Di bawah ini adalah beberapa kalimat yang ada dalam buku seorang penulis dan kritikus sastra asal Sulawesi Selatan. Ahyar Anwar, lelaki yang menidurkan dan yang membangunkan cinta. Beberapa bukunya: Menidurkan Cinta, Aforisma Cinta dan Infinitum.
ahyar anwar
untuk apa berada dalam malam jika tidak melayani kesuramanya
ahyar anwar
untuk soal cinta, saya sama dengan orang gila
kami berdua tidak pernah merasa ragu bahwa sedang tergila-gila
ahyar anwar
pahlawan paling berani adalah mereka yang memasuki medan perang dengan ketulusan yang sempurna,
meski satu-satunya yang bisa ia menangkan hanyalah kekalahan
ahyar anwar
jika kesunyian itu tiba,
maka carilah senyum yang paling tulus dari luka yang menuliskan rintihan rindu darimu
ahyar anwar
sayang,
telah kita sadari jika hidup ini terbatas dan akan tiba satu titik waktu dimana kematian tiba disaat yang tidak kita harapkan, tapi sebelum titik waktu itu tiba
marilah kita saling mencintai laksana pahlawan yang bercampur seakan-akan kematian tidak pernah akan tiba
ahyar anwar
manusia tak hanya bergerak dari satu waktu ke waktu yang lain
tetapi dari satu kisah menuju kisah yang lain.
tetapi tidak semua kisah bergerak meninggalkan waktu, kadang berputar dan melingkar kembali tidak semua pencarian berjalan ke depan
kadang sebuah pencarian harus berjalan ke belakang menemukan masa depan pada kisah kenangan.
seperti sebuah musik yang mengalun mencari refrean kenangan.
seperti sebuah lagu yang dapat mengembalikan kita pada seutas kenangan yang berlalu....
ahyar anwar
tanpa perpisahan kita tak akan mengerti makna sebuah pertemuan
ahyar anwar
aku seperti masuk kedalam kutukan kisah-kisah cinta yang bergerak dalam rodah diagram yang mengalir menjauh dari keselarasan, terus menjauh untuk menemukan awal, dan mengejar tujuan akhir yang telah terjadi di depan.
inilah permainan infinitum yang sempurnah melingkar dan berulang-ulang,
tidak untuk menemukan satu kepastian, tapi justru hanya sebuah kesementaraan yang tidak sempurnah.
ahyar anwar
iya hanyalah penyair yang tak bisa tidur. ada cinta yang menyangga matanya
ahyar anwar
hidup adalah sebuah pilihan,
tetapi untuk cinta, pilihan kadang adalah sebuah kematian
ahyar anwar
untuk apa berada dalam malam jika tidak melayani kesuramanya
ahyar anwar
untuk soal cinta, saya sama dengan orang gila
kami berdua tidak pernah merasa ragu bahwa sedang tergila-gila
ahyar anwar
pahlawan paling berani adalah mereka yang memasuki medan perang dengan ketulusan yang sempurna,
meski satu-satunya yang bisa ia menangkan hanyalah kekalahan
ahyar anwar
jika kesunyian itu tiba,
maka carilah senyum yang paling tulus dari luka yang menuliskan rintihan rindu darimu
ahyar anwar
sayang,
telah kita sadari jika hidup ini terbatas dan akan tiba satu titik waktu dimana kematian tiba disaat yang tidak kita harapkan, tapi sebelum titik waktu itu tiba
marilah kita saling mencintai laksana pahlawan yang bercampur seakan-akan kematian tidak pernah akan tiba
ahyar anwar
manusia tak hanya bergerak dari satu waktu ke waktu yang lain
tetapi dari satu kisah menuju kisah yang lain.
tetapi tidak semua kisah bergerak meninggalkan waktu, kadang berputar dan melingkar kembali tidak semua pencarian berjalan ke depan
kadang sebuah pencarian harus berjalan ke belakang menemukan masa depan pada kisah kenangan.
seperti sebuah musik yang mengalun mencari refrean kenangan.
seperti sebuah lagu yang dapat mengembalikan kita pada seutas kenangan yang berlalu....
ahyar anwar
tanpa perpisahan kita tak akan mengerti makna sebuah pertemuan
ahyar anwar
aku seperti masuk kedalam kutukan kisah-kisah cinta yang bergerak dalam rodah diagram yang mengalir menjauh dari keselarasan, terus menjauh untuk menemukan awal, dan mengejar tujuan akhir yang telah terjadi di depan.
inilah permainan infinitum yang sempurnah melingkar dan berulang-ulang,
tidak untuk menemukan satu kepastian, tapi justru hanya sebuah kesementaraan yang tidak sempurnah.
ahyar anwar
iya hanyalah penyair yang tak bisa tidur. ada cinta yang menyangga matanya
ahyar anwar
hidup adalah sebuah pilihan,
tetapi untuk cinta, pilihan kadang adalah sebuah kematian