Mengenal Tuhan Adalah Fitrah

Maksud daripada pengenalan Tuhan secara fitri ada dua bentuk pengenalan.
Pertama: Pengenalan lewat ilmu pengetahuan (Khusuli)
Kedua: Pengenalan lewat Ilmu Khuduri


PENGENALAN TUHAN LEWAT ILMU KHUSULI
Pengenalan Tuhan lewat Ilmu Khusuli, yaitu bahwa akal manusia untuk membuktikan keberadaan Tuhan tidak perlu mengerahkan segala pikiran dan kemampuannya akan tetapi cukup hanya dengan melihat bahwa keberadaan manusia dan fenomena-fenomena alam ini membutuhkan kepada adanya pencipta yang Maha Kaya. Ringkasnya akal manusia untuk memahami bahwa setiap ciptaan pasti menunjukkan adanya pencipta tidak perlu pemikiran yang panjang.

CIRI-CIRI PENGETAHUAN KHUSULI
 Ada kemungkinan salah.
 Memakai perantara
 Bisa ditransfer kepada orang lain
 Bersifat perolehan.
 Tidak memiliki degradasi dan tingkatan secara esensial.

PENGENALAN TUHAN LEWAT PENGETAHUAN KHUDURI
Setiap manusia dalam hatinya merasakan kehadiran Tuhan serta merasakan adanya hubungan batin dengan sesuatu yang maha (Tuhan) hanya saja jarang sekali manusia yang menyadari hal itu. Hal ini karena volume pengetahuan khuduri setiap manusia itu berbeda-beda.Dalam hadits Nabi disebutkan adanya penetahuan seperti ini dengan istilah “Al-Fitrah”.

Setiap yang dilahirkan berdasarkan atas fitrah. Imam Ja’far Shodiq a.s. memberika interpretasi tentang pengertian fitrah tersebut, yaitu kecenderungan bertauhid.

CIRI-CIRI PENGETAHUAN KHUDHURI
  • Pengetahuan khudhuri tidak pernah salah. Hal ini disebabkan karena yang mengetahui (alim) dengan yang diketahui (maklum) tidak ada perantara.
  • Pengetahuan khudhuri tidak dapat ditransfer kepada orang lain karena itu bersifat individualis
  • Tidak bersifat iktisaby (perolahan) akan tetapi pemberian Tuhan.
  • Pengetahuan khudhuru memiliki gradasi antar individu yang berbeda.

SEBAB-SEBAB MANUSIA TIDAK MENYADARI ADANYA PENGETAHUAN KHUDHURI
Diantara sebab-sebab manusia tidak menyadari adanya pengetahuan khudhuri terhadap Tuhan antara lain:
 Kecintaan terhadap materi
 Mementingkan ego
 Kemaksiatan dan dosa
 Berpikir tentang keduanya
Baca Lengkap....

Membuktikan Keberadaan Tuhan

Keberadaan Tuhan bisa di buktikan lewat empat macam dalil:
1. Dalil Fitri
2. Dalil Akli
3. Dalil Nakli
4. Dalil Shiddiqin (argumen orang bijak)

Dalil fitri
Setiap manusia merasakan akan kehadiran Tuhan Yang Maha Agung, Maha Kuasa, Maha Bijaksana, dsb dalam lubuk hatinya, hanya saja perasaan itu memiliki degradasi yang berbeda-beda antara satu dengan yang lainnya. Ada diantara mereka yang merasakan kehadiran Tuhan hanya sewaktu-waktu. Secara ringkas, perasaan kehadiran Tuhan dalam setiap diri manusia berbeda-beda.

Bukti keberadaan Tuhan lewat jalur fitri ini bisa kita pahami dari beberapa hal antara lain:

 Adanya Perasaan Ingin Tahu Dalam Diri Manusia.
Setiap manusia memiliki kecendrunganuntuk mengenal dan mengetahui hakikat sesuatu. Ia tidak puas melihat fenomena-fenomena dan kenyataan-kenyataan yang ada dialam ini dengan begitu saja akan tetapi ia berusaha terus untuk mengenali tentang realitas tersebut. Perasaan ini tidak hanya terbatas dimiliki orang-orang dewasa saja akan tetapi dimiliki oleh setiap lapisan manusia hanya saja volumenya yang berbeda.

Hakikat sesuatu yang ingin dia ketahui sebenarnya adalah Tuhan karena Tuhan adalah hakikat itu sendiri dan sumber dari segala pengetahuan.

 Perasaan Lemah.
Manusia bila dilihat dari sisi asal penciptaan ia terdiri dari berbagai unsur dan unsur-unsur itu satu sama lainnya saling membutuhkan, adanya saling membutuhkan ini menunjukkan adanya kelemahan, dan kelemahaan ini menunjukkan adanya keterbatasan masing-masing. Oleh karena itu disadari atau tidak sering kali perasaan ini muncul dalam bentuk yang berbeda-beda misalnya ingin dilindungi, dikasihi, dipuja, dll. Yang pada intinya semua itu menunjukkan bahwa manusia itu lemah dan disana ada dzat yang Maha Perkasa dan Maha Sempurna sehingga ia bisa berlindung dan memohon perlindungan pertolongan kepada-Nya. Hal ini telah dilukiskan oleh Imam Ja’far As-shadiq a.s tatkala beliau ditanya tentang Tuhan:

“Imam bertanya padanya pernakah anda berlayar kelautan (sepertinya telah mengetahui bahwa cerita ini telah dialami oleh penanya) ia menjawab benar. Imam bertanya lagi pernahkah perahu anda tertimpa musibah ditengah lautan? Ia menjawab benar telah terjadi musibah itu dalam perjalananku. Imam bertanya: pernahkah anda sampai suatu batas dimana harapan anda telah putus dan anda melihat diri anda dalam jurang kematian? Ia menjawab : benar telah terjadi hal ini padaku. Imam bertanya : masihkah anda memiliki harapan untuk selamat? Ia menjawab : benar. Imam bertanya bukankah anda disana anda tidak mendapatkan sarana untuk bisa menyelamatkan diri anda, maka kepada siapa bergantung? Saat itu penanya mengetahui dan teringat keadaan yang pernah dialaminya seolah-olah ia melihat seseorang dimana hatinya telah bergantung kepadanya.

Dalam beberapa ayat Al-Qur’an juga telah disinyialir:
Dan apabila manusia ditimpa mara bahaya ia menyeru Tuhannya” (QS.Yunus:12).
Dalam beberapa tafsir juga disebutkan bahwaorang-orang meyembah berhala tatkala mereka berlayar dengan menaiki perahu, patung-patung, berhala dan sesembahan mereka, mereka bawa bersama mereka akan tetapi anehnya tatkala mereka mendapati badai topan yang menempa perahu mereka, berhala-berhala yang mereka bawa tersebut mereka lemparkan kedalam lautan dan seraya berteriak “Ya Rob Wahai Tuhanku”

 Cinta Keindahan.
Tidak bisa dipungkiri bahwa setiap manusia dalam lubuk hatinya memiliki kecendrungan untuk mencintai keindahan sebagai contoh kita bisa melihat kenyataan ini bahwa manusia pada umumnya lebih suka melihat tanaman-tanaman subur dan penuh kehijuaan dari pada tanah yang gersang dan kering serta tandus. Hal ini bila kita lihat dari kaca mata Tauhid dengan adanya kecendrungan manusi itu pada hakikatnya ia telah mengenal Tuhannya sebab tidak ada keindahan yang lebih indah selain daripada Tuhan. Dalam hadist nabi disebutkan bahwa:
Sesungguhnya Allah SWT Maha Indah dan ia mencintai keindahan”.

 Cinta Keadilan.
Pada perinsipnya bahwa setiap manusia besar maupun kecil tua maupun muda ingin diperlakukan oleh yang lainnya dengan adil dan bijaksana karena itu seorang anak kecil saja bila ia diperlakukan oleh orang tuanya dengan adil dan bijaksana maka ia akan memprotesnya, hal ini disebabkankarena fitrah dan hati kecilnya menolak untuk diperlakukan seperti itu telah mengenal Tuhan sebagai dzat yang Maha adil dan Bijaksana hanya saja volumenya yang berbeda-beda.
Baca Lengkap....

Pengertian Tarekat

Tarekat berasal dari kata 'thariqah' yang artinya 'jalan'. Jalan yang dimaksud di sini adalah jalan untuk menjadi orang bertaqwa, menjadi orang yang diredhoi Allah S.w.t. Secara praktisnya tarekat adalah kumpulan amalan-amalan lahir dan batin yang bertujuan untuk membawa seseorang untuk menjadi orang bertaqwa.

Ada 2 macam tarekat yaitu tarekat wajib dan tarekat sunat.
  1. Tarekat wajib, yaitu amalan-amalan wajib, baik fardhu ain dan fardhu kifayah yang wajib dilaksanakan oleh setiap muslim. tarekat wajib yang utama adalah mengamalkan rukun Islam. Amalan-amalan wajib ini insya Allah akan membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa yang dipelihara oleh Allah. Paket tarekat wajib ini sudah ditentukan oleh Allah s.w.t melalui Al-Quran dan Al-Hadis. Contoh amalan wajib yang utama adalah shalat, puasa, zakat, haji. Amalan wajib lain antara lain adalah menutup aurat , makan makanan halal dan lain sebagainya.
  2. Tarekat sunat, yaitu kumpulan amalan-amalan sunat dan mubah yang diarahkan sesuai dengan 5 syarat ibadah untuk membuat pengamalnya menjadi orang bertaqwa. Tentu saja orang yang hendak mengamalkan tarekat sunnah hendaklah sudah mengamalkan tarekat wajib. Jadi tarekat sunnah ini adalah tambahan amalan-amalan di atas tarekat wajib. Paket tarekat sunat ini disusun oleh seorang guru mursyid untuk diamalkan oleh murid-murid dan pengikutnya. Isi dari paket tarekat sunat ini tidak tetap, tergantung keadaan zaman tarekat tersebut dan juga keadaan sang murid atau pengikut. Hal-hal yang dapat menjadi isi tarekat sunat ada ribuan jumlahnya, seperti shalat sunat, membaca Al Qur’an, puasa sunat, wirid, zikir dan lain sebagainya.

Hubungan antara tarekat dengan wirid/zikir
Salah satu amalan tarekat adalah wirid/zikir yang dibaca secara teratur dengan disiplin tertentu. Wirid ini diberikan/didiktekan oleh Rasulullah kepada pendiri tarekat tersebut melalui yaqazah (pertemuan secara sadar/jaga). Fungsi wirid ini adalah sebagai penguat amalan batin pada para pengamal tarekat tersebut.

Macam-macam tarekat yang pernah ada.
• Tarekat Alawiyyah
• Tarekat Naqsyabandiah
• Tarekat Qodiriyah
• Tarekat Rifa'iyah
• Tarekat Samaniyah
• Tarekat Syattariyah
• Tarekat Tijaniyah
• Tarekat Shiddiqiyyah
• Tarekat Aurad Muhammadiyah
Baca Lengkap....

Definisi Bahan Ajar

1. Pengertian Bahan Ajar

Bahan Ajar atau learning material, merupakan materi ajar yang dikemas sebagai bahan untuk disajikan dalam proses pembelajaran. Bahan pembelajaran dalam penyajiannya berupa deskripsi yakni berisi tentang fakta-fakta dan prinsip-prinsip, norma yakni berkaitan dengan aturan, nilai dan sikap, serta seperangkat tindakan/keterampilan motorik. Dengan demikian, bahan pembelajaran pada dasarnya berisi tentang pengetahuan, nilai, sikap, tindakan dan keterampilan yang berisi pesan, informasi, dan ilustrasi berupa fakta, konsep, prinsip, dan proses yang terkait dengan pokok bahasan tertentu yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.

Dilihat dari aspek fungsi, bahan pembelajaran dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara langsung dan sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung. Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan ajar utama yang menjadi rujukan wajib dalam pembelajaran. Contohnya adalah buku teks, modul, handout, dan bahan-bahan panduan utama lainnya. Bahan pembelajaran dikembangkan mengacu pada kurikulum yang berlaku, khususnya yang terkait dengan tujuan dan materi kurikulum seperti kompetensi, standar materi dan indikator pencapaian.

Sebagai sumber belajar yang dimanfaatkan secara tidak langsung, bahan pembelajaran merupakan bahan penunjang yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah buku bacaan, majalah, program video, leaflet, poster, dan komik pengajaran. Bahan pembelajaran ini pada umumnya disusun di luar lingkup materi kurikulum, tetapi memiliki keterkaitan yang erat dengan tujuan utamanya yaitu memberikan pendalaman dan pengayaan bagi siswa.

