Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Ragam. Tampilkan semua postingan

Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

Apa yang Anda bayangkan bila mendengar kata “tempat sampah”? Jorok, menjijikkan dan tidak sehat! Yah, begitulah imajinasi kebanyakan kita. Terlebih bila membayangkan tentang Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) alias pusat terbuangnya sampah-sampah.

Dahulu TPA memang disingkat Tempat Pembuangan Akhir, namun sejak Pemerintah menerbitkan UU No 18 tahun 2008, definisi itu berubah menjadi Tempat Pemrosesan Akhir.

Regulasi ini sekaligus mengubah paradigma dari sekadar pembuangan sampah menjadi sebuah sistem pengolahan berkelanjutan dan adanya larangan pengoperasian TPA secara terbuka. TPA yang ada saat ini minimal dioperasikan secara lahan urug terkendali (controlled landfill).

Sayangnya, belum semua kota atau kabupaten membenahi TPA nya sebaik mungkin sesuai standar yang ada. Sebagian besar kota dan kabupaten di Indonesia memiliki TPA yang masih dioperasikan secara terbuka atau open dumping.

Padahal, sistem open damping memiliki risiko dan dampak cukup besar bagi warga sekitar TPA antara lain polusi udara, risiko penyakit infeksi saluran pernafasan dan lainnya.

Wajar bila banyak daerah di Indonesia, kini belajar pada TPA Talangagung Kabupaten Malang Jawa Timur. TPA ini sangat inovatif karena sistem pengelolaan sampahnya sudah sangat ramah lingkungan.

Bayangkan saja, warga seitar tidak lagi menghirup bau menyengat akibat sampah. Bahkan warga sekitar telah mendapatkan manfaat besar dari keberadaan TPA, diantaranya sampah organiknya diolah menjadi biogas yang dimanfaatkan sebagai alternatif pengganti elpiji.

Berikut 3 inovasi di TPA Talangagung yang membuatnya istimewa dan mencengangkan. Daerah lain layak belajar banyak dari TPA ini agar pemrosesan sampah memberi manfaat besar bagi masyarakat.

Menggunakan sistem controlled landfill

Tidak seperti TPA lainnya yang masih open dumping, di TPA Talangagung telah dikelola dengan mengikuti topografi dan struktur geologi setempat sampai mencapai ketinggian sekitar 2 meter.

Setelah itu, ditutup dengan tanah atau terpal biodegradable yang bisa terurai, sehingga memungkinkan penguraian sampah berjalan efektif. Mekanisme seperti itu terus dilakukan secara berulang sampai cekungan penuh dan menjadi lahan urug terkendali alias controlled landfill.

1 Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

Area TPA bahkan sudah dibagi dalam 3 zona. Pertama, zona pasif yakni area yang sudah penuh dan telah ditutupi lapisan tanah sehingga memungkinkan untuk ditanami pepohonan dan menjadi area hijau atau lokasi wisata.

Kedua, zona penyangga yakni wilayah yang dipenuhi beberapa jenis tanaman seperti sayur dan bunga-bunga yang berfungsi sebagai penyeimbang dan zona aktif. Ketiga, zona aktif atau zona khusus untuk mengolah sampah.

Di sini, sampah-sampah ditumpuk, dipadatkan dan ditimbun di tanah untuk memungkinkan terjadinya proses fermentasi anaerob.

Telah menghasilkan energi terbarukan

Sekarang ini, limbah sampah di TPA Talangagung telah mampu menghasilkan listrik dengan kapasitas 500 hingga 750 watt. Genset di TPA ini juga memanfaatkan bahan bakar sampai yang mencapai daya 5000 watt.

2 Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

TPA Talangagung merupakan TPA terpadu yang telah memilah sampah organik dan anorganik sebanyak 125 meter kubik. Tidak hanya itu, di TPA ini dilengkapi pengolahan air lindi.

Air lindi tersebut dinetralkan dan dialirkan kembali ke TPA untuk menjaga kelembaban sampah yang masih mengalami fermentasi anaerob. Proses inilah yang menghasilkan gas metana sebagai pembangkit listrik dan gas elpiji.

3 Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

Terdapat ruang wisata edukasi

Inovasi di TPA Talangagung juga dilakukan berbasis partisipatif yakni dengan melakukan transformasi pengetahuan lingkungan. Ruang edukasi warga ini sekaligus sebagai bagian dari fasilitas dalam program wisata edukasi yang ada.

4 Wisata Edukasi dan 3 Inovasi di TPA Talangagung yang Membuatnya Istimewa

Pihak terkait mengajak masyarakat untuk memilah sampah. Dengan demikian, pengunjung yang datang dapat memperoleh pengalaman menarik tentang cara memperlakukan sampah secara benar.

Melalui program ini, Pemkab Malang telah menerima penghargaan inovasi pelayanan publik tahun 2015 lalu dari Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Inovasi terus dilakukan untuk memberi nilai manfaat bagi warga di sekitarnya.

Semoga praktik cerdas ini menginspirasi daerah dan kota lainnya di Indonesia.


Sumber: Klikhijau.com
Baca Lengkap....

Pengenalan Film (part 1)

Pengenalan Film (part 1)

oleh Rahabi Mandra

a. Film, sinema, movie, moving pictures
Kata “film” sudah ada sejak sekitar tahun 1600-an—bahasa Inggris lama—yaitu filmen, artinya lapisan, atau kulit, atau membran. Baru pada tahun 1845 mencuat teknologi fotografi, dan makna film menjadi lapisan gel kimia yang dipakai pada plat fotografi. Tahun 1895, pita seluloid untuk merekam gambar disebut film (lapisan berikut kertasnya). Baru pada tahun 1920, para penggiat perekam gambar merasa bahwa gambar bergerak yang mereka buat bukan lagi sekadar rekaman, melainkan suatu bentuk karya, suatu ciptaan seni. Maka makna film bergeser, cukup jauh, dari sekadar lapisan, menjadi suatu bentuk seni.

Sebuah film, pada dasarnya adalah serangkaian gambar diam yang jika ditampilkan bergantian secara berkesinambungan, menciptakan ilusi gerak. Ilusi optik ini disebut juga fenomena phi. Penyebabnya adalah kinerja mata dan otak manusia yang disebut persistence of vision, menyimpan persepsi imaji yang dilihat sebelumnya dan membawanya ke imaji berikut. Contoh mudah menjelaskan ini adalah dengan menggunakan mainan thaumatrope. Satu sisi adalah sangkar kosong, sisi lain adalah seekor burung. Bila mainan itu diputar dan kedua imaji tersebut dipertontonkan pada mata secara bergantian secara berkesinambungan secara cepat, maka akan tercipta ilusi bahwa burung ada di dalam sangkar.

Ini adalah dasar dari film atau gambar bergerak. Dari dasar ini maka secara etimologi muncul istilah moving pictures (gambar bergerak), yang lalu dipendekkan menjadi movie sebagai istilah tidak baku. Istilah sinema berasal dari bahasa Perancis cinéma, yang merupakan kependekan dari cinématographe, istilah yang dilontarkan penciptanya, Lumiere bersaudara.Asal kata ini berasal dari bahasa Yunani κίνημα (kinima), yang berarti gerakan, dari kata kerja κινώ (kino), yang berarti gerak.

Istilah-istilah ini perlahan mengalami pergeseran makna. Sinema sering dimaknai sebagai industri film atau sebagai seni pembuatan film. Makna sinema yang beredar sekarang cenderung ke arah pembuatan film sebagai karya, sebuah bentuk seni untuk menyimulasikan pengalaman-pengalaman dan mengomunikasikan ide, cerita, persepsi, perasaan, keindahan, atau atmosfer dengan menggunakan rangkaian gambar bergerak yang sudah terekam atau terprogram, termasuk di dalamnya rangsangan-rangsangan sensori lainnya.

