Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

Berbicara Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

Manusia adalah makhluk sosial dan tindakan pertama dan paling penting, adalah tindakan sosial, suatu tindakan tepat saling menukar pengalaman, saling mengemukakan dan menerima pikiran, saling mengutarakan perasaan atau saling mengekspresikan, serta menyetujui suatu pendirian atau keyakinan. Oleh karena itu, maka, di dalam tindakan sosial haruslah terdapat elemen-elemen umum, yang sama-sama disetujui dan dipahami oleh sejumlah orang yang merupakan suatu masyarakat. Untuk menghubungkan sesama anggota masyarakat maka diperlukanlah komunikasi.

    A. Peran Bahasa dalam Kehidupan Manusia

    Komunikasi mempersatukan para individu ke dalam kelompok- kelompok dengan jalan menggolongkan konsep-konsep umum. Selain itu, menciptakan serta mengawetkan ikatan-ikatan kepentingan umum, menciptakan suatu kesatuan lambang-lambang yang membedakannya dari kelompok-kelompok lain, dan menetapkan suatu tindakan. Oleh sebab itu hal tersebut tidak akan ada serta tidak akan bertahan lama tanpa adanya masyarakat-masyarakat bahasa. Dengan perkataan lain: masyarakat berada dalam komunikasi linguistik.

    Ujaran sebagai suatu cara berkomunikasi sangat memengaruhi kehidupan-kehidupan individual kita. Dalam sistem inilah kita saling bertukar pendapat, gagasan, perasaan, dan keinginan, dengan bantuan lambang-lambang yang disebut kata-kata. Sistem inilah yang memberi keefektifan bagi individu dalam mendirikan hubungan mental dan emosional dengan anggota-anggota lainnya. Agaknya tidak perlu disangsikan lagi bahwa ujaran hanyalah merupakan ekspresi dari gagasan-gagasan pribadi seseorang, dan menekankan hubungan-hubungan yang bersifat dua arah, memberi - dan - menerima. (Powers, 1954: 5-6).

    Dari pembahasan di atas, dapat kita ketahui betapa besarnya peranan bahasa dalam kehidupan manusia.

    B. Prinsip-Prinsip Dasar Bahasa

    Sebelum kita memperbincangkan secara terperinci fungsi bahasa maka ada baiknya kita singgung sepintas kilas prinsip-prinsip dasar bahasa. Hal ini sangat penting diketahui serta dipahami oleh para guru bahasa yang selalu berhadapan dengan anak-anak didiknya.
    Profesor Anderson mengemukakan adanya 8 prinsip (linguistik) dasar, yaitu:
    1. Bahasa adalah suatu sistem;
    2. Bahasa adalah vokal (bunyi ujaran);
    3. Bahasa tersusun dari lambang-lambang mana suka (arbitrary symbols);
    4. Setiap bahasa bersifat unik; bersifat khas;
    5. Bahasa dibangun dari kebiasaan-kebiasaan;
    6. Bahasa adalah alat komunikasi;
    7. Bahasa berhubungan dengan kebudayaan tempatnya berada;
    8. Bahasa itu berubah-ubah. (Anderson, 1972: 35 - 36); lihat juga Tarigan, 1980: 16-18).

    Seorang ahli lain, M. Douglas Brown, setelah menelaah batasan bahasa dari 6 buah sumber, membuat rangkuman, sebagai berikut:
    1. Bahasa adalah sistem yang sistematis, barangkali juga untuk sistem generatif.
    2. Bahasa adalah seperangkat lambang-lambang mana suka (simbol-simbol).
    3. Lambang-lambang tersebut terutama sekali bersifat vokal, tetapi mungkin juga bersifat visual.
    4. Lambang-lambang itu mengandung makna-makna konvensional.
    5. Bahasa dipergunakan sebagai alat untuk komunikasi.
    6. Bahasa beroperasi dalam suatu masyarakat bahasa (a speech community) atau budaya.
    7. Bahasa pada hakekatnya bersifat kemanusiaan, walaupun mungkin tidak terbatas pada manusia.
    8. Bahasa diperoleh oleh semua bangsa/orang dengan cara yang hampir/banyak bersamaan; bahasa dan belajar bahasa mempunyai ciri-ciri kesemestaan (universal characteristics), (Brown, 1980: 5).
    Dari kedua sumber tersebut, walaupun dengan kata-kata yang berbeda di sana-sini, dapat kita lihat banyaknya persamaan pandangan dan gagasan mengenai bahasa (language) itu.

    Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai persamaan pendapat kedua ahli tersebut, marilah kita perhatikan Gambar 4. (Lingkaran luar memuat pendapat Prof. Anderson dan lingkaran dalam mengetengahkan gagasan Brown).

    delapan prinsip dasar bahasa

    Dari kedua sumber mengenai prinsip-prinsip dasar bahasa yang telah kita kemukakan di atas, mari kita pusatkan perhatian kita pada butir Anderson yang keenam dan butir Brown yang kelima, yang kedua-duanya mengatakan bahwa "bahasa dipergunakan sebagai alat untuk berkomunikasi".

    C. Komunikasi dipandang sebagai kombinasi perbuatan atau tindakan

    Komunikasi dapat dipandang sebagai suatu kombinasi perbuatan-perbuatan atau tindakan-tindakan serangkaian unsur-unsur yang mengandung maksud dan tujuan. Komunikasi bukan melulu merupakan suatu kejadian, peristiwa, atau sesuatu yang terjadi. Akan tetapi komunikasi adalah sesuatu yang fungsional, mengandung maksud, dan dirancang untuk menghasilkan beberapa efek atau akibat pada lingkungan para penyimak dan para pembicara. Komunikasi adalah serangkaian perbuatan komunikasi atau speech acts yang dipergunakan secara sistematis untuk menyelesaikan atau mencapai maksud-maksud tertentu. Dalam hal ini harus kita tekankan pentingnya konsekuensi-konsekuensi komunikasi linguistik. Sejumlah penelitian mengenai hal ini telah dilakukan oleh para ahli dan hasilnya menunjukkan bahwa efek atau akibat itu mempunyai implikasi-implikasi terhadap produksi dan komprehensi, terhadap penghasilan dan pemahaman sesuatu ucapan; kedua cara performansi atau penampilan itu cenderung mengarahkan perbuatan komunikasi pada tujuannya yang pokok, tujuan utamanya. (Brown, 1980: 193-4).

    Setiap anggota masyarakat terlibat dalam komunikasi linguistik; di satu pihak dia bertindak sebagai pembicara dan di pihak lain sebagai penyimak. Dalam komunikasi yang lancar, proses perubahan dari pembicara menjadi penyimak dan dari penyimak menjadi pembicara begitu cepat, terasa sebagai suatu peristiwa biasa dan wajar, yang bagi orang kebanyakan tidak perlu dipermasalahkan apalagi dianalisis. Lain halnya bagi para ahli dalam bidang linguistik dan pengajaran bahasa. Bila kita analisis "suatu peristiwa bahasa" atau "a language event" yang terjadi antara si pembicara (speaker) dan si pendengar/penyimak (hearer/listener) terlihat seperti yang tertera pada Gambar 5.

    suatu peristiwa bahasa

    D. Tujuh Jenis Fungsi Bahasa

    Untuk menunjukkan hakekat purposif dari komunikasi itu, Halliday (1973) mempergunakan istilah fungsi. Dia memang telah mempergunakan banyak waktu untuk mengadakan penelitian serta penjelajahan mengenai hal itu, dan akhirnya dapat merangkumkan adanya tujuh jenis fungsi bahasa, yaitu:

    1) Fungsi instrumental bertindak untuk menggerakkan serta memanipulasikan lingkungan, menyebabkan peristiwa-peristiwa tertentu terjadi. Kalimat-kalimat atau ucapan-ucapan seperti: "Para guru beranggapan bahwa kamu bersalah". "Jangan pegang pisau itu!" mengandung fungsi instrumental, merupakan perbuatan- perbuatan komunikasi yang menimbulkan suatu kondisi khusus.

    2) Fungsi regulasi atau fungsi pengaturan dari bahasa merupakan pengawasan terhadap peristiwa-peristiwa. Sementara pengawasan seperti itu kadang-kadang sukar dibedakan dari fungsi instrumental, maka fungsi-fungsi pengaturan bahasa tidaklah begitu banyak "melepaskan tali" kekuasaan tertentu sebagai pemeliharaan pengawasan. Ucapan "Saya menganggap kamu bersalah dan menghukum kalau selama tiga tahun di penjara" bertindak sebagai fungsi instrumental, tetapi ucapan "Demi keadilan untuk memperbaiki tindakanmu yang tidak bermoral, maka kamu akan disekap di penjara selama tiga tahun", lebih menonjolkan suatu fungsi pengaturan. Ketetapan atau peraturan pertemuan-pertemuan antara orang-orang persetujuan, celaan, pengawasan kelakuan, penetapan undang- undang dan peraturan-peraturan merupakan ciri-ciri pengaturan bahasa.