2. Peran Bahan Pembelajaran dalam Proses Pembelajaran

Proses pembelajaran merupakan suatu rangkaian kegiatan aktifitas dalam upaya pewujudan kompetensi siswa, dibangun oleh berbagai unsur, yaitu unsur raw input (siswa) yang akan diproses/dibentuk kompetensinya, instrumental input (terdiri dari tujuan, materi berupa bahan ajar, media dan perangkat evaluasi) yang berfungsi sebagai perangkat yang akan memproses pembentukan kompetensi, serta perangkat lingkungan (environmental input), seperti lingkungan keluarga, sekolah maupun masyarakat, yang turut mempengaruhi keberhasilan pencapaian kompetensi.

Bahan pembelajaran dalam proses pembelajaran dengan demikian menempati posisi penting dalam proses pembelajaran, hal tersebut karena bahan ajar merupakan materi yang akan disampaikan/disajikan. Tanpa bahan ajar mustahil pembelajaran akan terwujud. Tepat tidaknya, sesuai tidaknya bahan ajar dengan tujuan dan kompetensi yang diharapkan akan menentukan tercapai tidaknya tidaknya tujuan kompetensi pembelajaran yang diharapkan.

Berdasarkan uraian tersebut, bahan ajar merupakan inti dari kurikulum yang berfungsi sebagai alat pencapaian tujuan dalam proses pembelajaran. Secara lebih rinci, peran bahan ajar bagi guru, siswa dan pihak terkait:

a. Peran bahan pembelajaran bagi guru
1) Wawasan bagi guru untuk pemahaman substansi secara komprehensif
2) Sebagai bahan yang akan digunakan dalam proses pembelajaran
3) Mempermudah guru dalam mengorganisasikan pembelajaran di kelas
4) Mempermudah guru dalam penentuan metoda pembelajaran yang tepat serta sesuai kebutuhan siswa
5) Merupakan media pembelajaran
6) Mempermudah guru dalam merencanakan penilaian pembelajaran.

b. Peran bahan pembelajaran bagi siswa
1) Sebagai pegangan siswa dalam penguasaan materi pelajaran untuk mencapai kompetensi yang dicanangkan.
2) Sebagai informasi atau pemberi wawasan secara mandiri di luar yang disampaikan oleh guru di kelas.
3) Sebagai media yang dapat memberikan kesan nyata berkaitan dengan materi yang harus dikuasai.
4) Sebagai motivator untuk mempelajari lebih lanjut tentang materi tertentu.
5) Mengukur keberhasilan penguasaan materi pembelajaran secara mandiri.

c. Peran pembelajaran bagi pihak terkait
1) Dapat mendorong pihak terkait untuk memfasilitasi pengadaan bahan pembelajaran yang dibutuhkan guru dan murid di sekolah.
2) Dapat meberi masukan kepada guru atau penyusun bahan pembelajaran agar bahan pembelajaran tersebut sesuai dengan kebutuhan siswa dengan segenap lingkungannya.
3) Dapat membantu dalam pemilihan dan penetapan media serta alat pembelajaran lainnya yang mendukung keberhasilan penguasaan bahan pembelajaran oleh siswa.
4) Sebagai alat pemberian reward (penghargaan) terhadap guru yang secara kreatif menyusun serta mengembangkan bahan pembelajaran.

3. Karakteristik Bahan Ajar
Suatu bahan pembelajaran yang baik memiliki ciri-ciri tertentu. Ciri yang melekat pada bahan ajar yang disajikan (disusun) merupakan ciri khas yang membedakan antara bahan pembelajaran yang baik dengan bahan pembelajaran yang tidak baik.

Bahan pembelajaran yang baik memenuhi syarat substansial dan penyajian sebagai berikut:
a. Secara substansial bahan pembelajaran harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
1) Sesuai dengan visi dan misi sekolah
Visi merupakan wawasan jauh ke depan yang menunjukkan arah bagi pencapaian tujuan. Sedangkan misi merupakan gambaran tentang apa yang seharusnya dilakukan oleh lembaga, dalam hal ini sekolah/madrasah. Visi dan misi sekolah dalam pencapaiannya diwujudkan melalui proses pembelajaran, sedangkan proses pembelajaran dibanguna diantaranya karena adanya bahan pembelajaran. Oleh karena itu bahan pembelajaran yang disusun harus sesuai dengan visi, misi, karena bahan pembelajaran itu sendiri merupakan sarana materi yang akan disampaikan pada siswa dalam upaya mencapai visi dan misi sekolah.

2) Sesuai dengan kurikulum
Kurikulum yang dimaksud adalah seperangkat program yang harus ditempuh siswa dalam penyelesaian pendidikannya. Paling tidak, secara sempit kurikulum meliputi aspek tujuan/kompetensi, indikator hasil materi, metoda dan penilaian yang digunakan dalam proses pembelajaran. Bahan ajar, dalam hal ini merupakan pengembangan materi pembelajaran hendaknya senantiasa sesuai dengan tujuan/kompetensi, materi dan indikator keberhasilan.

3) Menganut azas ilmiah
Ilmiah yang dimaksud adalah bahan ajar tersebt disusun dan disajikan secara sistematis (terurai dengan baik) metodologis (sesuai dengan kaidah-kaidah penulisan).

4) Sesuai dengan kebutuhan siswa
Bahan ajar merupakan hal yang harus dicerna dan dikuasai siswa. Dengan demikian bahan ajar disusun semata-mata untuk kepentingan siswa. Oleh karena itu, maka bahan ajar yang disusun hendaknya sesuai dengan kebutuhan siswa, yaitu sesuai dengan tingkat berpikir, minat, latar sosial budaya dimana siswa itu berada.

b. Memenuhi kriteria penyajian, yang meliputi:
1) Memiliki tingkat keterbacaan yang tinggi
Bahan pembelajaran yang disusun hendaknya memiliki derajat keterbacaan yang tinggi, dalam arti bahasa yang disajikan menggunakan struktur kalimat dan kosa kata yang baik, bentuk kalimat sesuai tata bahasa, dan isi pesan yang disampaikan melalui huruf, gambar, photo dan ilustrasi lainnya memiliki kebermaknaan yang tinggi.

2) Penyajian format dan fisik bahan pembelajaran yang menarik
Format dan fisik bahan pembelajaran juga harus diperhatikan. Format dan fisik buku ini berkaitan dengan tata letak (layout), penggunaan model dan ukuran huruf, warna, gambar komposisi, kualitas dan ukuran kertas, penjilidan, dsb. Format dan fisik bahan ajar sebenarnya merupakan tanggung jawab penerbit (bila bahan ajar tersebut diterbitkan), tetapi sebaiknya penulis memiliki gagasan bagaimana format dan fisik bahan ajar yang diinginkan.
Baca Lengkap....

Definisi Diktat

1. Pengetian Diktat

Pengertian diktat menurut Kamus besar Indonesia Purwadarminta adalah pegangan yang dibuat guru berupa kutipan bentuk tulisan atau ketikan. Menurut Djuroto adalah buku pelajaran yang termasuk kelompok karangan ilmiah, yang dibuat bukan berdasar hasil penelitian, tetapi materi pelajaran dari suatu ilmu.

Diktat biasanya dibuat oleh dosen, guru atau widyaiswara untuk mata diklat tertentu. Bisa jadi dosen atau guru membuat buku pelajaran atau diktat yang diajarkan. Dalam bagian lain diktat adalah unit terkecil dari suatu mata pelajaran yang dapat berdiri sendiri dan dapat dipergunakan dalam proses belajar mengajar sebagai alat bantu diktat yang disusun secara sistematis dari yang mencakup tujuan dan uraian materi.

2. Prinsip-prinsip membuat diktat
Ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun diktat antara lain prinsip relevansi, konsistensi dan kecukupan. Prinsip relevansi antinya keterkaitan, materi yang ditulis hendaknya relevan dengan pencapaian standar kompetensi yang ingin dicapai. Prinsip konsistensi artinya keajekan, jika kompetensi dasar yang harus dikuasai empat macam maka bahasan yang ada pada diktat juga harus meliputi empat macam.

Prinsip kecukupan artinya materi yang diajarkan hendaknya mencukupi dalam membantu peserta diklat menguasai kompetensi yang akan diajarkan, materi tidak boleh terlalu sedikit dan tidak boleh terlalu banyak, jika terlalu sedikit akan kurang membantu mencapai kompetensi standar, sebaliknya jika terlalu banyak akan membuang buang waktu dan tenaga yang tidak perlu dipelajarinya.

3. Ketentuan membuat diktat

Sampai saat ini belum ada aturan baku tentang pembuatan diktat yang khusus, namun mengingat diktat merupakan bagian kecil dari buku paket maka ketentuan pembuatan diktat hampir sama dengan pembuatan buku paket antara lain:
a. Persyaratan yang berkaitan dengan materi
  • Relevan dengan tujuan
  • Sesuai dengan kemampuan yang akan dicapai
  • Sesuai dengan ilmu pengetahuan yang bersangkutan
  • Sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
  • Sesuai dengan jenjang dan sasaran
  • Isi dan bahan mengacu pada kompetensi

b. Persyaratan dengan penyajian
  • Uraian teratur
  • Saling memperkuat dengan bahan lain
  • Menarik minat dan perhatian
  • Menantang dan merangsang peserta untuk mempelajarinya
  • Mengacu pada aspek kognitif, afektif dan psikomotor
  • Hindari penyajian yang bertele-tele

c. Persyaratan yang berkaitan dengan bahasa
  • Menggunakan bahasa yang benar dan baik
  • Menggunakan kalimat yang sesuai dengan kematangan dan perkembangan peserta
  • Menggunakan istilah, kosakata, simbol yang mempermudah pemahaman
  • Menggunakan kata-kata terjemahan yang dibakukan.

d. Persyaratan yang berkaitan dengan ilustrasi
  • Relevan dengan bahan ajar yang dibuat
  • Tidak menggunakan kesinambungan antar kalimat, antar bagian dan antar paragraf
  • Merupakan bagian terpadu dari bahan ajar
  • Jelas, baik dan merupakan hal-hal esensial yang membantu memperjelas materi

4. Bagian-bagian dari diktat

Diktat sama seperti buku yang terdiri dari tiga bagian yang mencakup:
a. Bagian awal yang berisi
Halaman cover berisi tentang ( judul, pengarang, gambar sampul, lingkup penggunaan, tahun terbit, nama departemen (biasanya digunakan untuk kalangan sendiri). Daftar isi yang memuat judul bab, sub bab, dan nomor halaman. Daftar lain seperti daftar gambar, daftar table, daftar lampiran

b. Bagian isi
Bagian ini berisi pokok-pokok bahasan yang menjadi inti naskah diktat dan memuat uraian penjelasan, proses operasioanal atau langkah-langkah kerja dari setiap bab maupun sub bab. Dengan demikian paragraf merupakan unit terkecil suatu pokok bahasan. Paragraf tersebut harus saling mendukung dan merupakan suatu kesatuan yang koheren. Apabila diperlukan penjelasan dan uraian dilengkapi dengan tabel, bagan, gambar dan ilustrasi lain.

c. Bagian akhir
Pada bagian akhir diktat berisikan: lampiran, bila lampiran lebih dari satu lembar harus diberi nomor urut, glosarium jika ada, kata/istilah yang menghubungkan dengan uraian diktat sehingga memudahkan pemahaman pembaca. Kepustakaan, ada beberapa cara menuliskan kepustakaan, namun demi keseragaman dipilih satu dari sekian cara tersebut dengan ketentuan sebagai berikut:
  • Hendaknya digunakan buku acuan yang relevan
  • Tidak ketinggalan ninimal 5 tahun
  • Disusun denga urutan abjad

5. Sistematikan penulisan diktat

Penulisan diktat hendaknya didahului dengan penyususnan kerangka penulisan. Kerangka penulisan disusun berdasarkan konsep dasar ilmu yang bersangkutan, sesuai dengan tema dan judul yang akan ditulis. Penulis diktat hendaknya berpedoman pada kerangka penulisan yang telah disusun, oleh karena itu kerangka harus lengkap dan rinci untuk mempermudah penulisan, isi naskah terdiri dari bab atau unit, seetiap bab diberi nomor urut dengan angka romawi dan dilengkapi dengan judul bab. Pecahan bab yang disebut sub bab ditulis dengan nomor huruf.

6. Pengetikan naskah diktat

Dalam pengetikan naskah diktat ada beberapa hal yang harus diperhatikan, kertas yang digunakan adalah kertas HVS putih ukuran A4, kwarto atau folio. Bidang pengetikan berjarak 4 Cm dari tepi kiri dan 3 Cm dari tepi atas, 2,5 Cm tepi kanan dan 3 Cm dari bawah. Diktat ditulis dengan computer yang baku dengan jenis huruf time new roman besar huruf 12, spasi 1,5 pengetikan dengan menggunakan rata kanan, Awal alinea diketik pada ketukan ke enam dari batas kiri bidang pengetikan sesudah tanda baca titik, titik dua, titik koma, dan koma hendaknya diberi satu ketikan kosong. Istilah tertentu yang belum lazim ditulis digaris bawahi atau ditulis dengan huruf miring, termasuk kata dalam bahasa inggris.