Di luar negeri, makna movie, moving pictures, atau motion pictures, sebenarnya tidak lebih dari tontonan yang mengarah ke hiburan. Sementara istilah film atau sinema sering dimaknai lebih dari sekadar tontonan; lebih mengarah ke seni dan karya. Film-film “serius” untuk festival jarang memberi label movie pada karya mereka. Mereka lebih memilih istilah film.

Dalam bahasa Indonesia kita hanya menggunakan istilah film saja (atau pelem) untuk mendefinisikan gambar bergerak, baik itu tontonan yang menghibur, atau karya seni. Hanya sedikit kalangan pendidikan dan penggiat film yang memilih menggunakan kata sinema.

b. Kekuatan film sekarang ini
Proses pembuatan film berpijak pada ranah seni dan ranah industri. Sebuah film dibuat dengan merekam gambar dari kejadian aktual menggunakan kamera gambar bergerak; dengan merekam gambar-gambar, coretan, model-model miniatur, menggunakan teknik animasi tradisional; menggunakan teknik CGI (computer-generated imagery) dan animasi komputer; atau dengan mengombinasikan sebagian atau semua teknik ini serta penggunaan efek visual lainnya.

Film adalah artefak budaya yang dibuat oleh budaya tertentu. Film merefleksikan budaya tersebut, sekaligus mempengaruhinya. Film “Ada Apa Dengan Cinta” merupakan refleksi dari cara hidup anak SMA pada suatu masa, tentang seorang siswi supel dan kisah cintanya dengan siswa pendiam yang suka menyendiri. Siswa ini suka baca buku “Aku” karya Chairil Anwar, dan setelah film ditayangkan, berbondong-bondonglah para penonton mencari buku itu dan membacanya. Film menjadi cerminan cara hidup suatu masyarakat, sekaligus mempengaruhinya.

Dengan memahami hal ini, maka film bisa dianggap sebagai bentuk seni yang penting, sumber hiburan yang populer, dan medium yang sangat kuat untuk mendidik — atau mendoktrin — masyarakat. Basis visual dan audio dalam film memberinya kekuatan komunikasi secara universal, karena pada dasarnya semua manusia berkomunikasi dengan melihat dan mendengar. Beberapa film telah menjadi populer di seluruh dunia dengan menggunakan terjemahan suara atau teks, menjadi bahasa pemirsa yang dituju.

c. Tahapan kerja dalam film
Pembuatan film memiliki lima tahapan besar:
Development (Pengembangan) — tahap pertama ketika ide-ide untuk film dibuat, hak cipta terhadap novel atau pertunjukan dibeli, serta ketika skenario dibuat. Pencarian dana dilakukan pada tahap ini dan diselesaikan.
Pra-produksi — persiapan untuk syuting dilakukan di tahap ini. Kru dan pemain ditentukan, lokasi syuting dipilih dan dikunci, semua set dibangun.
Produksi — semua elemen-elemen mentah (gambar, suara, efek visual) dari film direkam selama proses syuting.
Pasca-produksi — Gambar, suara, efek visual, dan semua elemen yang sudah direkam diedit dan dimatangkan di tahap ini.
Distribusi — Hasil akhir film didistribusikan dan ditayangkan di bioskop, festival, atau tempat-tempat penayangan lainnya.

Development
Pada tahap ini, produser dari proyek film memilih cerita, bisa datang dari buku, pertunjukan teater, dari film lain, dari kisah nyata, video game, komik, novel grafik, ide original, dan lain-lain. Setelah menentukan tema atau mengembangkan pesan yang ingin disampaikan, produser bekerja dengan penulis skenario untuk menyiapkan sinopsis. Selanjutnya, mereka membuat outline atau kerangka untuk menjabarkan cerita menjadi adegan-adegan dan fokus pada pembentukan struktur dramatik. Salah satu cara lain (yang biasa dilakukan di animasi) untuk mengembangkan sinopsis menjadi skenario adalah melalui pembuatan treatment, biasanya 25-30 halaman berisi deskripsi cerita, mood, dan karakter. Biasanya hanya sedikit sekali dialog dan pengarahan adegan, dan berisi gambar-gambar untuk mempermudah visualisasi adegan-adegan penting.

Selanjutnya, seorang penulis skenario menulis skenario selama beberapa bulan. Penulis skenario bisa melakukan rewrite beberapa kali untuk mengembangkan dramatisasi, kejelasan tulisan, struktur, karakter, dialog, dan keseluruhan style cerita. Kadang-kadang produser melewati proses perbaikan yang dilakukan penulis skenario, dan memasukkan skenario yang sudah dimiliki ke dalam proses script coverage; produser membawa skenario kepada investor, studio, production house lain, dan pihak-pihak terkait yang berminat untuk menilai (dan memperbaiki) skenario tersebut. Produser akan memiliki catatan-catatan menyeluruh terhadap skenario, untuk kemudian bisa diperbaiki oleh penulis skenario, script doctor, atau oleh penulis skenario lain.

Distributor film sudah bisa dihubungi pada tahap ini, agar mereka bisa menilai di pasar seperti apa film ini bisa dijual, dan menilai potensi suksesnya film ini secara finansial. Distributor-distributor Hollywood mengadopsi pendekatan bisnis yang keras dan menganggap penting faktor-faktor seperti genre film, target penonton, kesuksesan film-film yang mirip yang pernah dibuat sebelumnya, aktor-aktor yang bisa muncul di film, serta sutradara-sutradara potensial. Semua faktor ini dapat memberi gambaran sebuah film dapat memiliki sekian calon penonton. Tidak semua film meraih keuntungan dari penayangan di bioskop saja, jadi perusahaan-perusahaan film akan mempertimbangkan kemungkinan pemasukan lain lewat penjualan DVD, penayangan di televisi, serta bentuk distribusi lain.

Produser dan penulis skenario mempersiapkan proposal film, atau treatment, dan mempresentasikannya pada calon pendana. Mereka juga mempresentasikan film pada aktor dan sutradara untuk “mengikat” mereka pada proyek ini. Ada juga proyek yang sudah melibatkan sutradara sejak tahap pembuatan cerita.

Tahap pencarian dana dan dukungan ini tidak mudah. Banyak proyek yang gagal melewati tahap ini. Bila presentasi berhasil, film menerima “lampu hijau,” artinya proyek tersebut sudah dapat dukungan finansial: dari production house atau studio besar, investor independen, atau kumpulan/asosiasi/penggiat film. Setelah semua pihak bertemu dan kesepakatan disetujui, film berlanjut ke tahap pra-produksi. Sampai titik ini, sebuah film sudah seharusnya memiliki strategi pemasaran dan target penonton yang jelas.

Tahap development untuk film-film animasi berbeda sedikit, karena biasanya sutradara yang mengembangkan dan mempresentasikan cerita kepada produser eksekutif berdasarkan storyboard yang masih kasar. Untuk animasi, jarang sekali ditemukan skenario penuh pada tahap ini. Jika film animasi dapat lampu hijau untuk tahap selanjutnya, maka penulis skenario baru dilibatkan untuk mempersiapkan skenario.

Pra-Produksi
Pada tahap pra-produksi, setiap langkah konkrit dalam membuat film benar-benar didesain dan direncanakan dengan matang. Perusahaan didirikan dan kantor produksi dibangun. Konsep film dibayangkan dan diprevisualisasikan oleh sutradara, dan bisa dibuatkan storyboard dengan bantuan ilustrator dan storyboard artist. Anggaran produksi dibuat untuk memperkirakan biaya pengeluaran. Untuk produksi besar, biasanya akan memperhitungkan asuransi untuk perlindungan terhadap kecelakaan.

Di tahap ini, produser juga mempekerjakan kru. Kebutuhan cerita dan biaya akan menentukan jumlah dan jenis kru yang terlibat selama pembuatan film. Banyak sekali film terkenal hollywood yang mempekerjakan ratusan kru plus pemain, sementara film independen beranggaran rendah memiliki delapan kru saja (atau bahkan kurang).

