Karakter dalam Film (Bagian Pertama)

The Godfather (Coppola, 1972)

Oleh: Melody Muchransyah

Masih ingat tiga komponen dalam sebuah logline? Ya, logline yang baik akan memaparkan mengenai seorang karakter yang menginginkan sesuatu namun mengalami kesulitan untuk mendapatkannya. Jika lupa, silakan baca lagi di SINI.

Jika masih ingat, kita lanjut saja. Oleh karenanya, sebelum menuliskan skenario untuk filmmu, kamu harus mengetahui tiga hal berikut ini:
(1) Siapa tokohmu?
(2) Apa yang ia inginkan?
(3) Apa yang menghalanginya dari mewujudkan keinginannya tersebut?

Pembahasan ini akan berfokus untuk merumuskan mengenai hal terpenting yang ada di dalam skenario, yaitu karakter.

a. Pengertian Karakter
Menurut “Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Elektronik” (2008), karakter adalah “tabiat; sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang lain; watak.” Di dalam bukunya “Screenplay: The Foundations of Screenwriting” (2005), Syd Field menuliskan bahwa karakter adalah dasar internal yang penting dari sebuah skenario. Karakter adalah landasan utama, bagikan jantung, jiwa, dan sistem saraf dari skenario. Sebelum kamu dapat menempatkan satu kata di atas kertas, kamu harus mengenal karakter yang akan kamu buat.

Hal yang paling mudah yang dapat kita lakukan dalam menciptakan karakter adalah dengan mengamati sekeliling kita. Saya sendiri seringkali menulis cerita dan skenario berdasarkan tokoh-tokoh yang ada di kehidupan saya sehari-hari: mulai dari adik saya, orang tua saya, teman-teman saya, hingga ke diri saya sendiri! Hal ini disebabkan karena membuat karakter harus dilakukan dengan seksama: kita ingin membuat karakter yang ‘hidup’. Proses menghidupkan karakter berarti memberikan dimensi pada karakter tersebut sehingga segala hal yang terkait dengan karakter tersebut menjadi konsisten dan penonton dapat percaya bahwa karakter yang kita ciptakan dapat hidup di tengah-tengah mereka. Inilah mengapa menjadi penting untuk mengamati orang-orang di sekeliling kita: bagaimana mereka berbicara, bagaimana mereka bertindak, apa yang menjadi masalah di dalam kehidupan mereka, serta interaksi mereka terhadap lingkungan mereka sehari-hari.

b. Tipe Karakter
Ada beberapa versi mengenai tipe karakter.Namun yang terpenting untuk diingat adalah membagi karakter kita menjadi karakter utama dan karakter pendukung. Berikut adalah beberapa tipe karakter:

1. Protagonis
Protagonis disebut juga sebagai the pivotal character (karakter yang penting) karena protagonis memang merupakan karakter terpenting dalam sebuah cerita. Protagonis merupakan karakter utama dalam cerita yang akan memimpin jalannya cerita. Protagonislah yang menciptakan konflik dan membuat cerita mengalir. Protagonis harus tahu apa yang ia mau (want). Tanpa protagonis, cerita akan terasa janggal, nyatanya tidak akan ada cerita. Dalam menginginkan sesuatu, protagonis harus memiliki hasrat yang kuat dalam mengabulkan keinginnya sehingga dalam perjalanan untuk mendapatkan apa yang ia inginkan, ia akan menyerang atau diserang (Egri, 1960). Contohnya, karakter Don Vito Corleone adalah protagonis di dalam film The Godfather (Coppola, 1972) yang merupakan seorang bos mafia terkemuka.

2. Antagonis
Karakter pendukung yang menentang atau melawan karakter utama akan menjadi penentang atau antagonis. Antagonis adalah karakter yang akan merusak usaha protagonis dan akan menekan keadaan protagonist dengan segala kekuatan yang ia punya. Egri (1960) menyatakan bahwa tokoh protagonis dan antagonis harus menjadi lawan yang memiliki kekuatan yang sama, agar terjadi perlawanan yang seimbang. Karena fungsinya yang penting dalam cerita, penulis skenario terlebih dahulu harus mengenal karakter-karakter yang akan ditulis dengan sepenuhnya. Karakter-karakter inilah yang nanti akan mengendalikan cerita. Di dalam film Silence of the Lambs (Demme, 1991), karakter antagonisnya adalah Dr. Hannibal Lecter. Selain kedua tipe karakter di atas, Set & Sidharta (2003) menyebutkan beberapa tipe karakter pendukung lain seperti Karakter Sidekick yang bertugas membantu karakter protagonis, Karakter Kontagonis yang bertugas membantu karakter antagonis, dan Karakter Skeptis yang paling tidak peduli dengan aktivitas yang dilakukan oleh karakter protagonis.


Sumber: Buku Menulis Cerita Film Pendek: Sebuah Modul Workshop Penulisan Skenario Tingkat Dasar. Pusat Pengembangan Perfilman Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2017.
Tim Penyusun: Perdana Kartawiyudha (koordinator), Baskoro Adi Wuryanto, Damas Cendekia, Melody Muchransyah, dan Rahabi Mandra.