7. Ilustrasi dan perwajahan

Diktat walaupun dibuat oleh seorang guru, maupun widyaiswara yang pada zaman komputer belum banyak dipergunakan, ilustrasi belum banyak digunakan, tetapi setelah komputer ada, banyak digunakan ilustrasi, ilustrasi biasa ditulis dan diatur sendiri, karena pengeditan dan perancangan wajah sudah ada fasilitasnya dalam hal ilustrasi seorang penulis diktat harus memperhatikan masalah-masalah : (1) format diktat agar enak dibaca, (2) tata letak untuk mempermudah pemahaman isi buku dan mendapatkan kenyamanan membaca, (3) tipografi yang menyangkut nama dan jenis huruf, panjang baris, dan (4) ilustrasi agar sajian visual yang tidak mungkin disampaikan dengan kata dapat disajikan dengan gambar, ilustrasi menarik jika berupa foto yang berwarna.

8. Petunjuk teknis penulisan diktat

a. Hal-hal yang harus diperhatikan
  • Berilah jarak 3 spasi antara table atau gambar dengan teks sebelum dan sesudahnya.
  • Judul table atau gambar diketik pada halaman yang sama dengan table atau gambarnya, penyebutan menggunakan tabel atau gambar.
  • Tepi kanan teks tidak harus rata, oleh karena itu kata pada akhir baris tidak harus dipotong. Jika terpaksa dipotong tanda hubungnya ditulis setelah huruf akhir, tanpa disisipi spasi, bukan diletakkan dibawahnya.
  • Tempatkan nomor halaman di pojok kanan atas pada setiap halamam, kecuali pada halaman pertama setiap bab dan halaman bagian awal.
  • Semua nama pengarang dalam daftar rujukan harus ditulis.
  • Nama awal atau tengah dapat disingkat asalkan dilakukan secara konsisten.

b. Hal yang tidak boleh dilakukan
  • Tidak boleh ada bagian yang kosong pada akhir halaman kecuali jika halaman tersebut merupakan akhir bab.
  • Tidak boleh memotong table atau gambar.
  • Tidak boleh memberi garis vertikal antara kolom pada tabel kecuali terpaksa.
  • Tidak boleh memberi tanda apapaun sebagai tanda berakhirnya suatu bab.
  • Tidak boleh menempatkan sub judul dan identitas tabel pada akhir halaman.
  • Rincian tidak boleh menggunakan tanda hubung (-) tetapi menggunakan billet (*) untuk penulisan yang dilakukan dengan mengunakan komputer.
  • Tidak boleh menambah spasi antar kata dalam suatu baris yang bertujuan meratakan tepi kanan.
  • Daftar rujukan todak boleh diletakkan di kaki halaman atau akhir setiap bab, daftar rujukan hanya dapat ditempatkan setelah bab akhir.
Baca Lengkap....

Definisi Artikel

definisi-artikel

Artikel merupakan karya tulis yang dimuat dalam majalah ilmiah. Majalah ilmiah dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
(1) Majalah yang belum terdaftar secara nasional,
(2) Majalah yang sudah terdaftar di LIPI dan mempunyai ISSN (Internasional Standard Series Number),
(3) Terakreditasi secara nasional dari DIKTi;
(4) Terakreditasi secara internasional.

Artikel yang termuat dalam majalah tersebut semakin tinggi semakin besar angka kreditnya. Atikel bukan sekedar opini, tapi harus didukung oleh data dan atau teori-teori. Olah karena itu bahan tulisan artikel umumnya berasal dari ringkasan penelitian (summery) dan atau makalah.
Baca Lengkap....

Definisi Makalah

Makalah suatu karya tulis yang disusun oleh seseorang atau kelompok utnuk membahas poko bahasan tertentu.

Makalah memiliki karakteritik sebagai berikut:
a. Merupakan hasil kajian litertur atau dan laporan pelaksanaan suatu kegiatan lapangan ;
b. Mendemonstrasikan pemahaman mahasiswa tentang suatu permasalahan teoritik yang dikaji atau menerapkan suatu prosedur, prinsdip atau teori
c. Menunujukkan kemampuan pemahaman terhadao isi dari berbagai sumber yang dipergunakan
d. Kemampuan meramu berbagai sumber informasi dalam satu kesatuan sintetis yang utuh.

Jenis makalah :
1. Makalah biasa (common paper)
2. Makalah posisi ( position paper)

Makalah biasa menunjukkan kemampuan seseorang terhadap permasalahan yang dibahas, makalah ini biasanya deskriptif. Pembuat makalah akan mengemkakan berbagai terri atau aliran atau pandanagan tenetang masalah yang dikaji, tetapi tidaka memihak pada salah satu teori, aliran atau pandangan dan tidak pula berargumentasi tentang pandangan,aliran atau pendapat tersebut. Dalam makalah posisi, penulis menunjukkan posisi teioritiknya dalam suatu kajian. Pada makalah ini penulis tidaka hanya mengemukakan penguasaan suatu teori, tapi juga dipersyaratkan untuk menunjukkan di mana posisinya diantara teori-teori tersebut, edisertai dengan berbagai argumen, alsan dan teori yang mendukungnya. Dalam makalah posisi penulis sudah melakukan evaluasi, analisis dan sintesis.
Baca Lengkap....

Definisi Penelitian

definisi-penelitian
Penelitian adalah suatu kegiatan penyelidikan yang dilakukan menurut metode ilmiah yang sistematis untuk menemukan informasi ilmiah dan atau teknologi yang baru, membuktikan kebenaran atau ketidakbenaran hipotesis sehingga dapat dirumuskan teori dan atau proses gejala dan atau sosial.

Penelitian ilmiah pada dasarnya adalah usaha mencari kebenaran perolehan makna tentang sesuatu yang dikaji. Memahami makna berarti memahami hakikat suatu keberadaan, fakta dan kejadian-kejadian, sebagai suatu kausalitas. Pemahaman bahwa adanya (eksisnya) segala sesuatu pasti ada sebab (asas kausalitas) dan sebab selalu melalui akibat (hukum kausalitas). Pandangan dalam mencari kebenarana pada dasarnya didasari oleh dua faham, yaitu:

(a) Rasionalisme
Dasar paham ini didasari oleh adanya suatu fakta bahwa manusia memiliki akal. Akal (ratio) merupakan sumber pengetahuan, sumber daya nalar dalam memahami segala sesuatu yang di permukaan bumi termasuk kehidupannya. Seringkali kejernihan dan ketajaman akal manusia tidak memerlukan pengalaman inderawi (sensual) tapi bukan merupakan hayalan. Rasional artinya dapat berfikir jernih dan logis, dan dapat dipertanggungjawabkan.
Penalaran yang dipergunakan dalam penarikan kesimpulan adalah deduksi. Deduksi berpangkal dari pendapat umum, teori, hukum, kaidah yang sudah diterima, untuk kemudian diterapkan untuk menganalisis kasus-kasus khusus. Silogisme yaitu penalaran deduksi, mulai dari satu pangkal pendapat (premis mayor), dalil, atau pernyataan yang sudah diakui kebenarannya, diturunkan menjadi menjadi pernyataan kedua (premis minor) yang lebih khusus, dan akhirnya ditarik suatu kesimpulan. Misalnya :
Premis mayor : Manusia akan mati
Premis Minor : Hasan adalah manusia
Kesimpulan : Hasan akan mati

Premis Mayor : Awan hitam tanda akan hujan
Premis Minor : Bandung berawan hitan
Kesimpulan : di Bandung akan hujan

(b) Empirisme
Faham ini beranggapan bahwa pengetahuan dan pengalaman-yang bersifat inderawi sangat penting. Kebenaran berasal dari pengalaman nyata (empiris), hasil observasi, pengamatan, dan eksperimen. Dasar dari faham empiris adalah induktif yaitu berpangkal dari sejumlah fakta, dikaji secara khusus untuk kemudian disusun penjelasan secara umum.

Pendekatan penelitian yang sering dipergunakan dalam dunia keilmuan termasuk pendidikan adalah perpaduan keduanya. Penelitian berawal dari permasalah yang ada di dunia nyata, untuk median dilakukan kajian secara mendalam berlandaskan teori yang sudah disusun dengan menggunakan metode tertentu. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan diinterpretasi, untuk kemudian ditarik suatu kesimpulan untuk mengembangkan, merevisi, dan menemukan teori-teori baru.

Penelitian ada beberapa jenis, antara lain:

(1) Penelitian survai
Ciri has dari penelitian survai adalah informasi atau data dikumpulkan dari responden yang jumlahnya cukup banyak dengan mempergunakan kuesioner (daftar pertanyaan). Data dikumpulkan dari sampel yang dianggap representatif mewakili populasi. Survai biasanya dibedakan dengan jelas dari sensus. Sensus menggali/mengumpulkan data dari seluruh populasi. Dengan alasan keterbatasan waktu, dana dan tenaga, seringkali data diambil dari sebagian populasi, melalui tata cara tertentu, data pun diambil dengan mempergunakan kuesioner sebagai alat pengumul data, cara ini disebut dengan survai. karena data yang terkumpul cukup banyak, maka seringkali diolah dengan mempergunakan metode kuantitatif. Penelitian survai dapat digunakan dengan maksud (1) penjajagan/eksploratif; (2) deskriptif; (3) penjelasan/explanatory/confirmatory yaitu untuk menjelaskan hubungan kausal dan pengujian hipotesa; (4) evaluasi; (5) prediksi atau peramalan.

(2) Action Research atau Tindakan Kelas (PTK)
Tindakan kelas bertujuan untuk melakukan perbaikan dan peningkatan praktik pembelajaran, pengembangan kemampuan keterampilan guru untuk menghadapi permasalahan aktual pembelajaran. Guru banyak mengalami persoalan pembelajaran, baik itu yang berhubungan dengan pemahaman materi, penggunaan metode, media maupun alat evaluasi. Untuk mengatasi persoalan itu guru melakukan tindakan-tindakan secara sistemastis, terarah dalam sebuah proses sehingga ada perubahan dan perbaikan. Usaha yang dilakukan secara sistematik dan terarah tersebut, dengan mengkombinasikan presedur penelitian dan tindakan yang bersifat inkuiri, disusun dalam bentuk laporan.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) termasuk penelitian kualitatif di mana uraiannya bersifat deskriptif dalam bentuk kata-kata, peneliti merupakan instrumen utama dalam pengumpulan data, proses sama pentingnya dengan produk. Perhatian peneliti diarahkan kepada pemahaman bagaimana berlangsungnya suatu kejadian atau efek dari suatu tindakan (Rochiati, 2005).

(3) Eksperimen
Penelitian eksperimen dapat dilakukan di laboratorium, kelas atau lapangan. Dimaksudkan untuk mengetahui hubungan sebab akibat variabel penelitian, karena itu dalam pelaksanaannya memerlukan kejelasan konsep dan variabel yang akan diukur. Penelitian eksperimen sangat sesuai untuk pengujian hipotesis, dan untuk melihat keefektifan suatu perlakuan lebih baik mempergunakan kelompok pembanding (control group). Misalnya bagaimana keefektifan cooperative learning bila dibandingkan dengan individual learning. Dua kelas yang hampir sama kemampuan siswanya (semi eksperimen) dijadi ujicoba, yang satu mempergunakan cooperative learing yang satu individual learning, lalu bandingkan hasil pretest dan postnya, manakah yang lebih baik.

(4) Grounded Research
Tujuan utama dari penelitian grounded research adalah menggali, menemukan teori-teori baru, dengan melakukan wawancara intensif dan mendalam atau berpartisipasi aktif dalam kehidupan masyarakat. Temuan-temuan di lapangan berupa data menjadi sumber teori, karena itu disebut grounded. Data yang diperoleh terus berkembang untuk memverifikasi (menjelaskan) teori-teori temuan. Penelitian ini banyak dilakukan oleh akhli sosial seperti antropologi dan sosiologi. Pendekatan grounded research adalah kualitatif.

(5) Analisis data sekunder
Data sekunder merupakan data yang telah tersedia baik hasil pengumpulan oleh suatu instansi, ataupun perekaman data oleh peneliti sebelumnya. Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi.

Keuntungan dari penelitian data sekunder (a) Murah; (b) Data dapat dikumpulkan/dan didapatkan dengan waktu yang relatif cepat; (c) Dapat belajar dan mengerti kejadian di waktu lampau; (d) Akan dapat meningkatkan pengetahuan melalui replikasi dan menambah jumlah sampel; (e) Dapat memahami perubahan peta pendidikan .

Kelemahan (a) Keakuratan data tidak terjamin, tergantung pada pengolahan dan hasil interpenterpretasi sebelumnya; (b) Data yang tersedia kadang tidak sesuai dengan kebutuhan; (c) Unit pengukuran yang berbeda; (d) Usang (out off date).

Penelitian merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan saling berkaitan antara satu langkah dengan langkah berikutnya. Langkah yang dilakukan oleh peneliti harus runtut dan teratur (sistematis), tidak boleh lompat-lompat. Langkah dalam penelitian sebagai berikut.