Berikut beberapa posisi kru yang biasa hadir dalam sebuah produksi:
Storyboard artist: membuat gambar-gambar untuk membantu sutradara dan desainer produksi mengomunikasikan ide mereka kepada tim produksi.

Sutradara: tanggung jawab terbesarnya adalah penceritaan, keputusan-keputusan kreatif, dan kualitas akting yang ada dalam film.

Asisten sutradara (astrada): tugas umumnya adalah mengelola jadwal syuting dan logistik produksi, di antara banyaknya tugas yang lain. Ada berbagai macam astrada, dan masing-masing memiliki tanggung jawab yang berbeda, sesuai pembagian tugas secara khusus.

Manajer produksi: mengelola anggaran produksi dan jadwal produksi. Manajer produksi juga bisa memberikan laporan — atas nama produser, perusahaan atau rumah produksi — kepada para eksekutif dan pemodal.

Manajer lokasi: menemukan dan mengelola lokasi-lokasi syuting. Lokasi syuting bisa di dalam sebuah studio dengan lingkungan yang bisa dikontrol, atau langsung di lokasi, misalnya pasar, gunung, atau laut.

Desainer produksi: menciptakan konsep visual film, bekerja sama dengan penata artistik.

Penata artistik: mengelola departemen artistik, yaitu membangun atau menata set.

Desainer kostum: membuat dan mengelola pakaian untuk semua karakter dalam film.

Penata rambut dan make up: bekerja sama dengan desainer kostum untuk menciptakan tampilan tertentu untuk sebuah karakter.

Casting director: menemukan aktor yang tepat untuk mengisi peran-peran dalam skenario. Untuk ini biasanya seorang casting director akan melakukan audisi.

Koreografer: membuat dan mengoordinasikan gerak dan tari — biasanya untuk film musikal. Bisa juga ditemukan kredit koreografer laga (fight choreographer) untuk film action/laga.

Director of photography (DoP/DP): adalah seseorang yang memimpin dan menjaga kualitas fotografi dari keseluruhan film, termasuk di dalamnya kualitas gambar, pencahayaan, dan gerak kamera.

Sound recordist: adalah seorang kepala departemen suara selama tahap produksi, bertanggungjawab merekam dan melakukan mixing suara di set—biasanya dialog dan efek suara direkam dalam mono, dan ambiens dalam stereo. Mereka bekerja dengan operator boom.

Sound designer: menciptakan konsep aural dalam film. Dalam beberapa produksi, seorang sound designer kadang disebut sebagai director of audiography.

Music Composer: menciptakan musik untuk film (biasanya baru dimulai pada tahap pasca produksi).

Produksi
Dalam tahap produksi, pengambilan gambar, suara, dan elemen mentah lainnya dilakukan. Kru akan lebih banyak dipekerjakan di sini, seperti property master, script continuity report/script supervisor, asisten sutradara, fotografer still, on location editor, dan sebagainya. Ini hanya sebagian peran yang biasa muncul dalam pembuatan film; sebuah rumah produksi memiliki kebebasan untuk mengombinasikan, menyatukan, atau memilah peran-peran para kru sesuai dengan kebutuhan produksi.

Bayangkan suatu hari syuting dimulai. Biasanya kita akan melihat kru tiba di set/lokasi sesuai dengan call time yang ditetapkan. Para kru di Indonesia biasa menyebutnya kolingan (callingan). Para aktor biasanya punya waktu kolingan yang berbeda. Konstruksi set, penataan set, dan penataan cahaya biasanya memakan waktu berjam-jam atau bahkan berhari-hari, sehingga biasanya dilakukan jauh sebelum syuting dimulai.

Grip (tim yang bertanggung jawab dalam mengoperasikan alat pendukung kamera seperti crane, dolly, stabilizer, dan sebagainya), gaffer (chief lighting) dan tim lighting, dan kru desain produksi biasanya akan mengerjakan satu langkah di depan departemen kamera dan suara; agar efisien, mereka akan mempersiapkan scene berikutnya sementara departemen lain melakukan perekaman.

Pada saat kru mempersiapkan alat-alat, para pemeran akan dipakaikan kostum dan didandani oleh departemen kostum, tata rambut dan make-up. Para pemeran melatih script dan blocking (posisi pemain dalam kaitannya dengan posisi kamera) bersama sutradara. Tim kamera dan suara akan ikut berlatih bersama mereka sambil melakukan penyesuaian. Pada akhirnya, adegan akan direkam, kemungkinan besar berulang-ulang, sebanyak yang dibutuhkan sutradara. Pada umumnya, berikut adalah prosedur yang biasa terjadi pada saat pengambilan gambar:

Asisten sutradara akan menyerukan “set clear!” atau “stand by!” atau “picture is up!” untuk memberitahu semua orang bahwa pengambilan gambar akan dilakukan, dilanjutkan dengan “tenang semua!” atau “quiet, everyone!” Setelah semua kru siap untuk merekam, astrada akan menyerukan “sound” atau “roll sound” (jika perekaman melibatkan suara), dan sound recordist akan merekam suara sambil menyerukan “sound speed,” “sound roll,” atau “roll” saja. Clapper (orang yang memegang clap di depan kamera), akan menyebutkan nomor scene, nomor shot, dan nomor take. Astrada lanjut memanggil “kamera” dan dijawab “speed!” oleh operator kamera persis setelah kamera mulai merekam. Kamera operator juga bisa mengganti jawaban itu dengan perintah “mark it!” kepada clapper. Clapper segera menutup clap dan mencari posisi aman agar tidak terekam. Jika adegan melibatkan figuran/extras dan akting pada background, astrada akan memberi kode pada mereka “background action!” Terakhir adalah sutradara (atau kadang-kadang astrada, jika dibutuhkan) yang memerintahkan “action!” kepada pemeran utama.

Sebuah take akan selesai ketika sutradara menyerukan “cut!” dan kamera serta suara akan berhenti merekam. Seorang script continuity report/script supervisor akan mencatat segala hal yang bersangkutan dengan kesinambungan adegan, sementara tim suara dan kamera akan membuat catatan teknis tentang take tersebut di lembaran laporan masing-masing. Jika sutradara memutuskan melakukan take lagi, maka seluruh proses akan diulang. Setelah puas, kru akan bergeser ke posisi atau “setup” kamera berikutnya dan merekam lagi, terus saja sampai scene tersebut tercakup semua. Setelah syuting scene tersebut selesai, astrada akan menyerukan “bungkus” atau “wrap” atau “moving on” atau “next scene.” Setiap kru yang bersangkutan akan membereskan scene tersebut dan pindah ke scene berikutnya, atau selesai.

Pada akhirnya, sutradara akan mengesahkan jadwal syuting hari berikutnya, dan laporan progres harian (daily progress report) akan dikirim ke rumah produksi. Di dalam laporan ini termasuk juga laporan continuity, suara, dan tim kamera. Setiap kru dan pemain akan menerima call sheet yang akan memberitahukan mereka kapan dan di mana mereka harus berada pada esok harinya. Setelah itu, sutradara, produser, kepala departemen, dan kadang-kadang pemain, bisa berkumpul bersama dan menyaksikan footage (bahan rekam, disebut juga dailies) yang diambil pada hari itu, dan mengulas hasil kerja mereka.

Jam kerja dalam satu hari syuting berkisar antara 14 sampai 18 jam, berbarengan terus dalam satu lokasi. Bentuk kerja seperti ini biasanya membangun semangat dan solidaritas setiap orang yang terlibat di dalamnya. Maka ketika syuting selesai, biasanya rumah produksi akan mengadakan wrap party, untuk berterimakasih pada kru dan pemain atas usaha mereka.

