maupun non parametrik.
b) Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi, desa, kecamatan, dokumen sekolah dan sebagainya.

Berdasarkan jenisnya data dapat berupa:
(a) Data Nominal merupakan jenis data kualitatif, dan hanya mempunyai satu katagori, sehingga tidak menunjukan tingkatan atau heirarhi. Misalnya data tentang tempat tinggal, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status marital, tempat lahir, nama sekolah, mata pencaharian dan sebagainya. Data nominal untuk memudahkan analisis biasanya dijadikan angka yaitu proses yang disebut katagori.
Misalnya :
 Jenis Kelamin
Perempuan dikatagorikan sebagai 1
Laki-laki 2
 Satus marital
Kawin 1
Belum kawin 2
Janda/duda 3
 Alamat rumah dan sekolah
Sama dengan lokasi sekolah 1
Berbeda desa tapi satu kecamatan 2
Berbeda kecamatan satu kabupaten 3
Lintas kabupaten 4
 Agama
Islam 1
Kristen 2
Hindu 3
Budha 4
Lainnya 5

Angka tersebut hanya sebagai simbol atau tanda saja, tidak berjenjang artinya tidak bisa guru laki-laki lebih baik dari perempuan, atau status kawin lebih jelek dari status belum kawin, Suku Jawa lebih baik dari suku Batak, dan seterusnya. Data katagori ini pun tidak dapat dijumlahkan seperti 1 + 2 = 3, dan lainnya. Data nominal hanya bisa dideskripsikan berdasarkan akumulasi frekuensi, misalnya sebagai berikut :
Laki-laki 60 orang
Perempuan 40 orang
Jumlah guru laki-laki lebih banyak dari guru perempuan.

(b) Data Ordinal. Data ordninal termasuk data kualitatif yang jejangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan jenjang atau tingkatan, misalnya tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, D4, S1, S2 dan S3, persepsinya terhadap profesi guru : sangat senang, senang dan tidak senang. Data tersebut tidak dapat disamakan, dan menunjukkan adaanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, namun tetap tidak dapat dijumlahkan seperti halnya katagori.

(3) Data Interval. Data interval termasuk dalam jenis data kuantitatif, berupa angka, dapat bertingkat /berjenjang dan dijumlahkan. Data ini tidak mempunyai titik nol.

(4) Data Ratio. Data ratio merupakan jenis data paling tinggi, karena bersifat angka yang mempunyai titik nol, dan dapat diopersikan secara matematik (dijumlah, dibagi dikuangi dan dikali). Misalnya pendapatan, pengalaman mengajar.

6) Pengolahan dan analisis data. Pengolahan data meliputi editing, pengkodean, dan klasifikasi data. Data kemudian dianalisis secara:
a) Diskriptif: menggambarkan kondisi yang bersifat factual dan actual
b) Korelasional: melihat hubungan antarvariabel. Korelasioal dapat dikembangkan kedalam hubungan kausalitas dan peramalan (forecasting).

Contoh Klasifikasi data
a) Guru terdiri atas status guru, usia, pangkat/golongan, latar belakang pendidikan, lama mengajar, beban tugas mengajar, mengajar di swasta, bidang studi dan sebagainya.
b) Siswa terdiri atas jumlah siswa, jumlah kelas, rombel, kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya
c) Tenaga pendidik terdiri atas jumlah kualifikasi, tugas dan kewenangan
d) Sarana dan prasarana : luas sekolah, alokasi ruang sekolah, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, perlengkapan belajar mengajar, dan sebagainya.

Data diolah dan disajikan dapat berupa:
a) Tabel frekuensi tunggal
b) Korelasional : tabulasi silang
c) Grafik
d) Peta

Langkah selanjutnya adalah interpretasi data. interpretasi artinya menjelaskan atau menaksir data. Dengan demikian, interpretasi data merupakan usaha untuk memaknai, menaksir, menjelaskan hasil olahan data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang lebih jelas, bermakna dan sesuai dengan tujuan pengambilan data.

Dalam interpretasi data terdapat suatu proses perubahan simbol seperti dari angka ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tapi tidak merubah makna yang terkandung dalam simbol tersebut. Karena itu, dalam interpretasi harus adanya standarisasi simbol supaya tidak menimbulkan perbedaan penafsiran.

6) Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang dirumuskan sesuai perumusan masalah. Ada dua gaya penulisan kesimpulan.
a). Gaya “ Problem Numbering”, penulisannya disesuaikan dengan urutan nomer masalah penelitian. Gaya ini sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana jawaban-jawaban masalah yang telah dirumuskan pada Bab pertama.
b). Gaya “Description Problem”, penulisannya dalam bentuk deskriptif tidak bernasarkan numerik, mengalir sesuai kontek temuan penelitian, walaupun isinya tetap harus smenjawab permasalahan.

Dalam kesimpulan sudah tidak ada lagi hasil-hasil hutungan statistik ataupun tabel-tabel. Kessimpulan harus selalu mengacu pada hasil temuan yang benar-benar telah dibuktikan. Tidak memuat opini atau pendapat tanpa dasar atau di luar konteks permasalah yang telah dirumuskan.
Setelah kesimpulan umumnya diikuti dengan saran. Saran dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diperoleh. Saran ditulis secara tegas dan ditujukan kepada berbagai pihak. Saran biasanya ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu, lembaga di mana penelitian dilakukan, penelitian yang akan dilakukan( peneliti selanjutnya), sebagai tindak lanjut serta pengkajian yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang belum dianalisis.
Baca Lengkap....

Karya Tulis Ilmiah

A. Pengertian

Karya tulis ilmiah merupakan suatu hasil kerja yang berlandaskan suatu ilmu. Ilmu itu sendiri merupakan kebenaran yang dapat diuji dan dibuktikan secara empiris. Orang yang melakukan kegiatan ilmiah itu sering disebut dengan ilmuwan yaitu orang yang berilmu dengan karakter
  • Berfikir rasional : dapat dibuktikan
  • Bersifat jujur, teliti, dan kritis;
  • Bertindak sistematis : runtut, atau teratur;
  • Terbuka dan tanggap dalam menerima suatu teori, pendapat serta menghargai temuan-temuan orang lain, dia pun terbuka dalam menerima kritik dari orang lain;
  • Memiliki rasa ingin tahu, sehingga mendorong dia untuk terus melakukan kajian tentang suatu kebenaran melalui penelitian;
  • Tidak mudah puas terhadap suatu temuan atau pekerjaan, ini akan mendorong dia untuk terus mencari kebenaran dan sesuatu yang lebih baik;
  • Meyakini dan konsekuen atas netralitas ilmu terhadap nilai atau norma;
  • Berani mengungkapkan suatu kebenaran atau menyampaikan hasil penelitiannya;
  • Berfikir objektif, atau apa adanya, tanpa rekayasa demi kepentingan pribadi atau golongan.
  • Tidak cepat putus asa dalam menghadapi kendala guna mengungkap suatu kebenaran.

Sifat ilmiah tersebut melekat pada setiap ilmuwan dan menjadi dasar dalam berfikir, bersikap dan berprilaku. Hasil dari berfikir ilmiah yang dituangkan dalam bentuk tulisan itulah disebut karya ilmiah Karya tulis ilmiah dihasilkan melalui prosedur yang sistimatis, mematuhi aturan, tata cara atau metode ilmiah.

B. Beberapa Bentuk Kegiatan Ilmiah

Melakukan kegiatan ilmiah merupakan kewajiban bagi ilmuwan, termasuk para guru, karena guru bukan hanya sebagai pengembang teori, pentransformasikan ilmu kepada murid tapi juga praktisi dalam mengaplikasikan ilmu tersebut. Karya ilmiah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya, yang termasuk karya tulis ilmiah meliputi:

  1. Penelitian
  2. Makalah
  3. Artikel
  4. Buku pelajaran
  5. Diktat pelajaran
  6. Mengalihbahasakan buku/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
  7. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan
  8. Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan
  9. Menciptakan karya seni
  10. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum (pembaharuan atau penyempurnaan) baik sebagai ketua ataupun anggota. (Surat Keterangan atau SK pengangkatan)


Untuk penjelasan lebih lengkap dari macam-macam karya tulis ilmiah di atas akan diposting selanjutnya.
Baca Lengkap....