1) Sumber masalah, identifikasi dan perumusan masalah
Masalah adalah kesenjangan antara harapan dan kenyataan, antara teori dan fakta. Kesadaran adanya masalah dapat muncul dari membaca, mengamati kenyataan (observasi), dan dorongan dari suatu kebutuhan untuk meningkatkan mutu kehidupan termasuk bidang pendidikan. Latar belakang pengetahuan dan pengalaman seseroang dapat membantu memunculkan pokok-pokok pemikiran untuk memecahkan masalah. Kenyataan dalam masyarakat mengandung berbagai pokok bidang studi, penguasaan disiplin ilmu akan membantu seseorang untuk mengasah kepekaan terhadap suatu masalah yang relevan dengan disiplin bidang ilmu yang dikuasainya. Oleh karena itu pertimbangan mengidentifikasi masalah biasanya berdasarkan pertimbangan (1) latar belakang teori dari suatu disiplin ilmu; (2) realitas sosial; (3) minat pribadi. Bila ketiganya sudah dipadukan, maslah sudah teridentifikasi secara cermat, tepat, relevan, sesuai dengan minat, dan memungkinkan untuk dianalisis, maka masalah dapat drumuskan secara lebih operasional. Perumusan masalah biasanya disusun dalam bentuk:
a. Pertanyaan
b. Disusun dalam bahasa yang jelas dan singkat
c. Jelas cakupannya
d. Memungkinkan untuk dijawab dengan mempergunakan metode atau teknik tertentu

Ada tiga perspektif dalam mengukur suatu kelayakan masalah perlu untuk diteliti oleh seorang peneliti, yaitu :
a). Perspektif Keilmuan : berguna bagi pengembangan teori suatu ilmu
b). Perspektif Metode Keilmuan : mengembangkan metode keilmuan.
c). Perspektif Kepentingan dan Kegunaannya : nilai praktis dari penelitian
d). Perspektif Teknis dan Situasional : mengembangkan cara atau teknik terstentu sesuai dengan situasi yang dihadapi

2) Penelaahan perpustakaan
Penelaahan perpustakaan sangat penting untuk membangun kerangka berfikir. Penelaahan pustaka dapat berupa kutipan teori, berbagai definisi dari variabel, dan temuan penelitian sebelumnya. Kaji pustaka ini berguna berguna untuk :
a). menjawab permasalahan secara teoritis
b). Menemukan variabel pernyebab masalah
c). Mengoperasionalkan variabel penelitian
d). Menyusun jawaban sementara dari masalah (hipotesis)
e). Menemukan metode yang paling tepat untuk menjawab permasalahan

Setelah melakukan kajian pustaka, maka hiotesis atau jawaban sementara disusun. Hipotesis merupakan jawaban yang masih diragukan kebenarannya, karena itu akan dibuktikan dalam penelitian. Namun walapun demikian hipotesis merupakan hasil pemikiran yang matang berdasarkan pada teori dan temuan-temuan penelitian sebelumnya.

Hal yang perlu diperhatikan dalam kaji pustaka adalah:
  • Relevansi buku dengan judul penelitian. Buku-buku yang dibaca hendaknya mendukung untuk pemecahan masalah. Relevant tidak selalu berarti mempunyai judul yang sama dengan judul penelitian. Relevant di sini adalah bahwa buku-buku tersebut mengandung isi yang dapat menunjang teori-teori yang akan ditelaah atau dibangun.
  • Kekinian (off to date) buku hendaknya dicari yang terbaru, kecuali untuk penelitian sejarah.
  • Buku atau hasil penelitian itu dapat memberi arahan pada mengidentifikasi variabel penelitian dan operasionalisasinua, karena itu lacakan hasil penelitian sebelumnya sangat disarankan untuk dibaca dan jadi rujukan.

3) Menyusun rancangan penelitian
Menentukan rancangan penelitian merupakan langkah yang sangat penting, karena akan menentukan bagaimana masalah harus dijawab, melalui metode apa data dikumpulkan, siapa sumber informasi yang dapat digali dan bagaimana data diolah serta dianalisis agar dapat menjawab masalah penelitian.

Ada beberapa jenis metode penelitian :
a) Metoda historis, yaitu metoda penelitian lapangan yang menggunakan data-data masa silam.
b) Metoda deskriptif, yaitu metoda penelitian yang digunakan untuk menggambarkan kondisi dilapangan hal-hal yang sedang terjadi.
c) Metoda eksperimental, yaitu metoda penelitian yang bermaksud mengetahui bagaimana akibat atau keefektifan suatu perlakuan terhadap suatu kasus.

4) Pemilihan dan pengembangan alat pengumpul data
Alat pengumpul data sangat tergantung kepada jenis penelitian. Kuesioner, pedoman wawancara, daftar cek (checklist), kamera, dan berbagai alat pengukuran lainnya merupakan sebagin dari alat penelitian. Dalam penelitian kuantitatif, kuesioner (daftar pertanyaan) dibuat berdasarkan variabel yang terkait dengan permasalah. Dalam penelitian kuantitatif, alat pengumpul data adalah peneliti, kadang-kadang dibantu oleh alat pedoman wawancara. Seringkali kita amembutuhkan alat lait sebagai perekam data seperti tape recorder, kamera, video, berbagai alat di laboratorium, dana alat pengukuran lainnya.

5) Pengumpulan Data
Data merupakan kumpulan dari fakta yang mengandung sejumlah informasi. Berdasarkan sumbernya dapat dibedakan menjadi:
a) Data Primer, data yang diambil langsung dari responden atau target pengamatan. Data diperoleh dari hasil wawancara, angket, kuesioner, tes dan observasi. Responden dipilih berdasarkan kriteria dan tujuan tertentu, dan data yang dikumpulkan telah disesuaikan dengan tujuan pengamatan. Data primer dapat menggali informasi lebih luas, dapat berupa fakta, sikap, motivasi atau prilaku. Pengolahan data pun lebih beragam, dapat mempergunakan metode statistik baik parametrik maupun non parametrik.
b) Data Sekunder, bersumber dari berbagai dokumen yang ada di berbagai instansi, desa, kecamatan, dokumen sekolah dan sebagainya.

Berdasarkan jenisnya data dapat berupa:
(a) Data Nominal merupakan jenis data kualitatif, dan hanya mempunyai satu katagori, sehingga tidak menunjukan tingkatan atau heirarhi. Misalnya data tentang tempat tinggal, jenis kelamin, agama, suku bangsa, status marital, tempat lahir, nama sekolah, mata pencaharian dan sebagainya. Data nominal untuk memudahkan analisis biasanya dijadikan angka yaitu proses yang disebut katagori.
Misalnya :
 Jenis Kelamin
Perempuan dikatagorikan sebagai 1
Laki-laki 2
 Satus marital
Kawin 1
Belum kawin 2
Janda/duda 3
 Alamat rumah dan sekolah
Sama dengan lokasi sekolah 1
Berbeda desa tapi satu kecamatan 2
Berbeda kecamatan satu kabupaten 3
Lintas kabupaten 4
 Agama
Islam 1
Kristen 2
Hindu 3
Budha 4
Lainnya 5

Angka tersebut hanya sebagai simbol atau tanda saja, tidak berjenjang artinya tidak bisa guru laki-laki lebih baik dari perempuan, atau status kawin lebih jelek dari status belum kawin, Suku Jawa lebih baik dari suku Batak, dan seterusnya. Data katagori ini pun tidak dapat dijumlahkan seperti 1 + 2 = 3, dan lainnya. Data nominal hanya bisa dideskripsikan berdasarkan akumulasi frekuensi, misalnya sebagai berikut :
Laki-laki 60 orang
Perempuan 40 orang
Jumlah guru laki-laki lebih banyak dari guru perempuan.

(b) Data Ordinal. Data ordninal termasuk data kualitatif yang jejangnya lebih tinggi dari data nominal. Data ordinal sudah menunjukkan jenjang atau tingkatan, misalnya tingkat pendidikan SD, SMP, SMA, D1, D2, D3, D4, S1, S2 dan S3, persepsinya terhadap profesi guru : sangat senang, senang dan tidak senang. Data tersebut tidak dapat disamakan, dan menunjukkan adaanya tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, namun tetap tidak dapat dijumlahkan seperti halnya katagori.

(3) Data Interval. Data interval termasuk dalam jenis data kuantitatif, berupa angka, dapat bertingkat /berjenjang dan dijumlahkan. Data ini tidak mempunyai titik nol.

(4) Data Ratio. Data ratio merupakan jenis data paling tinggi, karena bersifat angka yang mempunyai titik nol, dan dapat diopersikan secara matematik (dijumlah, dibagi dikuangi dan dikali). Misalnya pendapatan, pengalaman mengajar.

6) Pengolahan dan analisis data. Pengolahan data meliputi editing, pengkodean, dan klasifikasi data. Data kemudian dianalisis secara:
a) Diskriptif: menggambarkan kondisi yang bersifat factual dan actual
b) Korelasional: melihat hubungan antarvariabel. Korelasioal dapat dikembangkan kedalam hubungan kausalitas dan peramalan (forecasting).

Contoh Klasifikasi data
a) Guru terdiri atas status guru, usia, pangkat/golongan, latar belakang pendidikan, lama mengajar, beban tugas mengajar, mengajar di swasta, bidang studi dan sebagainya.
b) Siswa terdiri atas jumlah siswa, jumlah kelas, rombel, kondisi sosial ekonomi, dan sebagainya
c) Tenaga pendidik terdiri atas jumlah kualifikasi, tugas dan kewenangan
d) Sarana dan prasarana : luas sekolah, alokasi ruang sekolah, jumlah kelas, laboratorium, perpustakaan, perlengkapan belajar mengajar, dan sebagainya.

Data diolah dan disajikan dapat berupa:
a) Tabel frekuensi tunggal
b) Korelasional : tabulasi silang
c) Grafik
d) Peta

Langkah selanjutnya adalah interpretasi data. interpretasi artinya menjelaskan atau menaksir data. Dengan demikian, interpretasi data merupakan usaha untuk memaknai, menaksir, menjelaskan hasil olahan data sehingga dapat diambil suatu kesimpulan yang lebih jelas, bermakna dan sesuai dengan tujuan pengambilan data.

Dalam interpretasi data terdapat suatu proses perubahan simbol seperti dari angka ke dalam bentuk kata-kata atau kalimat, tapi tidak merubah makna yang terkandung dalam simbol tersebut. Karena itu, dalam interpretasi harus adanya standarisasi simbol supaya tidak menimbulkan perbedaan penafsiran.

6) Merumuskan kesimpulan dan atau teori
Kesimpulan merupakan ringkasan dari hasil penelitian yang dirumuskan sesuai perumusan masalah. Ada dua gaya penulisan kesimpulan.
a). Gaya “ Problem Numbering”, penulisannya disesuaikan dengan urutan nomer masalah penelitian. Gaya ini sangat memudahkan pembaca untuk mengetahui bagaimana jawaban-jawaban masalah yang telah dirumuskan pada Bab pertama.
b). Gaya “Description Problem”, penulisannya dalam bentuk deskriptif tidak bernasarkan numerik, mengalir sesuai kontek temuan penelitian, walaupun isinya tetap harus smenjawab permasalahan.

Dalam kesimpulan sudah tidak ada lagi hasil-hasil hutungan statistik ataupun tabel-tabel. Kessimpulan harus selalu mengacu pada hasil temuan yang benar-benar telah dibuktikan. Tidak memuat opini atau pendapat tanpa dasar atau di luar konteks permasalah yang telah dirumuskan.
Setelah kesimpulan umumnya diikuti dengan saran. Saran dirumuskan berdasarkan hasil kesimpulan yang telah diperoleh. Saran ditulis secara tegas dan ditujukan kepada berbagai pihak. Saran biasanya ditujukan untuk kepentingan pengembangan ilmu, lembaga di mana penelitian dilakukan, penelitian yang akan dilakukan( peneliti selanjutnya), sebagai tindak lanjut serta pengkajian yang lebih mendalam terhadap faktor-faktor yang belum dianalisis.
Baca Lengkap....

Karya Tulis Ilmiah

A. Pengertian

Karya tulis ilmiah merupakan suatu hasil kerja yang berlandaskan suatu ilmu. Ilmu itu sendiri merupakan kebenaran yang dapat diuji dan dibuktikan secara empiris. Orang yang melakukan kegiatan ilmiah itu sering disebut dengan ilmuwan yaitu orang yang berilmu dengan karakter
  • Berfikir rasional : dapat dibuktikan
  • Bersifat jujur, teliti, dan kritis;
  • Bertindak sistematis : runtut, atau teratur;
  • Terbuka dan tanggap dalam menerima suatu teori, pendapat serta menghargai temuan-temuan orang lain, dia pun terbuka dalam menerima kritik dari orang lain;
  • Memiliki rasa ingin tahu, sehingga mendorong dia untuk terus melakukan kajian tentang suatu kebenaran melalui penelitian;
  • Tidak mudah puas terhadap suatu temuan atau pekerjaan, ini akan mendorong dia untuk terus mencari kebenaran dan sesuatu yang lebih baik;
  • Meyakini dan konsekuen atas netralitas ilmu terhadap nilai atau norma;
  • Berani mengungkapkan suatu kebenaran atau menyampaikan hasil penelitiannya;
  • Berfikir objektif, atau apa adanya, tanpa rekayasa demi kepentingan pribadi atau golongan.
  • Tidak cepat putus asa dalam menghadapi kendala guna mengungkap suatu kebenaran.