Untuk produksi live-action (adegan nyata, bukan adegan berbasis CGI), salah satu tantangannya adalah menyelaraskan jadwal kerja dari pemain utama dan para kru, karena pada setiap scene yang akan direkam, mereka dituntut hadir di waktu dan tempat yang sama. Film animasi memiliki alur kerja yang berbeda; para pengisi suara bisa merekam suara mereka di studio rekam pada waktu yang berbeda dan baru bertemu satu sama lain pada saat penayangan perdana; pembuat gerak rambut dan pembuat tekstur kulit pada suatu karakter bisa tidak bertemu sama sekali.

Pasca-produksi
Pada tahap ini, materi mentah syuting “dimasak” kembali oleh editor. Bayangkan sebuah dapur dan seorang koki, bahan masakan terbaik sudah dipetik, tinggal diracik hingga matang. Editor memilah shot dan membangun lagi adegan-adegan. Tidak menutup kemungkinan bahwa struktur penceritaan yang ada di skenario bisa berubah total setelah masuk ruang editing. Adegan di menit 60 bisa saja dipindahkan ke awal film, dan adegan ending bisa diletakkan di tengah-tengah, dan sangat memungkinkan menjadikan film itu memiliki struktur yang lebih baik.

Desain suara juga dilakukan di tahap ini. Dialog-dialog diedit dan dikembangkan kualitasnya; musik dan lagu dibuat dan diaransemen (jika film tersebut memiliki konsep memakai music score); efek suara didesain dan direkam, termasuk di dalamnya penambahan suara langkah, suara pintu, suara ledakan, suara napas, dan lain sebagainya. Penambahan suara ini bisa dibuat kembali di dalam studio, dikenal dengan istilah foley, atau bisa membeli atau memanfaatkan suara yang sudah ada di sound library.

Lalu visual efek berbasis komputer grafik juga dilakukan di tahap ini, seperti menambahkan efek darah, pecahan kaca pada mobil, menggeser posisi bulan, menambah awan dan pepohonan pada sebuah scene pemandangan, memperbanyak jumlah manusia pada stadion, dan lain sebagainya. Setelah semua gambar lengkap, film akan diwarnai kembali oleh colorist sesuai dengan look yang diharapkan. Warna antar shot diselaraskan (karena biasanya shot satu dan shot lain memiliki komposisi warna yang beda, atau sering disebut belang). Biasanya film-film horor akan memanfaatkan warna-warna dingin, sementara film drama romantis akan menggunakan warna-warna hangat.

Akhirnya, ketika semua elemen visual selesai dimasak, dan semua elemen suara selesai dibuat, maka semuanya akan disatukan, dan film selesai dibuat.

Distribusi
Distribusi adalah tahap akhir. Di industri film di luar ada peran distributor yang bekerja mendistribusikan film. Di Indonesia, biasanya produser sendiri yang melakukan distribusi. Film yang sudah dibuat dirilis ke bioskop, ke festival, atau bisa juga langsung ke konsumen melalui media DVD, VCD, Blu-ray, atau unduh langsung dari provider media digital. Film akan diduplikasi sesuai kebutuhan (ke pita film atau ke hard drive) dan didistribusikan ke bioskop untuk ditayangkan. Produser atau distributor akan mempublikasikan poster, flyer, press kit, trailer film, dan materi pemasaran lainnya untuk mempromosikan film. Tidak menutup kemungkinan bagi produser atau distributor untuk merilis materi mentah film kepada kalangan tertutup (pers dan wartawan) ditambah rekaman dokumentasi di balik layar, untuk memperkuat promosi.

Distributor film biasanya merilis film dengan mengadakan launch party, premiere beserta red-carpet, press release, wawancara dengan wartawan, preview bersama pers, dan penayangan pada festival film. Banyak film yang berpromosi menggunakan website tersendiri, terpisah dari website milik production house atau milik distributor. Untuk film-film skala besar, pemain dan kru penting biasanya dikontrak untuk berpartisipasi mempromosikan film melalui tur. Mereka diminta hadir ke festival dan penayangan perdana, diwawancarai oleh televisi, radio, jurnalis cetak dan online. Film tertentu mungkin saja melakukan tur lebih dari satu kali, untuk memunculkan kembali permintaan pasar terhadap film tersebut selama jangka waktu tayang berlangsung.

Urutan penayangan biasanya memiliki pola tertentu. Awalnya sebuah film akan ditayangkan di bioskop-bioskop terpilih, atau apabila gaungnya sudah terdengar luas, bisa langsung ditayangkan secara luas dan bersamaan di seluruh bioskop. Beberapa minggu atau beberapa bulan setelah penayangan, film biasanya dirilis ke segmen pasar yang berbeda melalui rental film, retail (DVD, Blu-ray), pay-per-view, in-flight entertainment, televisi kabel, satelit, atau televisi lokal dan nasional (free-to-air). Hak distribusi juga bisa diperjualbelikan dengan distributor luar negeri untuk mencakup pasar internasional. Distributor dan rumah produksi akan berbagi keuntungan.


Sumber: Buku Menulis Cerita Film Pendek: Sebuah Modul Workshop Penulisan Skenario Tingkat Dasar. Pusat Pengembangan Perfilman Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. 2017.
Tim Penyusun: Perdana Kartawiyudha (koordinator); Baskoro Adi Wuryanto; Damas Cendekia; Melody Muchransyah; Rahabi Mandra.
Baca Lengkap....

Kalimat-Kalimat Cinta Ahyar Anwar

Di bawah ini adalah beberapa kalimat yang ada dalam buku seorang penulis dan kritikus sastra asal Sulawesi Selatan. Ahyar Anwar, lelaki yang menidurkan dan yang membangunkan cinta. Beberapa bukunya: Menidurkan Cinta, Aforisma Cinta dan Infinitum.

ahyar anwar
untuk apa berada dalam malam jika tidak melayani kesuramanya

ahyar anwar
untuk soal cinta, saya sama dengan orang gila
kami berdua tidak pernah merasa ragu bahwa sedang tergila-gila

ahyar anwar
pahlawan paling berani adalah mereka yang memasuki medan perang dengan ketulusan yang sempurna,
meski satu-satunya yang bisa ia menangkan hanyalah kekalahan

ahyar anwar
jika kesunyian itu tiba,
maka carilah senyum yang paling tulus dari luka yang menuliskan rintihan rindu darimu

ahyar anwar
sayang,
telah kita sadari jika hidup ini terbatas dan akan tiba satu titik waktu dimana kematian tiba disaat yang tidak kita harapkan, tapi sebelum titik waktu itu tiba
marilah kita saling mencintai laksana pahlawan yang bercampur seakan-akan kematian tidak pernah akan tiba

ahyar anwar
manusia tak hanya bergerak dari satu waktu ke waktu yang lain
tetapi dari satu kisah menuju kisah yang lain.
tetapi tidak semua kisah bergerak meninggalkan waktu, kadang berputar dan melingkar kembali tidak semua pencarian berjalan ke depan
kadang sebuah pencarian harus berjalan ke belakang menemukan masa depan pada kisah kenangan.
seperti sebuah musik yang mengalun mencari refrean kenangan.
seperti sebuah lagu yang dapat mengembalikan kita pada seutas kenangan yang berlalu....

ahyar anwar
tanpa perpisahan kita tak akan mengerti makna sebuah pertemuan

ahyar anwar
aku seperti masuk kedalam kutukan kisah-kisah cinta yang bergerak dalam rodah diagram yang mengalir menjauh dari keselarasan, terus menjauh untuk menemukan awal, dan mengejar tujuan akhir yang telah terjadi di depan.
inilah permainan infinitum yang sempurnah melingkar dan berulang-ulang,
tidak untuk menemukan satu kepastian, tapi justru hanya sebuah kesementaraan yang tidak sempurnah.

ahyar anwar
iya hanyalah penyair yang tak bisa tidur. ada cinta yang menyangga matanya

ahyar anwar
hidup adalah sebuah pilihan,
tetapi untuk cinta, pilihan kadang adalah sebuah kematian

Aforisma Cinta Ahyar Anwar
Baca Lengkap....

