Deklarasi Bone dibuat oleh putra-putri Mangkau Bone pertama yang bernama “Mattasi LompoE Manurunge ri Matajang, yaitu: “La Palangki Arung Palakka (pria) mewakili Bone Bugis, I-TabittoEng (wanita) mewakili Balanipa Mandar dan I-Resari (wanita) mewakili Gowa Makassar.
Deklarasi ini berisi lima poin yang mengandung pesan-pesan untuk saling menghormati dan menghargai karena mereka saudara. Isi lengkapnya seperti di bawah ini:
Artinya:
Deklarasi ini berisi lima poin yang mengandung pesan-pesan untuk saling menghormati dan menghargai karena mereka saudara. Isi lengkapnya seperti di bawah ini:
- “Bone Bugis, Balanipa Mandar, Gowa Ma’asar sittengani apa’ malluluarei. (setelah Islam masuk di sulawesi Selatan materinya ditambah “apa’ sangngi umma’nai Nabi Muhammad S. A. W”).
- “Iyakiya tassi para’ barang-barang, tassi pasiri’, tassi sara’dasi, tassipolong taji, tassipolong tajeng”.
- “To Mandar anna To Gowa tama di Bone, To Bonemitu’u; To Mandar anna To Bone dai di Gowa, To Gowami tu’; To Bone anna To Gowa naung di Mandar, To Mandarmi tu’u”.
- “Iyanna To Gowa-To Mandar tama di Bone sawa’ riopa’mai da mambawa gopai gong, ganrang, keke, nanunnapa To Bone napake. Tettopa To Bone-To Gowa naung ri Mandar, tettopa pole’ To Mandar-To Bone dai’ di Gowa”.
- “Iyanna To Bone-To Mandar dai’i di Gowa sawa’nalambai siola mammusu’ da mambawa bopai bandera siola ewangang, banderanapa Gowa dipalelo siola ewangannapa To Gowa nipake. Tettopa To Gowa-To Mandar tama di Bone, tettopa pole To Bone-To Gowa naung di Mandar”. (Sumber utama: Lontar Mandar, informasi dari Maradiah H. Andi Depu, Andi Sinrang).
Artinya:
- “Bone Bugis, Balanipa Mandar, Gowa Makassar, sama dan sederajat karena mereka bersaudara”.
- “Tetapi tidak boleh saling mengambil barang-barang, tidak boleh saling mempermalukan, tidak boleh saling menghianati, saling bantu membantu dalam pembangunan dan saling memberikan kelonggaran”.
- “Orang Mandar dan orang Gowa pergi ke Bone, orang Bonelah dia; orang Mandar dan orang Bone pergi ke Gowa, maka orang Gowalah dia; orang Gowa dan orang Bone Ke Mandar, maka orang Mandarlah dia”.
- “Jika orang Mandar dan orang Gowa pergi ke Bone karena urusan kegembiraan, tidak usah membawa alat-alat musik nanti alat-alat musik Bone yang digunakan; sama halnya orang Bone dan orang Gowa yang ke Mandar, begitu pula terhadap orang Bone dan orang Mandar yang ke Gowa”.
- “Jika orang Mandar dan orang Bone pergi ke Gowa karena akan pergi berperang bersama-sama, tidak usah membawa bendera dan bedil, nanti bendera orang Gowa yang dikibarkan dan bedil Gowa yang digunakan. Begitu terhadap orang Gowa dan orang Mandar yang ke Bone, dan terhadap orang Bone dan orang Gowa yang ke Mandar”.
Deklarasi Bone bersila 5 ini dijalankan sejak tahun 1460 Masehi dan terganggu sedikit di tahun 1611 saat Raja Gowa I-Manga’rangi Daeng Manrabia Sultan Alauddin Tumenanga ri Gaukanna (kira-kira tahun 1593-1693) ingin menerapkan agama Islam di Bone yang puncak terganggunya setelah Belanda datang di Sulawesi Selatan.
Referensi: Buku Mengenal Mandar Sekilas Lintas (III) yang ditulis oleh Andi Syaiful Sinrang terbitan tahun 1995-1996.