Sifat ilmiah tersebut melekat pada setiap ilmuwan dan menjadi dasar dalam berfikir, bersikap dan berprilaku. Hasil dari berfikir ilmiah yang dituangkan dalam bentuk tulisan itulah disebut karya ilmiah Karya tulis ilmiah dihasilkan melalui prosedur yang sistimatis, mematuhi aturan, tata cara atau metode ilmiah.

B. Beberapa Bentuk Kegiatan Ilmiah

Melakukan kegiatan ilmiah merupakan kewajiban bagi ilmuwan, termasuk para guru, karena guru bukan hanya sebagai pengembang teori, pentransformasikan ilmu kepada murid tapi juga praktisi dalam mengaplikasikan ilmu tersebut. Karya ilmiah menurut Keputusan Menteri Pendidikan dan kebudayaan RI No. 025/0/1995 tentang Petunjuk Teknis Ketentuan Pelaksanaan Jabatan Fungsional Guru dan angka Kreditnya, yang termasuk karya tulis ilmiah meliputi:

  1. Penelitian
  2. Makalah
  3. Artikel
  4. Buku pelajaran
  5. Diktat pelajaran
  6. Mengalihbahasakan buku/karya ilmiah yang bermanfaat bagi pendidikan
  7. Menemukan teknologi tepat guna di bidang pendidikan
  8. Membuat alat pelajaran/alat peraga atau alat bimbingan
  9. Menciptakan karya seni
  10. Mengikuti kegiatan pengembangan kurikulum (pembaharuan atau penyempurnaan) baik sebagai ketua ataupun anggota. (Surat Keterangan atau SK pengangkatan)


Untuk penjelasan lebih lengkap dari macam-macam karya tulis ilmiah di atas akan diposting selanjutnya.
Baca Lengkap....

Biografi Armijn Pane

Armijn_Pane
Armijn Pane adalah seorang pengarang, dan juga seorang pendiri majalah Poedjangga Baroe. Ia pun telah banyak memberikan jasa-jasanya dalam perkembangan dunia kesusastraan Indonesia di tahun 1940-an.

Dilahirkan di Muara Sipongi Tapanuli Selatan pada 18 Agustus 1908. Bakat mengarang ini diwarisinya dari ayahnya Sutan Pengurabaan. Dari delapan bersaudara dua orang mewarisi bakat ayahnya yaitu Sanusi Pane dan Armijn Pane.


Pendidikan yang ia lalui dimulai dari HIS di Padang Sidempuan, dan Tanjung Balai, kemudian pindah ke ELS di Sibolga dan Bukittinggi, lalu masuk ke Stovia di Jakarta. Pada tahun 1927 pindah ke NIAS di Surabaya tetapi tidak lama kemudian ia pun keluar. Karena menganggap dirinya lebih cocok di sastra, sehingga akhirnya iapun masuk AMS Yogyakarta dan mengambil jurusan Sastra Klasik Barat.

Karir kewartawanan diawalinya dari wartawan Soeara Oemoem di Surabaya pada tahun 1932, kemudian di mingguan Penindjauan tahub 1934 dan surat kabar Bintang Timoer tahun 1953. Tidak hanya dunia kewartawanan ia geluti, tetapi ia pernah menjadi Pamong Taman Siswa di berbagai kota di Jawa Timur, kemudian menjadi redaktur Balai Pustaka di Jakarta.

Armijn Pane pembawaannya tenang, kalem, dan polos. Dalam mengerjakan sesuatu sangat cermat, teliti dan semuanya ingin serba rapih. Karena sangat hati-hati sehingga persoalan yang betapapun kecilnya, akan menimbulkan keresahan dalam dirinya.

Didalam menciptakan puisi, Armijn Pane pun berbeda dengan teman-temannya. Ia punya pandangan dan gaya tersendiri. Dalam puisinya mengutamakan kesegaran, kedalaman dan kebaruan didalam bahasa yang dipergunakannya didalam bahasa yang dipergunakannya di dalam puisi. Minat Armijn Pane tidak hanya terbatas pada bidang sastra saja, tetapi perhatiannya meliputi pula seni musik, tari, lukis, dan bidang jurnalistik serta dunia kebahasaan dan sejarah. Diluar kegiatannya dibidang sastra, ia pernah berpolemik tentang musik dengan G.J. Resink dan Ali Budiarjo dalam majalah Pujangga Baru tahun 1941. Selain
itu, ia juga pernah menulis buku-buku tentang bahasa Mencari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia”tahun 1950, dan tentang sejarah Jalan Sejarah Dunia”ditahun 1952.

Armijn Pane terakhir muncul dimuka umum pada tanggal 15 Januari 1970, pada kesempatan memberikan ceramah tahunan di ruang Teater Terturtup Taman Ismail Marzuki. Dalam ceramahnya tersebut, ia menuturkan pengalaman bathinnya sebagai pengarang. Ia juga menguraikan tentang sastra keagamaan dalam bahasa Indonesia, dan tentang esai-esainya yang dikaitkan terhadap kehidupan sastra waktu itu dalam keadaan pada masa tersebut, dan ini merupakan esai-esainya yang terkenal.

Armijn Pane merupakan satu sosok yang tegar walaupun ia sering juga mengalami kegelisahan. Pendiriannya yang tegas tidak dapat dirobohkan oleh celaan dan cemohan orang lain. Kini beliau telah tiada, ia menutup mata untuk terakhir kalinya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tanggal 17 Februari 1970 dan dikebumikan di perkuburan karet Jakarta. Ia meninggalkan anak, hanya seorang istri.

Adapun hasil karya Armijn Pane antara lain, Belenggu karyanya ini ditulis pada tahun 1940. Jiwa Berjiwa yang diorbitkan sebagai salah satu nomor khusus Pujangga Baru pada tahun 1939, Gamelan Jiwa tahun 1960. Karya-karya yang berupa drama atau sandiwara adalah Jinak-Jinak Merpati tahun 1953, Lenggang Kencana tahun 1937, Lukisan Masa tahun 1937, dan Ratna tahun 1943 yang merupakan karya saduran dari buku Nora, karya Ibsen. Kisah Antara Manusia tahun 1952 adalah buku kumpulan cerita pendeknya. Kemudian buku pelajaran, Tujuan Hidup (BPII) Sebuah Buku Tinjauan Tentang Sastra Indonesia Modern yang ditulis dalam bahasa Belanda dengan judul Kort Overzicht Van de Modern Indonesiche Literatuur tahun 1949, Membangun Hari Kedua tahun 1956 yang merupakan karya terjemahan dari roman karya Ilya Ehrenburg. Sajak-sajak Muda Mr. Mohammad Yamin tahun 1954, Jalan Sejarah Dunia tahun 1953, Habis Gelap Terbitlah Terang tahun 1953 yang merupakan terjemahan dari surat-suratnya R.A. Kartini yang dibukukan oleh Mr. Abendanon dalam bukunya Van Duisternis to Licht, dan Mencari Sendi-Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia tahun 1950 ini adalah buku pelajaran mengenai bahasa Indonesia.

Di akhir hayatnya Armijn Pane masih sempat menuliskan karyanya yang berupa tiga buah roman yang terbagi atas tiga tahun 35-an dan yang ketiga tentang tahun 69-an. Armijn Pane pernah mendapat penghargaan Anugrah Seni pada tahun 1967 dari pemerintah karena karya-karyanya dan jasa-jasanya dalam bidang sastra terutama dalam bidang Sastra Indonesia Modern.

Wafat :Jakarta, 17 Februari 1970

Karier : Wartawan, Pamong Taman Siswa, Redaktur Pujangga Baru (1933-1938), Redaktur Balai Pustaka (1936), Ketua Bagian Kesusastraan Pusat Kebudayaan (1942-1945), Redaktur majalah Indonesia (1948-1955), Sekretaris BMKN (1950-1955).

Pendidikan : HIS (Padang Sidempuan dan Tanjung Balai), ELS (Sibolga dan
Bukitinggi), STOVIA Jakarta (1923), NIAS Surabaya (192v7), AMS-A Solo (1931).

Penghargaan : Anugrah Seni bidang Sastra Indonesia Modern (1967), Hadiah Tahunan Dari
Pemerintah RI

Karya Tulis :
Lengang Kencana (1937),
Lukisan Masa (1937),
Jiwa berjiwa (1939),
Belenggu (1940),
Ratna (1943),
Tujuan Hidup (BPII) Sebuah Buku Tinjauan Tentang Sastra Indonesia Modern (1949)
Mencari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia (1950),
Jalan Sejarah Dunia (1952),
Kisah Antara Manusia (1952),
Jinak-Jinak Merpati (1953),
Habis Gelap Terbitlah Terang (1953),
Jalan Sejarah Dunia (1953),
Sajak-sajak Muda Mr. Mohammad Yamin (1954),
Membangun Hari Kedua (1956),
Gamelan Jiwa (1960),
Baca Lengkap....

Definisi Karangan

  1. Sifat karangan ilmu pengetahuan

    a. Karangan Ilmiah

    Yang dimaksud karangan ilmiah adalah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta umum dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Dalam bidang pengetahuan baik yang tingkat rendah maupun tinggi, terdapat banyak variasi, namun variasi-variasi itu tidak dapat diklasifikasikan. Karangan ilmiah itu semua ditulis berdasarkan fakta umum, dan dapat dibuktikan benar tidaknya. Karangan ilmiah itu selalu ditulis dalam bahasa kongkret, gaya bahasa formal, kata-katanya teknis dan didukung dengan fakta umum yang dapat dibuktikan benar dan salahnya.

    b. Karangan non-ilmiah

    Yang dimaksud karangan non ilmiah ialah karangan ilmu pengetahuan yang menyajikan fakta pribadi dan ditulis menurut metodologi penulisan yang baik dan benar. Karangan non ilmiah itu pun bervariasi bahan topiknya dan cara penyajiannya, tetapi isinya tidak didukung oleh fakta umum. Bahasanya bisa konkrit atau abstrak, gaya bahasanya bisa formal dan teknis atau formal dan popular.

    Karangan non-ilmiah itu ditulis berdasarkan fakta pribadi, yaitu fakta yang ada pada diri seorang, misalnya fakta yang disimpulkan dari data hasil kuesioner atau data hasil dari wawancara, dan sebagainya. Fakta-fakta itu sifatnya subyektif, berupa sesuatu yang dipikirkan responden atau penyimpul data. Oleh karena itu karangan pengetahuan yang ditulis berdasar kuesioner atau hasil tes lainnya adalah karangan yang bersifat non-ilmiah, walaupun subyeknya ilmu pengetahuan dan metode pengumpulan data direncanakan secara ilmiah.
  2. Bentuk Karangan

    Berdasarkan pada subyeknya atau topik pembicaraannya karya tulis itu dapat berbentuk buku tentang sesuatu ilmu yang juga disebut buku ilmu pengetahuan, atau sebagai makalah (artikel) dan diterbitkan dalam berkala (journal), atau sebagai naskah untuk seminar, atau sebagai laporan, atau sebagai tesis, disertasi dan skripsi.

    Semua karangan, terutama buku ilmu pengetahuan, selain dapat dibagi ke dalam bentuk berdasar pada subyeknya, ialah barang apa yang jidi pokok pembicaraan, dapat pula dibagi ke dalam bentuk berdasar cara-cara penuturannya. Jika karangan itu dibagi ke dalam bentuk berdasarkan cara-cara penuturanya, maka karangan terutama buku dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu:

    a. Karangan asli

    Karangan asli dapat ditulis dengan bahasa ibu atau bahasa lain berdasar fakta yang telah diuji kebenarannya. Cara penuturannya dan gaya bahasanya mencerminkan jiwa dan kepribadian penulisnya. Gagasan atau pendapat-pendapatnya adalah asli, atau sebagian kecil saja diperoleh atau diambil dari acuan. Karangan asli itu tidak ada duanya, dalam hal bentuk dan cara penuturannya, baik sebagian atau keseluruhannya. Jadi karangan asli baik cara penuturan dan gaya bahasanya mencerminkan kepribadian dan jiwa penulisnya, gagasan-gagasan asli, dan tiada duanya baik bentuk maupun cara penuturannya.

    b. Saduran

    Menyadur adalah mengubah suatu karangan dari bahasa yang satu ke bahasa yang lain atau dalam bahasa yang sama. Saduran ini berbeda dari terjemahan. Dalam karangan saduran jelas nampak cara penuturan yang berbeda, bentuk berbeda, gagasan-gagasan sama, kejelasan makna tergantung kemampuan penyadur. Saduran itu berbeda dari karangan aslinya.

    c. Alih Bahasa (terjemahan)

    Sebuah karangan dapat berbentuk suatu alih bahasa, yaitu alih bahasa dari bahasa satu ke dalam bahasa lain. Mengalih bahasakan atau sering disebut menerjemahkan secara langsung, yaitu menurut arti kata demi kata, atau yang sering dikatakan, menerjemahkan kulit atau menerjemahkan bentuk kata, Contoh : “pergi dengan angin” yang mestinya “Hilang tanpa berbekas”. Menerjemahkan secara bebas yaitu tidak terikat pada kata demi kata, tetapi makna atau isi umumnya dialihkan ke bahasa lain dengan cara penuturan bebas

    • Terjemahan kulit, terjemahan kata demi kata, sifatnya dekat dengan aslinya, tetapi maknanya menjadi samara-samar, bentuk buku sama.
    • Terjemahan isi, Penuturan berbeda, bentuk dan gagasan sama, sifatnya dekat dengan aslinya, makna jelas.
    • Terjemahan bebas, makna dialihkan, penuturan berbeda, bentuk dan gagasan-gagasan sama, sifatnya agak jauh dari aslinya, makna jelas, kadang-kadang ada pendapat yang berbeda dari aslinya.
Baca Lengkap....