Mengenang 30 Tahun Pelayaran Pinisi Nusantara (Pelayaran ke Vancouver Canada)


Oleh: Andhika Mappasomba Daeng Mamangka

Perahu Tradisional Pinisi yang merupakan salah satu karya masyarakat Bira Ara, Tanah Beru, dan Lemo-Lemo, Kecamatan Bontobahari, Kabupaten Bulukumba yang diyakini oleh masyarakat sebagai warisan leluhur daari zaman Sawerigading, patut kita apresiasi dan lestarikan eksistensinya. Bukan hanya karena menjadi bagian dari kisah Lagaligo yang merupakan karya sastra terpanjang di dunia, tetapi Pinisi telah menjadi salah satu hal yang membanggakan bagi Indonesia.
Phinisi Nusantara, Pinisi Perkasa
Phinisi Nusantara
Pelayaran Phinisi Nusantara ke Vancouver Canada sebagai salah satu pelayaran yang paling spektakuler di zaman modern diliput oleh sebagian media massa di dunia ketika itu. Kesuksesan pelayaran ini menjadi titik awal mendunia-nya perahu tradisional pinisi. Terlebih setelah Pinisi mampu menunjukkan kemampuannya menaklukkan samudera pasifik yang dikenal ganas dengan ombaknya yang menggelora dan mitos-mitos mengerikan tentang lautan luas.
Phinisi Nusantara, yang diawaki oleh putra-putra terbaik bangsa dengan gagah perkasa mengarungi samudera pasifik dari Indonesia ke Benua Amerika. Sang pemberani ini bukan hanya mempertaruhkan kecerdasan para Panrita Lopi dalam membuat perahu, tetapi mereka mempertaruhkan nama baik bangsa. Sebab ketika itu, seluruh dunia menyorot dan mengikuti perjalanan Phinisi Nusantara menaklukkan samudera dari waktu ke waktu.

Jika saja terjadi sesuatu yang buruk terhadap Phinisi Nusantara, maka reputasi Indonesia akan hancur di mata dunia Internasional. Dan tentu saja, kepercayaan dunia internasional akan kepandaian orang Bontobahari dalam membuat perahu layar tradisional akan suram sebab jatuh kepercayaan, bukan hanya di dalam negeri akan tetapi juga terhadap dunia Internasional.

11 ribu mil di atas laut bukanlah jarak yang pendek. Dibutuhkan nyali yang membara dan kecerdasan yang di atas rata-rata manusia biasa untuk menaklukkan samudera pasifik. Membayangkan hal tersebut, 30 tahun yang lalu, teknologi yang digunakan sangatlah terbatas. Bahkan, boleh disebut masih sangat apa adanya.

Keberhasilan Phinisi Nusantara menaklukkan Samudera Pasifik, membuat mata dunia terbelalak. Betapa tidak, sebuah perahu dari kayu yang mampu berlayar melintasi samudera dianggap sebagai pelayaran yang mengantarkan seluruh penumpangnya menuju akhirat. Pelayaran yang tidak masuk akal.

Olehnya, sangat wajarlah jika semua yang berlayar menuju Vancouver disebut sebagai pahlawan bangsa dan presiden Soeharto sangat mengapresiasi mereka dan memberikan penghargaan yang besar terhadapnya.

Tidak sedikit orang yang terlibat pada proses pelayaran ini. Bahkan sejak pemotongan lunas perahu oleh Daeng Marinnyo (Almarhum) yang dipimpin oleh Haji Damang di Kawasan Kampung Kaluku Bodo, Tanah Beru pada tahun 1986, hingga pembangunan di PT IKI Makassar. Bahkan hingga perampungannya di Jakarta, Phinisi Nusantara melibatkan puluhan bahkan hingga ratusan orang untuk menyempurnakannya. Orang-orang terbaik bangsa hingga pengusaha-pengusaha besar Indonesia, ikut berkontribusi dalam membangun dan melayarkannya.
Phinisi Nusantara, Pinisi Perkasa
Pelaut-pelaut tangguh yang berhasil melayarkan Pinisi Nusantara ke Kanada
Memperingati 30 tahun Phinisi Nusantara dan membayangkan wajah-wajah pemuda tangguh Indonesia, kita akan terkenang begitu banyak peristiwa besar akan bangsa ini. Di wajah tua mereka kinilah tersimpan semangat juang yang gigih dan tangguh. Rela menyabung nyawa di ganasnya samudera demi nama baik bangsa Indonesia. Di wajah-wajah sepuh merekalah tersimpan cerita romantika perjuangan Rakyat Indonesia dalam menegakkan kepala bahwa karya seni dan budaya bangsa Indonesia, khususnya Bontobahari dapat disejajarkan dengan kebudayaan-kebudayaan bangsa-bangsa lain di dunia internasional.

Pelaku sejarah harus diapresiasi. Terlebih lagi, merekalah yang membuat industri perahu pinisi menjadi menggeliat dan terus berdenyut hingga sekarang. Denyutan itulah yang menjadi sumber kemakmuran dan peningkatan ekonomi rakyat Bontobahari dari hari ke hari hingga kini. Pelaku sejarah Phinisi Nusantara adalah pahlawan bangsa yang akan akan terus dikisahkan dengan bangga.

Perahu tradisional Pinisi kini bukan hanya diminati masyarakat lokal Indonesia akan tetapi, Pinisi telah menjadi juga perahu primadona bangsa-bangsa asing. Pinisi bukan hanya dijadikan sebagai perahu kargo yang dapat berlayar antar pulau-pulau Indonesia akan tetapi telah menjadi perahu wisata atau perahu pesiar yang berlayar di seluruh penjuru lautan Indonesia.

Mengenang 30 tahun pelayaran Phinisi Nusantara, Pinisi mendunia harus terus dikisahkan dari waktu ke waktu. Sebab, pelayaran itu menjadi titik tolak kebangkitan bangsa ini dalam dunia pelayaran dan industri perahu layar terbesar di Nusantara.

Jayalah terus pinisi
Lestarilah bersama matahari pagi
Kembangkan layarmu mengikuti angin sejarah
Meniti ombak di semua samudera
Menuju pulau impian kejayaan

Sekali layar terkembang
Pantang kita surut ke tepian
Lebih baik tenggelam
dari pada harus kembali pulang sebelum tiba di dermaga tujuan!
Phinisi Nusantara, Pinisi Perkasa
Diterima Presiden Soeharto sepulang ke Indonesia


Baca Lengkap....

1000 Lampion, 1000 Harapan Simbol Imlek Bukan Sekedar Tradisi

seribu-lampion
1000 Lampion, 1000 Harapan Adalah Simbol Hari Raya Imlek Bukan Sekedar Tradisi : Haram Atas Muslim Turut Merayakannya 

Oleh: Ahmad Muthahier (Ketua Sekolah Sastra Bulukumba)


Siapa saja yang menyerupai suatu kaum/ bangsa maka dia termasuk salah seorang dari mereka”. (HR. Abu Dawud, Ahmad, dan Tirmidzi)

Jika kita mendalami agama Khonghucu, khususnya mengenai hari-hari rayanya, akan terbukti bahwa pernyataan tersebut tidak benar. Sebab sebenarnya Imlek adalah bagian integral dari ajaran agama Khonghucu, bukan semata-mata tradisi.

Dalam bukunya Mengenal Hari Raya Konfusiani (Semarang : Effhar & Dahara Prize, 2003) hal. vi-vii, Hendrik Agus Winarso menyebutkan bahwa masyarakat kurang memahami Hari Raya Konfusiani. Kata beliau mencontohkan,”Misalnya Tahun Baru Imlek dianggap sebagai tradisi orang Tionghoa.” Dengan demikian, pandangan bahwa Imlek adalah sekedar tradisi, yang tidak ada hubungannya dengan agama, menurut penulis buku tersebut, adalah suatu kesalahpahaman (Ibid., hal. v).