    3) Fungsi representasional adalah penggunaan bahasa untuk membuat pernyataan-pernyataan, menyampaikan fakta-fakta dan pengetahuan, menjelaskan atau melaporkan dalam pengertian "menggambarkan" realitas yang terlihat oleh seseorang. Ucapan- ucapan seperti: "Matahari panas", "Presiden berpidato tadi malam", ataupun "Dunia rata" menampilkan fungsi-fungsi representasional, walaupun tak dapat disangkal bahwa penggambaran terakhir itu masih dapat diperdebatkan dengan seru.

    4) Fungsi interaksional bahasa bertindak untuk menjamin pemeliharaan sosial. Malinowski mempergunakan istilah "Phatic communion" yang mengacu kepada kontak komunikatif antara sesama manusia yang semata-mata mengizinkan mereka mendirikan kontak sosial serta menjaga agar saluran-saluran komunikasi itu tetap terbuka, merupakan bagian dari fungsi interaksional bahasa. Keberhasilan komunikasi interaksional menuntut pengetahuan mengenai slang, jargon, lelucon, cerita rakyat, adat-istiadat, sopan santun, dan lain-lain.

    5) Fungsi personal membolehkan seorang pembicara menyatakan perasaan, emosi, kepribadian, reaksi-reaksi yang terkandung dalam hati sanubarinya. Kepribadian seseorang biasanya ditandai oleh penggunaan fungsi personal komunikasinya. Dalam ciri personal bahasa jelas bahwa kognisi atau pengertian, pengaruh, dan budaya saling memengaruhi dengan cara-cara yang belum banyak diselidiki.

    6) Fungsi heuristik melibatkan bahasa yang dipergunakan untuk memeroleh pengetahuan dan memelajari lingkungan. Fungsi- fungsi heuristik seringkali disampaikan dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan yang menuntut jawaban-jawaban. Anak- anak khususnya memperlihatkan dengan jelas penggunaan fungsi heuristik ini dalam pertanyaan-pertanyaan "mengapa" mengenai dunia sekeliling mereka. Penyelidikan (atau "rasa ingin tahu") merupakan suatu metode heuristik untuk memperoleh pemerian-pemerian realitas dari orang lain.

    7) Fungsi imajinatif bertindak untuk menciptakan sistem-sistem atau gagasan-gagasan imajiner. Mengisahkan cerita-cerita dongeng, membuat lelucon-lelucon, atau menulis novel merupakan kegiatan yang mempergunakan fungsi imajinatif bahasa. Melalui dimensi-dimensi imajinatif bahasa kita bebas menjelajah ke seberang dunia yang nyata membumbung tinggi ke atas ketinggian keindahan bahasa itu sendiri, dan melalui bahasa itu menciptakan mimpi-mimpi yang mustahil, kalau kita menginginkannya. (Halliday, 1973; Brown, 1980: 1994-5).

    Perlu kita sadari benar-benar bahwa ketujuh fungsi yang telah dibedakan di atas tidaklah terpisah secara mutlak satu dan lainnya. Sebuah kalimat atau suatu ucapan mungkin saja sekaligus mengandung beberapa fungsi.

    Walaupun perbuatan-perbuatan komunikatif dalam masyarakat begitu rumit dan beraneka ragam, namun semuanya itu sudah dapat kita golongkan ke dalam salah satu dari ketujuh fungsi bahasa tersebut di atas.

    Ketujuh fungsi bahasa yang telah ditelusuri serta dirangkumkan oleh Halliday itu kita sebut dengan istilah sapta guna basa seperti yang terlihat pada Gambar 6.

    tujuh fungsi bahasa

    Sumber:

    Buku Berbicara Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa (Hal 8 – 15)
    Penulis: Prof. Dr. Henry Guntur Tarigan
    Penerbit: Angkasa Bandung
    Tahun 1979 (Cetakan Pertama) dan Tahun 2008 (Edisi Revisi)