Biografi Sapardi Djoko Damono

sapardi djoko damono
Prof. Dr. Sapardi Djoko Damono (lahir di Surakarta, 20 Maret 1940; umur 70 tahun) adalah seorang pujangga Indonesia terkemuka. Ia dikenal dari berbagai puisi-puisi yang menggunakan kata-kata sederhana, sehingga beberapa di antaranya sangat populer.

Riwayat hidup
Masa mudanya dihabiskan di Surakarta (lulus SMP Negeri 2 Surakarta tahun 1955 dan SMA Negeri 2 Surakarta tahun 1958). Pada masa ini ia sudah menulis sejumlah karya yang dikirimkan ke majalah-majalah. Kesukaannya menulis ini berkembang saat ia menempuh kuliah di bidang Bahasa Inggris di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. Sejak tahun 1974 ia mengajar di Fakultas Sastra (sekarang Fakultas Ilmu Budaya) Universitas Indonesia, namun kini telah pensiun. Ia pernah menjadi dekan di sana dan juga menjadi guru besar. Pada masa tersebut ia juga menjadi redaktur pada majalah "Horison", "Basis", dan "Kalam".

Sapardi Djoko Damono banyak menerima penghargaan. Pada tahun 1986 SDD mendapatkan anugerah SEA Write Award. Ia juga penerima Penghargaan Achmad Bakrie pada tahun 2003. Ia adalah salah seorang pendiri Yayasan Lontar. Ia menikah dengan Wardiningsih dan dikaruniai seorang putra dan seorang putri.

Karya-karya
Sajak-sajak Sapardi Djoko Damono, begitu ia sering dijuluki, telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, termasuk bahasa daerah. Ia tidak saja menulis puisi, namun juga cerita pendek. Selain itu, ia juga menerjemahkan berbagai karya penulis asing, menulis esei, serta menulis sejumlah kolom/artikel di surat kabar, termasuk kolom sepak bola.

Beberapa puisinya sangat populer dan banyak orang yang mengenalinya, seperti Aku Ingin (sering kali dituliskan bait pertamanya pada undangan perkawinan), Hujan Bulan Juni, Pada Suatu Hari Nanti, Akulah si Telaga, dan Berjalan ke Barat di Waktu Pagi Hari. Kepopuleran puisi-puisi ini sebagian disebabkan musikalisasi terhadapnya. Yang terkenal terutama adalah oleh Reda Gaudiamo dan Tatyana (tergabung dalam duet "Dua Ibu"). Ananda Sukarlan pada tahun 2007 juga melakukan interpretasi atas beberapa karya Sapardi Djoko Damono.

Berikut adalah karya-karya Sapardi Djoko Damono (berupa kumpulan puisi), serta beberapa esei.

Kumpulan Puisi/Prosa
1. "Duka-Mu Abadi", Bandung (1969)
2. "Lelaki Tua dan Laut" (1973; terjemahan karya Ernest Hemingway)
3. "Mata Pisau" (1974)
4. "Sepilihan Sajak George Seferis" (1975; terjemahan karya George Seferis)
5. "Puisi Klasik Cina" (1976; terjemahan)
6. "Lirik Klasik Parsi" (1977; terjemahan)
7. "Dongeng-dongeng Asia untuk Anak-anak" (1982, Pustaka Jaya)
8. "Perahu Kertas" (1983)
9. "Sihir Hujan" (1984; mendapat penghargaan Puisi Putera II di Malaysia)
10. "Water Color Poems" (1986; translated by J.H. McGlynn)
11. "Suddenly the night: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (1988; translated by J.H. McGlynn)
12. "Afrika yang Resah (1988; terjemahan)
13. "Mendorong Jack Kuntikunti: Sepilihan Sajak dari Australia" (1991; antologi sajak Australia, dikerjakan bersama R:F: Brissenden dan David Broks)
14. "Hujan Bulan Juni" (1994)
15. "Black Magic Rain" (translated by Harry G Aveling)
16. "Arloji" (1998)
17. "Ayat-ayat Api" (2000)
18. "Pengarang Telah Mati" (2001; kumpulan cerpen)
19. "Mata Jendela" (2002)
20. "Ada Berita Apa hari ini, Den Sastro?" (2002)
21. "Membunuh Orang Gila" (2003; kumpulan cerpen)
22. "Nona Koelit Koetjing: Antologi cerita pendek Indonesia periode awal (1870an - 1910an)" (2005; salah seorang penyusun)
23. "Mantra Orang Jawa" (2005; puitisasi mantera tradisional Jawa dalam bahasa Indonesia)
24. "Before Dawn: the poetry of Sapardi Djoko Damono" (2005; translated by J.H. McGlynn)
25. "Kolam" (2009; kumpulan puisi)

Selain menerjemahkan beberapa karya Kahlil Gibran dan Jalaluddin Rumi ke dalam bahasa Indonesia, Sapardi juga menulis ulang beberapa teks klasik, seperti Babad Tanah Jawa dan manuskrip I La Galigo.

Musikalisasi Puisi
Musikalisasi puisi karya SDD dimulai pada tahun 1987 ketika beberapa mahasiswanya membantu program Pusat Bahasa, membuat musikalisasi puisi karya beberapa penyair Indonesia, dalam upaya mengapresiasikan sastra kepada siswa SLTA. Saat itulah tercipta musikalisasi Aku Ingin oleh Ags. Arya Dipayana dan Hujan Bulan Juni oleh H. Umar Muslim. Kelak, Aku Ingin diaransemen ulang oleh Dwiki Dharmawan dan menjadi bagian dari "Soundtrack Cinta dalam Sepotong Roti" (1991), dibawakan oleh Ratna Octaviani.

Beberapa tahun kemudian lahirlah album "Hujan Bulan Juni" (1990) yang seluruhnya merupakan musikalisasi dari sajak-sajak Sapardi Djoko Damono. Duet Reda Gaudiamo dan Ari Malibu merupakan salah satu dari sejumlah penyanyi lain, yang adalah mahasiswa Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Album "Hujan Dalam Komposisi" menyusul dirilis pada tahun 1996 dari komunitas yang sama.

Sebagai tindak lanjut atas banyaknya permintaan, album "Gadis Kecil" (2006) diprakarsai oleh duet Dua Ibu, yang terdiri dari Reda Gaudiamo dan Tatyana dirilis, dilanjutkan oleh album "Becoming Dew" (2007) dari duet Reda dan Ari Malibu.

Ananda Sukarlan pada Tahun Baru 2008 juga mengadakan konser kantata "Ars Amatoria" yang berisi interpretasinya atas puisi-puisi SDD serta karya beberapa penyair lain.

Buku
 "Sastra Lisan Indonesia" (1983), ditulis bersama Subagio Sastrowardoyo dan A. Kasim Achmad. Seri Bunga Rampai Sastra ASEAN.
 "Puisi Indonesia Sebelum Kemerdekaan"
 "Dimensi Mistik dalam Islam" (1986), terjemahan karya Annemarie Schimmel "Mystical Dimension of Islam", salah seorang penulis.

Pustaka Firdaus
 "Jejak Realisme dalam Sastra Indonesia" (2004), salah seorang penulis.
 "Sosiologi Sastra: Sebuah Pengantar Ringkas" (1978).
 "Politik ideologi dan sastra hibrida" (1999).
 "Pegangan Penelitian Sastra Bandingan" (2005).
 "Babad Tanah Jawi" (2005; penyunting bersama Sonya Sondakh, terjemahan bahasa Indonesia dari versi bahasa Jawa karya Yasadipura, Balai Pustaka 1939).
Baca Lengkap....

Download Makalah Lengkap

Di bawah ini ada beberapa makalah-makalah yang bisa Anda download secara gratis.

Update: Untuk sementara semua link download tidak aktif dan akan diperbaharui. 
  • MAKALAH JURNALISTIK download DI SINI.
  • MAKALAH PENDIDIKAN PANCASILA download DI SINI.
  • MAKALAH HUBUNGAN ANTARA FILSAFAT DENGAN PENGETAHUAN download DI SINI.
  • MAKALAH FUNGSI JUJUR download DI SINI.
  • MAKALAH FILSAFAT DAN PENGETAHUAN download DI SINI.
  • MAKALAH UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI PENERAPAN TEKNIK SKEMA download DI SINI.
  • MAKALAH TEORI MENULIS (MENULIS LAPORAN PERJALANAN) download DI SINI.
  • MAKALAH ANALISIS DRAMA MALAM JAHANAM KARYA MOTINGGO BOESJE download DI SINI.
  • MAKALAH BELAJAR MENULIS PERMULAAN MELALUI METODE STRUKTURAL ANALITIK SINTETIK PADA KELAS SATU SEKOLAH DASAR download DI SINI.
  • MAKALAH KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MODELLING download DI SINI.
  • MAKALAH PROFESI KEPENDIDIKAN download DI SINI.
  • MAKALAH MENULIS PERMULAAN METODE SAS (STRUKTRAL ANALISIS SINTAKSIS) download DI SINI.
  • MAKALAH MANUSIA SEBAGAI INDIVIDU DAN MAKHLUK SOSIAL download DI SINI.
  • MAKALAH SEJARAH PEMERINTAHAN download DI SINI.
  • MAKALAH TENTANG MALAIKAT download DI SINI.
  • MAKALAH MANUSIA ADALAH MAKHLUK OTONOMI download DI SINI.
  • MAKALAH ADMINISTRASI SEBAGAI SENI download DI SINI.
  • MAKALAH ADMINISTRASI DALAM PERSPEKTIF DALAM FILSAFAT download DI SINI.
  • MAKALAH PERANGKAT KERAS KOMPUTER (HARDWARE) DAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER (SOFTWARE) download DI SINI.
  • MAKALAH TEKTONIK LEMPENG download DI SINI.
  • MAKALAH REAKSI NUKLIR download DI SINI.
Baca Lengkap....

Biografi Soetardji Calzoum Bachri

sutardji calzoum bachri
Presiden Penyair Indonesia

Pria kelahiran 24 Juni 1941 ini digelari 'presiden penyair Indonesia'. Menurut para seniman di Riau, kemampuan Soetardji laksana rajawali di langit, paus di laut yang bergelombang, kucing yang mencabik-cabik dalam dunia sastra Indonesia yang sempat membeku dan membisu setelah Chairil Anwar pergi.

Dia telah meraih sejumlah pengharaan atas karya-karya sastranya. Antara lain Hadiah Sastra ASEAN (1979), Hadiah Seni (1993), Anugerah Sastra Chairil Anwar (1998), serta Anugerah Akademi Jakarta (2007). Dia memiliki gaya tersendiri saat membacakan puisinya, kadang kala jumpalitan di atas panggung, bahkan sambil tiduran dan tengkurap.

Penyair kondang lulusan FISIP Unpad jurusan Administrasi Negara, ini pada ulang tahun ke-67 Sutardji Calzoum Bachri, Selasa (24/6/2008) malam, yang diperingati di Pekanbaru, Riau,
mendapat apresiasi dan kejutan.

Kejutan pertama dari rekan-rekannya di Dewan Kesenian Riau berupa penerbitan kumpulan puisi Atau Ngit Cari Agar dan buku ...Dan, Menghidu Pucuk Mawar Hujan yang berisi kumpulan tulisan mengupas perjalanan sastranya. Atau Ngit Cari Agar adalah kumpulan puisi yang dia buat dalam kurun 1970-an hingga 2000-an. Puisi-puisi itu tak ada dalam buku kumpulan puisinya, Amuk (1977) dan Amuk Kapak (1981). Kejutan tak terduga kedua ialah dari seorang pencinta seni Riau yang tak disebutkan namanya berupa uang Rp 100 juta.