Dalam buku yang diberi kata sambutan oleh Ketua MATAKIN tahun 2000 Hs. Tjhie Tjay Ing itu, pada hal. 58-62, Hendrik Agus Winarso telah membuktikan dengan meyakinkan bahwa Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu. Hendrik Agus Winarso menerangkan, Tahun Baru Imlek atau disebut juga Sin Cia, merupakan momentum untuk memperbarui diri. Momentum ini, kata beliau, diisyaratkan dalam salah satu kitab suci Khonghucu, yaitu Kitab Lee Ki, bagian Gwat Ling, yang berbunyi: “Hari permulaan tahun (Liep Chun) jadikanlah sebagai Hari Agung untuk bersembahyang besar ke hadirat Thian, karena Maha Besar Kebajikan Thian. Dilihat tiada nampak, didengar tiada terdengar, namun tiap wujud tiada yang tanpa Dia… (Tiong Yong XV : 1-5). (Lihat Hendrik Agus Winarso, Mengenal Hari Raya Konfusiani. [Semarang : Effhar & Dahara Prize, 2003], hal. 60-61).

Penulis buku tersebut lalu menyimpulkan Imlek adalah bagian ajaran Khonghucu. Beliau mengatakan: “Dengan demikian, menyambut Tahun Baru bagi umat Khonghucu Indonesia mengandung arti ketakwaan dan keimanan.” (ibid.,hal. 61).

Maka tidaklah benar pendapat yang menyebutkan bahwa Imlek hanya sekedar tradisi orang Tionghoa, atau Imlek bukan perayaan agama. Yang benar, Imlek justru adalah bagian ajaran agama Khonghucu, bukan sekedar tradisi.

Lampion, simbol harapan dan kebahagiaan
Keberadaan lampion tidak dapat dipisahkan dari tradisi perayaan Imlek dan Cap Go Meh. Lampion menjadi semacam atribut budaya yang menandai peralihan tahun dalam penanggalan Tionghoa. Imlek kurang terasa meriah tanpa kehadiran lampion yang menghiasi sudut-sudut jalan, kelenteng, dan rumah-rumah warga peranakan Tionghoa.

Menurut sejarah, diperkirakan tradisi memasang lampion sudah ada di daratan Cina sejak era Dinasti Xi Han, sekitar abad ke-3 masehi. Munculnya lampion hampir bersamaan dengan dikenalnya tehnik pembuatan kertas. Lampion pada masa-masa awal memang diduga telah menggunakan bahan kertas, selain juga kulit hewan dan kain. Lampion mulai diidentikkan sebagai simbol perayaan Tahun Baru dalam penanggalan Tionghoa pada masa Dinasti Ming.

Pendar cahaya merah dari lampion memiliki makna filosofis tersendiri. Nyala merah lampion menjadi simbol pengharapan bahwa di tahun yang akan datang diwarnai dengan keberuntungan, rezeki, dan kebahagiaan. Legenda klasik juga menggambarkan lampion sebagai pengusir kekuatan jahat angkara murka yang disimbolkan dengan raksasa bernama Nian. Memasang lampion di tiap rumah juga dipercaya menghindarkan penghuninya dari ancaman kejahatan.

Bentuk lampion yang konvensional adalah bulat dengan rangka bambu. Tetapi seiring perkembangan zaman, muncul pula bentuk lampion yang semakin bervariasi. Salah satunya adalah lampion yang berangka logam dan dapat difungsikan sebagai lampu meja, atau lampion yang berbentuk bunga teratai yang kuncup. Selain bentuk teratai tersebut, masih banyak kreasi baru dari lampion yang membuat perayaan Imlek menjadi semakin semarak.

Pandangan Islam mengenai lampion harapan
Harapan sangat erat ikatannya dengan keyakinan. Berharap, dengan kata dasar harap dan ditambah imbuhan ber- yang terbentuk menjadi sebuah kata kerja. Yakni kita bekerja dengan akal dan hati kita untuk menggantungkan harapan yang kita miliki kepada Sang Pencipta agar apa yang kita harapkan dapat terwujud. Selain itu Ia menyakini bahwa ada Zat yang berkuasa atas apa yang kita harapkan yaitu Tuhan Yang Maha Esa. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan, misalnya Iskhaq mengharapkan lulus Ujian mengemudi, tetapi tidak ada usaha dari seorang Iskhaq untuk belajar mengemudi, Bagaimana mungkin Iskhaq lulus dalam ujian mengemudi.

Harapan merupakan bagian dari fitrah manusia yang tidak mungkin ditinggalkan oleh setiap manusia. Orang yang tidak mempunyai suatu harapan pada hakekatnya adalah manusia yang mati, mengingat harapan merupakan titik awal manusia untuk selalu berkembang menuju kehidupan yang lebih baik.

Islam sendiri menganjurkan manusia untuk selalu berharap, namun dalam islam yang dimaksud berharap yaitu berharap pada kemurahan Allah SWT, mengingat Allah SWT adalah tuhan yang maha kuasa atas segalanya.

Allah SWT berfirman dalam Al Quran: “Dan hanya kepada Tuhanmulah (Allah SWT) hendaknya kamu berharap”. (Qs Al Insyirah: 8)

Berdasarkan firman Allah SWT di atas, dapat kita tarik kesimpulan bahwa Islam menganjurkan manusia untuk selalu berharap pada Allah SWT. Allah memerintahkan kita agar hanya kepada Allah saja hendaknya kita berharap. Oleh karena itu Imam Baihaqi menyebutkan dalam kitab beliau “Syu’ab Al Iman” bahwa berharap pada Allah merupakan cabang iman ke 12. Jadi kalau kita tidak berharap pada Allah atau sedikit harapan kita pada Allah berarti tidak sempurna imannya. Kalau kita tidak berharap pada Allah berarti ada dua masalah:
Pertama, kita akan berdosa karena berharap pada Allah merupakan perintah Allah,seperti yang tertera pada firman Allah diatas: “dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya kamu berharap. (QS Al Insyirah 8)".
Kedua, kita akan terpentok dalam hidup, sering putus asa, dam kehilangan solusi karena tidak ada yang dianggap bisa menyelesaikan kasus atau memberikan solusi.

Allah SWT kembali berfirman dalam Al Quran: Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Baqarah : 218).

Firman Allah diatas kembali memberitahukan pada kita bahwa islam menganjurkan umat muslim untuk senantiasa berharap akan rahmat Allah.


Sumber:http://ahmadmuthahier.blogspot.com/2015/10/1000-lampion-1000-harapan-adalah-simbol.html
Baca Lengkap....

Sekilas Tentang Perpustakaan Arsip dan Daerah Sulsel

Tidak jauh dari perbatasan Gowa-Makassar tepatnya di Jl. Sultan Alauddin Makassar, berdiri gedung berlantai dua di atas lahan seluas 3000 m2. Bangunannya sendiri berukuran 2.204 m2 yang terdiri dari beberapa ruangan, dengan halaman lumayan luas yang digunakan untuk ruang parkir. Gedung tersebut terletak di sebelah kiri dari arah Gowa, tepatnya di depan Universitas Muhammadiyah Makassar. Gedung tersebut merupakan gedung Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Provinsi Sulawesi Selatan atau lebih dikenal Perpustakaan Wilayah Sulsel. Namun siapa sangka perjalanan Badan Perpustakaan danArsip Daerah Sulawesi Selatan(Sulsel) penuh dengan tantangan untuk bisa berdiri seperti sekarang ini.

“Perpustakaan Wilayah Sulsel ini mempunyai sejarah yang panjang. Pada mulanya hanya merupakan taman baca. Dimana buku koleksinya merupakan kumpulan dari koleksi Perpustakaan Negara Indonesia Timur (NTI),” ujar Syahaid Rasak, Kepala Sub Deposit dan Kelembagaan Perpustakaan Wilayah Sulsel.