Soetardji tentu berterimakasih atas apresiasi itu, walau dia terlihat biasa saja saat menerima hadiah Rp 100 juta itu. "Sehebat-hebat karya sastra yang dihasilkan seniman tak berarti jika tidak mendapat apresiasi masyarakat," ujarnya berterimakasih. Menurutnya, dia termasuk beruntung karena mendapat apresiasi.

Ketua Dewan Kesenian Riau Eddy Akhmad RM, mengatakan, pihaknya menabalkan Juni sebagai bulan Sutardji. Penabalan ini tak bermaksud mengultuskan Sutardji. Ini, katanya, pengakuan seniman Riau terhadap kemampuannya menjadi rajawali di langit, menjadi paus di laut yang bergelombang, menjadi kucing yang mencabik-cabik dalam dunia sastra Indonesia yang sempat membeku dan membisu setelah Chairil Anwar pergi.

Pendidikan: FISIP Unpad jurusan AdministrasiNegara

Profesi: Redaktur, Penyair

Karya Tulis:
 (1973),
 Amuk (1977),
 Amuk (1979),
 Amuk Kapak (1981)
 Hujan Menulis Ayam

(Kumpulan Cerpen, 2001)
 Isyarat (Kumpulan Esai)

Penghargaan:
 Kumpulan sajak Amuk (1977), memenangkan hadiah puisi DKJ 1976/ 1977
 Hadiah Sastra ASEAN (1979),
 Hadiah Seni (1993),
 Anugerah Sastra Chairil Anwar dan dianggap sebagai pelopor angkatan 70-an (1998)
 Anugerah Akademi Jakarta (2007)
Baca Lengkap....

Jenis-Jenis Menulis

Keterampilan menulis dapat kita klasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil dari produk menulis itu. Klasifikasi keterampilan menulis berdasarkan sudut pandang kedua menghasilkan pembagian produk menulis atau empat kategori, yaitu; karangan narasi, eksposisi, deskripsi, dan argumentasi. Di berikut ini akan dijelaskan satu persatu.

Jenis-Jenis Menulis

1. Eksposisi

Eksposisi biasa juga disebut pemaparan, yakni salah satu bentuk karangan yang berusaha menerangkan, menguraikan atau menganalisis suatu pokok pikiran yang dapat memperluas pengetahuan dan pandangan seseorang. Penulis berusaha memaparkan kejadian atau masalah secara analisis dan terperinci memberikan interpretasi terhadap fakta yang dikemukakan. Dalam tulisan eksposisi, teramat dipentingkan informasi yang akurat dan lengkap. Eksposisi merupakan tulisan yang sering digunakan untuk menyampaikan uraian ilmiah, seperti makalah, skripsi, tesis, desertasi, atau artikel pada surat kabar atau majalah.

Jika hendak menulis bagaimana peraturan bermain sepak bola, cara kerja pesawat, bagaimana membuat tempe, misalnya, maka jenis tulisan eksposisi sangat tepat untuk digunakan. Ekposisi berusaha menjelaskan atau menerangkan.

Parera (1993 : 5) mengemukakan bahwa “Seorang pengarang eksposisi akan mengatakan, Saya akan menceritakan kepada kalian semua kejadian dan peristiwa ini dan menjelaskan agar Anda dapat memahaminya.”

Dari uraian di atas, dapat dipahami bahwa untuk menulis karangan eksposisi maka, penulis harus memiliki pengetahuan memadai tentang objek yang akan digarapnya. Untuk itu, maka seorang penulis harus memperluas pengetahuan dengan berbagai cara seperti membaca referensi yang berkaitan dengan masalah yang dikaji melakukan penelitian, misalnya wawancara, merekam pembicaraan orang, mengedarkan angket, melakukan pengamatan terhadap objek dan sebagainya.

Dikembangkan lagi dengan beberapa pikiran penjelas. Pikiran penjelas tersebut dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa rincian yang diperlukan. Untuk menghasilkan tulisan ekposisi yang baik maka pikiran utama dan pikiran penjelas harus diorganisir dalam bentuk kerangka karangan yang pada umumnya dibagi dalam tiga bagian yaitu, bagian pembuka (pendahuluan) bagian pengembangan (isi), dan bagian penutup yang merupakan penegasan ide. Untuk karangan yang bersifat kompleks, harus diuraikan dalam bentuk sub-bagian yang lebih rinci. Dalam karangan seperti itu. Dapat disusun dalam bentuk bab dan diperinci lagi menjadi sub-sub bab.

Contoh tulisan Eksposisi:
Bertahun-tahun aku mengeluti usaha ini dengan sabar. Sebagai pengusaha kecil yang bermodal kecil. Aku menghadapi berbagai macam tantangan. Persaingan dengan pengusaha-pengusaha lain yang bermodal besar yang sering berjalan tidak sehat hampir-hampir membuat aku putus asa. Tetapi aku telah bertekad tidak akan mundurdalam berusaha. Sedikit demi sedikit perusahaanku memperoleh kemajuan. Salah satu prinsip dalam kemajuan dalam memajukan perausahaanku adalah ” melayani konsumen” aku harus dapat melayani mereka sabaik-baiknya. Mutu produksi selalu kujaga benar. Harga tetap aku kuusahakan agar tidak melebihi harga produksi serupadari perusahaan lain. Sekarang, alhamdulillah perusahaanku sudah masuk dalam kelompok usaha menengah, aku tidak mengalami kesulitan modal lagi. Pemasaran hasil produksi bisa lancar. Tantangan – tantangan bukanlah tidak ada. Selama perususahaan masih berjalan, selama itu pula tantangan perusahaan pasti ada. Tantangan itu bisa muncul dari dalam perusahaan itu sendiri, maupun dari luar. Tetapi aku yakin, kalau dalam perusahaan menjadi seperti sekarang ini, tentu dalam masa sekarang ini aku akan dapat menghadapi tantangan-tantangan itu dengan baik. Bagiku tantangan itu merupakan hak yang menarik untuk diselesaikan, bukan sesuatu yang mesti aku takuti. Aku yakin kita berusaha dengan sungguh-sungguh dengan jalan yang benar, tentu Tuhan akan membukakan pintu keberhasilan bagi kita.

2. Deskripsi

Deskrisi adalah pemaparan atau penggambaran dengan kata-kata suatu benda, tempat, suasana atau keadaan. Seorang penulis deskripsi mengharapkan pembacanya, melalui tulisannya, dapat ‘ melihat’ apa yang dilihatnya, dapat ‘mendengar’ apa yang didengarnya, ‘merasakan’ apa yang dirasakanya, serta sampai kepada ‘kesimpulan’ yang sama dengannnya. Dari sini dapat disimpulkan bahwa deskripsi merupakan hasil dari obesrvasi melalui panca indera, yang disampaikan dengan kata-kata (Marahimin. 1993.46)

Contoh Deskripsi:
Kuamati penampilanku sendiri pada cermin besar itu. Tampak di seberang kaca, seorang pemuda berwajah kasar.,sepasang mata menyala-nyala, bergairah, tapi dalam lingkungan roman muka yang ... ya, siapa pun tidak perlu berkhayal terlalu jauh untuk mampu menemukan persamaannya dengan moncong seekor anjing Buldog. Tidak itu saja, tubuh yang kukuh kekar, pendek berotot, lengan dengan bisep bak paha pemain sepak bola, dada bidang menambah-nambah imajinasi orang yang melihatnya, bahwa aku ini tak ubahnya seperti seekor anjing Buldog saja.

3. Narasi (kisahan)

Narasi atau kisahan merupakan corak tulisan yang bertujuan menceritakan rangkaian peristiwa atau pengalaman manusia berdasarkan perkembangan dari waktu ke waktu. Paragraf narasi itu dimaksudkan untuk memberi tahu pembaca atau pendengar tentang apa yang telah diketahui atau apa yang dialami oleh penulisnya. Narasi lebih menekankan pada dimensi waktu dan adanya konflik (Pusat Bahasa. 2003.46).

Contoh:
Sore itu kami pergi ke rumah Puspa. Sopir kusuruh memakirkan mobil. Kemudian, kami memasuki gang kecil. Beberapa waktu kemudian, kami sampai di sebuah rumah yangh sederhana seperti rumah-rumah di sekitarnya. Rumah-rumah itu tanpak tidak semewah rumah-rumah gedung yang terletak di pinggir jalan. Pintu rumah yang sederhana itu terbuka pelan. Seorang gadis berlari dan memelukku. Gadis itu tiba-tiba pinsan dan terkulai lemas dalam pelukanku (Pusat Bahasa .2003. 47).


4. Argumentasi

Argumentasi merupakan corak tulisan yang bertujuan membuktikan pendapat penulis meyakinkan atau mempengaruhi pembaca agar amenerima pendapanya. Argumentasi berusaha meyakinkan pembaca. Cara menyakinkan pembaca itu dapat dilakukan dengan jalan menyajikan data, bukti, atau hasil-hasil penalaran (Pusat Bahasa. 2001. 45).

Contoh:
Kedisiplinan lalu lintas masayarakat di Jakarta cenderung menurun. Hal ini terbukti pada bertambahnaya jumlah pelanggarannya yang tercatat di kepolisian. Selain itu, jumlah korban yang meninggal akibat kecelakaan pun juga semakin meningkat. Oleh karena itu, kesadaran mesyarakat tentang kedisplinan berlalu lintas perlu ditingkatkan (Pusat Bahasa. 2003. 45).

5. Persuasi

Persuasi adalah karangan yang berisi paparan berdaya-ajuk, ataupun berdaya himbau yang dapat membangkitkan ketergiuran pembaca untuk meyakini dan menuruti himbauan implisit maupun eksplisit yang dilontarkan oleh penulis. Dengan kata lain, persuasi berurusan dengan masalah mempengaruhi orang lain lewat bahasa.
Baca Lengkap....

Pembelajaran Sastra

A. Pengertian Sastra

Kata sastra pada awalnya sebenarnya adalah kesusastraan, akan tetapi orang lebih suka menggunakan istilah sastra. Kata kesusastraan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu susastra dengan memperoleh iombuhan ke-an. Kata su berarti baik atau indah, dan kata sastra berarti tulisan atau karangan. Jadi, kesusastraan adalah semua tulisan atau karangan yang indah dan baik, semua tulisan atau karangan yang mengandung nilai-nilai kebaikan yang ditulis dengan bahasa yang indah.

B. Fungsi Sastra

Fungsi sastra bagi hidup dan kehidupan manusia adalah:
  1. Fungsi reaktif, yaitu fungsi atau manfaat memberikan rasa senang, gembira, dan menghibur.
  2. Fungsi didaktif, yaitu fungsi atau manfaat mengarahkan dan mendidik pembaca karena mengandung nilai-nilai moral.
  3. Fungsi estetika, yaitu fungsi atau manfaat yang dapat memberikan keindahan bagi pembaca karena bahasanya yang indah.
  4. Fungsi moralitas, yaitu fungsi atau manfaat yang dapat membedakan moral yang baik dan tidak baik bagi pembacanya karena sastra yang baik selalu mengandung nilai-nilai moral yang tinggi.
  5. Fungsi religiusitas, yaitu fungsi atau manfaat yang mengandung ajaran-ajaran agama yang harus diteladani oleh pembaca.

C. Pelaksanaan Pembelajaran Sastra

Sastra tidak bisa dikelompokkan ke dalam aspek ketrampilan berbahasa karena bukan merupakan bidang yang sejenis. Walaupun demikian, pembelajaran sastra dilaksanakan secara terintegrasi dengan pembelajaran bahasa baik dengan ketrampilan menulis, membaca, menyimak, maupun berbicara. Dalam praktiknya, pengajaran sastra berupa pengembangan kemampuan menulis sastra, membaca sastra, menyimak sastra, dan berbicara sastra.

Berdasarkan hal di atas, pembelajaran sastra mencakup hal-hal berikut:
  1. Menulis sastra: menulis puisi, menulis cerpen, menulis novel, menulis drama.
  2. Membaca sastra: membaca karya sastra dan memahami maknanya, baik terhadap karya sastra yang berbentuk puisi, prosa, maupun naskah drama.
  3. Menyimak sastra: mendengarkan dan merefleksikan pembacaan puisi, dongeng, cerpen, novel, pementasan drama.
  4. Berbicara sastra: berbalas pantun, deklamasi, mendongeng, bermain peran berdasarkan naskah, menceritakan kembali isi karya sastra, menanggapi secara lisan pementasan karya sastra.

E. Sasaran Pembelajaran Sastra

1. Pembelajaran menulis sastra

Penulisan sastra membutuhkan penghayatan terhadap pengalaman yang ingin diekspresikan, penguasaan teknik penulisan sastra, dan memiliki wawasan yang luas mengenai estetika. Tujuan pembelajaran menulis sastra adalah:
  • agar siswa menguasai teori penulisan sastra yang berkaitan dengan unsur-unsur dan kaidah-kaidah dalam penulisan sastra, teknik penulisan sastra, dan estetika.
  • agar siswa terampil menulis sastra.