Namun saat itu, beruntung pada tahun 1950 seorang tokoh sastrawan di Makassar bernama Y.E Tatengkeng berhasil menyelamatkan buku-buku dari perpustakaan NTI. Saat itu, Bangsa Indonesia masih dalam suasana perang dalam suasana perang mempertahankan Negara Kesetuan RI. Beliaulah yang memimpin Perpustakaan Negara yang pertama pada saat itu di samping itu Tatengkeng juga menjabat sebagai Kepala Kantor Kebudayaan yang berada di Makassar.

Berkat perjuangan dan usaha yang tak kenal lelah dan menyerah Y.E. Tatengkeng, tahun 1956 keluarlah Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Pengajaran Republik Indonesia, sehingga resmilah perpustakaan ini dengan nama Perpustakaan Negara Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Perpustakaan yang berkedudukan di Makassar ini memilih lokasi di Benteng Ujung Pandang (sekarang benteng Roterdam). Pusat literatur ini berfungsi sebagai perpustakaan umum untuk wilayah provinsi dan sekitarnya. Selain itu lembaga ini juga berperan untuk mendorong dan memajukan perpustakaan rakyat setempat. Juga menjadi wadah yang memberikan petunjuk khusus bagi pemerintah provinsi tentang peraturan, keputusan-keputusan, dan pedoman-pedoman serta pengumuman resmi yang menyediakan Lembaran Negara (LN), Tambahan Lembaran Negara (TLN), Berita Negara (BN), Tambahan Berita Negara (TBN), Lembaran Daerah (LD) dan buku-buku dan bacaan lain yang dibutuhkan dan dapat dipergunakan instansi dan kantor pemerintahan.

Pada tahun 1961 Perpustakaan Negara tersebut pindah ke Jl. Jenderal Sudirman Makassar. Gedung perpustakaan ini dibangun atas bantuan Gubernur Sulsel yang saat itu dijabat Andi Pangeran Pettarani. Saat itu, perpustakaan negara berdiri langsung di bawah pimpinan kepala biro perpustakaan. Dan pada tahun 1997 Perpustakaan Daerah Sulsel berubah menjadi Perpustakaan Nasional Provinsi Sulsel dengan tipe A dan esolan IIA.

Tanggal 1 Agustus 1985 Kantor Perpustakaan Negara Provinsi Sulsel Departemen Kebudayaan pindah ke Jalan Sultan Alauddin Makassar. Bangunan baru tersebut dibuat lebih mewah dari bangunan sebelumnya di Jalan Jendral Sudirman.

Ketika era otonomi daerah, munculnya undang-undang nomor 22 tahun 1997, tentang otonomi daerah, maka Perpustakaan Nasional Prov. Sulsel diambil alih oleh pemerintah daerah Provinsi Sulsel. Dan pada tahun 2001 menjadi Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah yang bertanggung jwab langsung kepada Gubernur Sulsel sesuai peraturan Nomor 30 tahun 2001. Dengan adanya aturan tersebut, maka Perpustakaan Wilayah Sulsel mempunyai kedudukan dan status yang kuat.

Dari berbagai tahap pergantian nama Perpustakaan Prov. Sulsel, mulai dari Perpustakaan Negara yang dikepalai oleh Y. E Tatengkeng menjadi Badan Arsip Perpustakaan Negara hingga menjadi Badan Arsip dan Perpustakaan Daerah Sulsel , juga diiringi dengan beberapa kali mengalami pergantian pimpinan, dan kini dikepalai oleh Drs. Ama Saing.

Perjalanan panjang penuh tantangan itulah yang membuat Perpustakaan Daerah Sulsel masih tetap berdiri kokoh hingga sekarang ini. Untuk mewujudkan visinya, yakni menjadikan Perpustakaan Daerah sebagai wahana terciptanya masyarakat pembelajar Sulsel, maka semua unit kerja melaksanakan misi meningkatkan pengelolaan perpustakaan, meningkatkan dan menciptakan SDM yang profesional dalam bidang perpustakaan. Selain itu perpustakaan juga dituntut untuk meningkatkan pembangunan sarana daan prasarana perpustakaan, meningkatkan kerjasama di bidang perpustakaan, meningkatkan layanan perpustakaan berbasis teknologi informasi. Juga untuk membina, mengembangkan minat dan kebiasaan membaca masyarakat, dan meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelenggaraan, pembinaan dan pengawasan kearsipan dalam rangka tertib administrasi.


Sumber: ACCA. Majalah Perpustakaan Arsip dan Daerah Sulsel. Edisi 02/2012

Majalah Arsip Sulsel

Baca Lengkap....

“Wala Suji” dalam Falsafah Masyarakat Bugis-Makassar

MAKASSAR. Jika pernah mengunjungi acara adat atau perkawinan kerabat yang bersuku Bugis-Makassar, tentu kita akan melihat suatu baruga (gerbang) yang dikenal dengan nama Wala Suji di depan pintu rumah mempelai atau yang memiliki hajatan.

Wala Suji bentuknya seperti gapura tetapi menyerupai bagian depan rumah panggung suku Bugis-Makassar. Atapnya berbentuk segitiga dan disangga rangkaian anyaman bambu. Sebagai penghias, tak lupa diberi janur kuning.

wala suji

Bentuk Wala Suji ini hampir tidak berbeda bagi Suku Bugis-Makassar. Wala Suji atau baruga bermotif segi empat belah ketupat ini sudah tidak asing lagi dalam khasanah peradaban masyarakat Bugis-Makassar. Hal ini terlihat pada setiap pembuatan baruga, serta pallawa atau pagar pada acara perkawinan atau pesta adat.

Sebenarnya konsep segi empat pada Wala Suji ini, berpangkal pada kebudayaan orang Bugis-Makassar yang memandang alam raya sebagai sulapa’ eppaki wala suji (segi empat belah ketupat). Menurut almarhum Prof. DR. Mattulada, budayawan Sulawesi Selatan yang juga guru besar Universitas Hasanuddin, Makassar, konsep tersebut ditempatkan secara horizontal dengan dunia tengah. Dengan pandangan ini, masyarakat Bugis-Makassar memandang dunia sebagai sebuah kesempurnaan.

Kesempurnaan yang dimaksud meliputi empat persegi penjuru mata angin, yaitu timur, barat, utara, dan selatan. Secara makro, alam semesta adalah satu kesatuan yang tertuang dalam sebuah simbol aksara Bugis-Makassar, yaitu ‘sa’ yang berarti seua, artinya tunggal atau esa.
Begitu pula secara mikro, manusia adalah sebuah kesatuan yang diwujudkan dalam sulapa’ eppaki. Berawal dari mulut manusia segala sesuatu dinyatakan, bunyi ke kata, kata ke perbuatan, dan perbuatan mewujudkan jati diri manusia.

Dengan demikian, Wala Suji dalam dunia ini, dipakai sebagai acuan untuk mengukur tingkat kesempurnaan yang dimiliki seseorang. Kesempurnaan yang dimaksud itu adalah kabara-niang (keberanian), akkarungeng (kebangsawanan), asugireng (kekayaan), dan akkessi-ngeng (ketampanan/kecantikan).

Pergeseran fungsi Wala Suji yang terbuat dari anyaman bambu, dewasa ini khususnya di Sulawesi Selatan, bukan suatu hal yang langka lagi. Ini karena Wala Suji bisa dilihat meski tidak ada acara pengantinan atau pesta adat.

Fungsi dan kegunaan Wala Suji ini, awalnya sebagai pallawa atau pagar dan baruga atau pintu gerbang. Namun karena adanya aspek modernisasi yang menimbulkan pergolakan pada nilai kebudayaan daerah, akhirnya Wala Suji yang dikenal selama ini telah mengalami penyimpangan fungsi.

Hal itu terlihat pada penempatan hasil karya ini tidak sesuai fungsi dan kegunaannya lagi. Idealnya, Wala Suji hanya dipakai pada acara pernikahan atau pesta adat bagi warga Sulawesi Selatan yang masih memegang teguh adat setempat.