2. Pembelajaran membaca sastra

Salah satu syarat untuk dapat memahami karya sastra dan membaca sastra dengan baik adalah mempunyai pengetahuan yang baik tentang sastra. Sasaran pembelajaran membaca sastra adalah pengembangan kompetensi yang berkaitan dengan hakikat membaca, hakikat sastra dan membaca sastra, teknnik memahami dan mengomentari karya sastra.

3. Pembelajaran menyimak sastra

Sasaran pembelajaran menyimak sastra adalah pengembangan kemampuan mendengarkan, memahami, dan menanggapi berbagai ragam wacana lisan. Sasaran lain adalah pengembangan kemampuan siswa dalam memahami pikiran, perasaan, dan imajinasi yang terkandung dalam karya sastra yang dilisankan.

4. Pembelajaran berbicara sastra

Kemampuan berbicara sastra merupakan kemampuan melisankan karya sastra yang berupa menuturkan, membawakan, dan membacakan karya sastra. Kemampuan tersebut merupakan salah satu indicator dari subkompetensi “menguasai ekspresi sastra dalam berbagai jenisdan bentuk”.
Baca Lengkap....

Cara terbaru Mengganti Icon Blog Address Bar

Untuk postingan kali ini, saya akan menjelaskan memberikan tips Cara terbaru Mengganti Icon Blog Address Bar. Mungkin sudah banyak yang membahas tentang ini, tapi tidak ada salahnya jika saya buat postingan ini sekedar berbagi kepada yang belum tahu. Oke, kita langsung saja ke langkah-langkahnya.

Ikuti langkah-langkah berikut:
  1. Siapkan gambar berformat apa saja (gif, jpg, ico, dll) dengan ukuran 24x42 pixel atau 32x32 pixel yang jelasnya harus berukuran kotak.
  2. Login ke http://draft.blogger.com Anda atau klik di sini!
  3. Centang box tulisan "Make Blogger in Draft my deafult".
  4. Lihat menu di sebelah kiri, lalu pilih Layout. (Lihat gambar di bawah).
  5. Tunggu sampai muncul gambar seperti di bawah ini:
  6. Klik Favicon dan upload gambar yang telah Anda buat.
  7. Terakhir klik Save Arragerement.

Sekian tips Cara terbaru Mengganti Icon Blog Address Bar. Semoga bermanfaat!
Baca Lengkap....

Facebook Untuk Bayi dan Balita

Pembuat Facebook, Mark Zuckerberg, kembali melontarkan komentar yang kontroversial terkait layanan di jejaring sosial. Tahun lalu, ia menyebut privasi tak lagi terlalu penting. Kali ini, ia mengusulkan dihapuskannya pembatasan umur bagi pengguna Facebook. Artinya, bayi yang masih merah pun boleh membuat akun di Facebook.

Sebagaimana diketahui, umur minimal pegguna Facebook adalah 13 tahun. Namun, dari sebuah penelitian yang dirilis beberapa waktu yang lalu, terdapat 7,5 juta pengguna Facebook yang berada di bawah 13 tahun, umumnya 11 tahun. Tetapi, tentu hal ini tidak bisa dijadikan alasan untuk membuka keran bagi mereka yang berada di bawah usia 13 tahun tersebut. Anak-anak tentu belum bisa melindungi diri mereka dari berbagai hal yang menyangkut dunia orang dewasa yang mampir ke halaman Facebook-nya.

Mark Zuckerberg menyatakan idenya tersebut dalam sebuah kesempatan berpidato di California beberapa hari yang lalu. Menurutnya, ia memiliki filosofi bahwa untuk pendidikan diperlukan waktu memulai yang sangat muda. Oleh karena pembatasan itu membuat anak-anak di bawah usia 13 tahun tersebut belum bisa memulai hal tersebut. Dengan membiarkan mereka menggunakan Facebook, kita bisa melihat apa yang akan mereka kerjakan. Mark juga berjanji untuk membuat anak-anak aman di Facebook.

Tentu saja ada yang janggal dari alasan Mark Zuckerberg ini. Pertama, soal pendidikan. Tentu tidak bisa dianggap bahwa menggunakan Facebook sedari anak-anak dianggap sebagai sebuah pendidikan. Mengapa? Sebab, Facebook bukanlah ruang pendidikan. Facebook adalah media di mana lalu lintas informasi melalui update status, foto, bahkan video sangat tinggi. Sebagian besar dari informasi yang mengalir di Facebook ini adalah konsumsi orang dewasa, bukan anak-anak.

Kedua, soal keamanan. Sudah tidak perlu dipertanyakan lagi, keamanan akun pengguna Facebook sangat rendah. Privasi pengguna di Facebook sangat rendah, hampir-hampir tidak ada karena kebijakan privasi yang sangat longgar yang disebabkan oleh ketentuan privasi Facebook yang berbelit dan sangat panjang. Sebagian pengguna Facebook tentu sudah sangat akrab dengan spam, scam, dan berbagai URL yang mengarah kepada konten dewasa. Tentu akan sangat membahayakan jika anak-anak dibiarkan untuk melihat semua hal ini.

Masih terkait dengan soal keamanan, di Facebook tidak ada satu pun jaminan yang mengatakan bahwa semua pengguna Facebook akan berlaku baik. Artinya, terbuka sekali kemungkinan para penjahat, terutama predator anak-anak, untuk bisa mencari mangsa dengan diperbolehkannya anak-anak membuat akun di Facebook.

Ketiga, adanya peraturan yang melarang pengumpulan informasi dari anak-anak di bawah usia 13 tahun, yaitu Children’s Online Privacy Protection Act (COPPA), yang ditandatangani menjadi undang-undang pada 21 Oktober 1998 dan dimodifikasi efektif pada 21 April 2000. Aturan ini berlaku untuk situs web komersial dan layanan online yang diarahkan untuk anak di bawah 13 tahun yang mengumpulkan informasi pribadi dari anak-anak. COPPA melarang tindakan tidak adil atau menipu atau praktik sehubungan dengan pengumpulan, penggunaan, atau pengungkapan informasi pribadi dari dan tentang anak-anak di internet.

Dengan tiga alasan di atas, cukup jelas bahwa ide penghapusan batasan umur pengguna Facebook ini merupakan ide yang cukup gila dari Mark Zuckerberg. Situs zdnet.com menyebut ide ini sebagai ide paling buruk dari orang sekaliber Mark Zuckerberg. Meskipun Facebook telah cukup berusaha memperbaiki keamanannya, hal ini bukanlah jaminan dan alasan untuk melegalkan penghapusan batasan umur pengguna Facebook.

Terkait dengan anak-anak atau remaja yang berumur lebih dari 13 tahun pun, orangtua tetap diimbau untuk memerhatikan keterlibatan anak di dalam Facebook. Hal ini karena, sekali lagi, Facebook menolong penggunanya untuk terkoneksi dengan teman mereka yang online, tetapi belum tentu semua yang online adalah teman dari pengguna. Untuk memonitor keterlibatan anak di Facebook, orangtua disarankan untuk melakukan langkah berikut ini.

1. Monitor akun Facebook anak

Orangtua harus terlibat dalam jalinan pertemanan anak. Ini penting agar bisa mengetahui apa yang dilakukan anak di Facebook. Kalau tidak bisa, misalnya untuk anak remaja SMA, awasilah mereka dari teman mereka. Hal ini dilakukan oleh 18 persen orangtua dalam sebuah survei tentang pengguna Facebook usia antara 13-17 tahun. Orangtua jangan berusaha membuat akun Facebook dengan memalsukan umur anak. Kalau anak telah membuat akun Facebok tanpa sepengetahuan, hapuslah akun tersebut atau mintalah Facebook untuk menghapusnya dengan mengisi laporan "Report an Underage Child" yang disediakan oleh Facebook.

2. Manfaatkan kontrol privasi

Sekitar satu dari lima pengguna dewasa aktif Facebook mengatakan, mereka tidak menggunakan kontrol privasi yang disediakan Facebook. Hal ini membuat mereka lebih rentan terhadap ancaman. Kontrol privasi Facebook tidak dapat mencegah setiap pelanggaran, tetapi mereka cukup membantu dalam kadar tertentu. Orangtua harus mengatur kontrol privasi anak terhadap apa saja yang bisa dilihat oleh semua pengguna Facebook. Misalnya, foto siapa saja yang bisa melihat dan siapa saja yang bisa mengirim pesan.

3. Matikan Instant Personalization

Facebook telah menambahkan beberapa situs ke fitur Instant Personalization, yang secara otomatis akan memperoleh informasi mengenai karakteristik pengguna Facebook. Saya sangat menyarankan fitur ini untuk dimatikan agar profil pengguna Facebook tidak dimanfaatkan oleh pihak ketiga untuk kepentingan iklan dan lainnya.

Bagi orangtua, penting untuk mengetahui aktivitas anak di Facebook agar terhindar dari masalah yang timbul di kemudian hari, seperti penculikan anak dan lainnya. Facebook memang bermanfaat, tetapi hanya pada batas-batas tertentu. Akan lebih baik mencegah daripada tertimpa bencana.

Sumber: http://tekno.kompas.com/read/2011/05/23/2030098/Batasan.Umur.Pengguna.Facebook.Akan.Dihapus
Baca Lengkap....

Kiat Menghapus Akun Facebook

Kemarin ada yang bertanya ke saya. "Gimana caranya menghapus akun facebook?" Nah, bagi Anda yang ingin menghapus akun FB karena merasa sudah bosan dengan Facebook. Berikut ini akan saya bagikan cara menghapus akun Facebook Anda. Silahkan ikuti langkah-langkahnya:

  1. Masuk dulu ke akun Facebook Anda.
  2. Buka tab baru (tekan CTRL + T) dan copy paste link berikut:
    http://www.facebook.com/help/contact.php?show_form=delete_account
  3. Anda akan dibawa ke halaman seperti gambar di bawah. Klik KIRIM.

  4. Selesai. Anda tinggal menunggu sampai admin Facebook menghapus akun Anda.

Penting: Jangan membuka akun Facebook Anda sebelum dua minggu. Jika Anda membuka sebelum dua minggu, artinya akun Facebook Anda akan aktif kembali.

Sekian, semoga bermanfaat. Selamat mencoba!!!
Baca Lengkap....

11 Golongan yang Selalu Didoakan oleh Malaikat

  1. Orang yang tidur dalam keadaan suci.
    Rasulullah Saw bersabda, “Siapa yang tidur dalam keadaan suci, malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa: “Ya Allah, ampunilah hamba-Mu itu kerana tidur dalam keadaan suci.”
  2. Orang yang sedang duduk menunggu waktu shalat.
    Rasulullah Saw bersabda: “Tidaklah salah seorang antara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya: ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia.’”
  3. Orang yang berada di shaf depan shalat berjamaah.
    Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat atas (orang) yang berada pada shaf depan.”
  4. Orang yang menyambung shaf pada shalat berjamaah.
    Rasulullah Saw bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bersalawat kepada orang yang menyambung shaf.”
  5. Orang yang mengucapkan “amin” ketika seorang imam selesai membaca surat Al-Fatihah.
    Para malaikat mengucapkan “amin” ketika seorang imam selesai membaca surat Al-Fatihah. Rasulullah Saw bersabda: “Jika seorang imam membaca Al-Fatihah hingga selesai, ucapkanlah olehmu “aamiin” karena barang siapa yang ucapannya itu bersamaan dengan ucapan malaikat, maka akan diampuni dosanya yang lalu.”
  6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat.
    Rasulullah Saw bersabda: ”Para malaikat akan selalu bersalawat kepada salah seorang di antara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat, di mana ia melakukan shalat.”
  7. Orang yang melakukan shalat Subuh dan Ashar secara berjamaah.
    Rasulullah Saw bersabda: “Para malaikat berkumpul pada saat shalat Subuh lalu malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga Subuh) naik (ke langit) dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat Asar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat Asar) naik (ke langit), sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal lalu Allah bertanya kepada mereka: “Bagaimana kalian meninggalkan hamba-Ku?” Mereka menjawab: ”Kami datang saat mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka saat mereka sedang melakukan shalat, ampunilah mereka pada hari kiamat.”
  8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan.
    Rasulullah S.a.w bersabda: “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Di kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, malaikat itu akan berkata “aamiin dan engkau pun mendapatkan apa yang ia dapatkan.”
  9. Orang yang berinfak.
    Rasulullah S.a.w bersabda: ”Tidak satu hari pun di mana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali dua malaikat turun kepadanya, satu antara kedua-duanya berkata: “Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak…”
  10. Orang yang sedang makan sahur.
    Rasulullah S.a.w bersabda: “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bersalawat kepada orang yang sedang makan sahur.”
  11. Orang yang menjenguk orang sakit.
    Rasulullah S.a.w bersabda: “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bersalawat kepadanya di waktu siang hingga petang dan di waktu malam hingga subuh.

Semoga kita termasuk ke dalam golongan orang-orang yang selalu didoakan oleh malaikat. Amin!
Baca Lengkap....