Namun kini, Wala Suji telah menjadi gerbang permanen bagi rumah-rumah keturunan bangsawan lokal. Bahkan pada beberapa keluarga yang pernah melakukan pesta perkawinan, membiarkan Wala Suji itu tetap berdiri kokoh dalam waktu lama. Padahal semestinya, maksimal digunakan hingga 40 hari pasca-perkawinan atau pesta adat. Keengganan merobohkan Wala Suji pasca-upacara perkawinan itu, selain merasa sayang menghancurkan bangunan mini itu karena harganya dapat mencapai Rp 500.000.

Selain itu, Wala Suji dapat difungsikan sebagai tempat bernaung dari panasnya matahari atau derasnya hujan pada musim penghujan. Sebagian orang yang memiliki Wala Suji ini, justru membuat bangku panjang dari bambu atau kayu di sisi kiri dan kanan bagian bawah Wala Suji, sebagai tempat bersantai.

Bahkan sejumlah restoran atau hotel-hotel berbintang di Makassar, juga memasang Wala Suji di lokasi prasmanan atau tempat sajian hidangan dengan alasan menambahkan estetika dekorasi ruangan, sekaligus memperkenalkan salah satu karya seni budaya masyarakat Sulawesi Selatan.
Baca Lengkap....

"San Carlo Honda Gresini" Marco Simoncelli Meninggal

Sebuah kabar buruk menyelimuti ajang MotoGP Malaysia yang berlangsung di sirkuit Sepang, hari minggu kemarin. Pebalap tim Gresini Honda, Marco Simoncelli, meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan yang cukup hebat.

Tabrakan yang melibatkan AS Colin Edwards, Italia Valentino Rossi. Kabar tersebut berasal dari Breakingnews.com sesaat setelah balapan dihentikan. Seperti yang kita ketahui, simoncelli terlibat kecelakaan keras dengan Colin Edward dan Valentino Rossi Minggu Petang Waktu Malaysia.

Dalam tayangan ulang terlihat ketika Simoncelli bertarung melawan Alvaro Bautista di tikungan untuk memperebutkan posisi empat di lap kedua, pebalap dari tim Gresini Honda ini kehilangan kontrol motornya saat di tikungan dan akhirnya menabrak Edwards dan Rossi.

Sewaktu terjadinya insiden tersebut, Simoncelli yang terjatuh terlihat tergeletak pingsan di lintasan balap. Selain itu, helm yang dipergunakan oleh Simoncelli tampak terlepas dari kepalanya sehingga membuat balapan harus dihentikan.


Sementara Edwards yang juga terlibat dalam insiden tersebut juga dikabarkan menderita cedera bahu, sedangkan Rossi tidak menderita cedera dan mampu untuk melanjutkan balapan.

Penyelenggara balapan akhirnya secara resmi memutuskan untuk membatalkan balapan MotoGP Malaysia setelah mendapat keterangan dari tim medis yang menyatakan bahwa meskipun Simoncelli sempat sadar, tapi kini kondisinya semakin kritis akibat insiden tersebut.

Meskipun sudah mendapatkan penanganan medis, Simoncelli, pebalap berusia 24 tahun ini, akhirnya tidak bisa bertahan dan meninggal dunia karena luka parah di bagian kepala, leher dan dada..
Valentino Rossi yang diwawancarai memberi penghormatan pada Marco Simoncelli. Baginya, Simoncelli sudah seperti adiknya sendiri.

Rossi yang saat itu berada di dekat Edwards juga terlibat dalam insiden tersebut. Tapi The Doctor tak sampai terjatuh karena bisa mengendalikan tunggangannya meski harus keluar jauh dari lintasan.

Pagi tadi waktu Malaysia, Rossi membuat pernyataan terkait kematian Super Sic di akun Twitter-nya. Ia menganggap Simoncelli seperti adiknya.

"Bagiku Sic seperti adik. Sangat kuat di trek dan sangat manis di kehidupan normal. Aku akan sangat merindukannya."

Berikut adalah video-video saat kecelakaan Simoncelly.










Di bawah ini adalah foto-foto saat kecelakaan:





Sumber Video: http://otomotif.sportku.com/berita/otomotif/sport/motogp
Baca Lengkap....

Satu Di Hatiku

Persembahan lagu untuk seseorang

Cipt: Ian Konjo
Intro: G C D (3x) G
G C G
Engkau satu di hatiku
G C D
Tak kan pernah terganti
G C D
Kau terangi hariku
G C D
Dengan cerita tulusmu

Intro: G C D (2x) G
G C D
Kuberjanji padamu
G C D
Kan slalu bersamamu
G C D
Moga esok kan abadi
G C D
Cerita cinta ini

Reff: C D G D/F# Em
Jangan pernah kau ragu....ho.......wo...oo
C D
Cinta ini untukmu selalu
C D G D/F# Em
Meski bumi ini terhen........ti
C D G
Aku akan tetap ada untukmu


Baca Lengkap....

Lirik dan Lagu - Tak Kan Ada Lagi



Cipt: Ian'K/Fajrin/Uno'

Intro: A F#m B E A F#m Bm Dm
A F#m
Seiring waktu kan pasti berlalu
Bm E
Kerinduan ini tinggalkan aku
A F#m
Meski kutak mampu jauh darimu
Bm E
Namun hati ini tetap ingin berlalu
D F#m Bm
Tak kan ada lagi untuk dirimu
A D
Cinta seperti dulu lagi
F#m Bm
Karena kau dan aku memang
Dm
Tak mungkin bersatu selamanya
Reff 1:
A F#
Bila kau dengar bisikan malam
Bm E
Itulah diriku hadir dalam anganmu
A F#
Dan bila kau terbaring dalam resahmu
Bm E
Ingatlah diriku dalam mimpi indahmu

F#m C#m
Jika nanti engkau kembali
Bm A
Jangan kau teteskan air matamu
F#m C#m
Mencoba selalu tersenyum
Bm Dm
Jangan pernah kau bersedih
E F#
Ho.........ho.........
Intro: B E C#m F# (2)
Reff 2:
B G#
Bila kau dengar bisikan malam
C#m F#
Itulah diriku hadir dalam anganmu
B G#
Dan bila kau terbaring dalam resahmu
C#m F#
Ingatlah diriku dalam mimpi indahmu
B G# C#m
Ho...wo.....ho....wo.....
F#
Hadir dalam anganmu
B G# C#m
Ho...wo.....ho....wo.....
F# B
Dalam mimpi indahmu


Kalau mau dengar, download aja lagunya di sini!
Baca Lengkap....

Sekelumit tentang IPASS Unismuh Makassar


Karena cinta maka kami ada!

Cinta dan keprihatinan kami terhadap arus kehidupan ini yang menggerakkan kami untuk membentuk sebuah lembaga seni sastra bernama Ikatan Pemerhati Seni dan Sastra (IPASS). IPASS terbentuk pada tanggal 29 November 2004 yang dirintis oleh beberapa mahasiswa yang berpijak di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Makassar yaitu: Kusuma Jaya Bulu, Gusno Agus Bahari, Idris “IrhyI, Abdul Rachman Syam, Muh. Arif, Muh. Arfa Leo, Muhlis, Asnur, Khaerul Akbar, Zulkifli, Hijrianto, dan Kasman.

IPASS bukan hanya kami maksudkan sebagai wadah bagi para pesastra dalam menuangkan imajinasi, tetapi Iebih dari itu, sebagai tempat belajar bersama. Di sini, kami belajar untuk memahami keberadaan dan posisi masing-masing. Kami saling canda, saling mengisi dan menutupi kekurangan satu sama lain serta saling menopang. Pada akhirnya, kami berkeyakinan bahwa seni dan sastra akan menjadi media pembelajaran bagi kami untuk menjadi santun dalam perilaku dan budi bahasa. IPASS adalah nirwana kecil kami yang berdiri di atas tiga: pilar persaudaraan, persahabatan dan kebersamaan.
Baca Lengkap....